Laporan Praktikum ke-7 Hari/tanggal
: Kamis/30 Maret 2017
Biokimia Nutrisi Tempat
Praktikum : Laboratorium Terpadu
Asisten: Afdola R Nasution
HUBUNGAN SERAPAN DENGAN KADAR ZAT DALAM
LARUTAN
Irvan Triansyah
D24160115
Kelompok 3
DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI
PAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2017
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Spektrofotometer adalah alat yang dipakai untuk mengukur atau menganalisa
panjang gelombang cahaya dengan akurat yaitu dengan menggunakan kisi difraksi,
atau prisma untuk memisahkan panjang gelombang cahaya yang berbeda (Yulianto
dan Hatta 2011). Spektrofotometer adalah alat yang terdiri dari spektrometer dan fotometer.
Spektrometer menghasilkan sinar dengan spektrum dengan panjang gelombang
tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan
atau yang diabsorbsi. Prinsip kerja alat spektrofotometer adalah dengan sampel
menyerap radiasi (pemancar) elektromagnetis yang pada panjang gelombang tertentu
dapat terlihat. Larutan tembaga (Cu) misalnya berwarna biru karena larutan
tersebut menyerap warna komplementer, yaitu kuning. Semakin banyak molekul
tembaga per satuan volume, semakin banyak pula cahaya kuning yang diserap, dan
semakin tua warna biru larutannya (Ramadhani et al. 2013).
Jenis-jenis spektrofotometer
berdasarkan sumber yang digunakan yaitu yang pertama Spektroskopi Visible
(Cahaya tampak), spektroskopi ini yang digunakan sebagai sumber sinar atau energi
adalah cahaya tampak (visible). Cahaya visible termasuk spektrum
elektromagnetik yang dapat ditangkap oleh mata manusia. Panjang gelombang sinar
tampak adalah 380 - 750 nm. Kedua yaitu Spektroskopi UV (Ultraviolet), spektroskopi
UV berdasarkan interaksi dengan sinar UV. Sinar UV memiliki panjang gelombang
190-380 nm. Karena sinar UV tidak dapat dideteksi oleh mata kita, maka senyawa
yang dapat menyerap sinar ini terkadang merupakan senyawa yang tidak memiliki
warna, bening, dan transparan. Sehingga sampel keruh harus dibuat jernih dengan
filtrasi atau sentrifugasi. Prinsip dasar pada spektroskopi adalah sampel harus
jernih dan larut sempurna, tidak ada partikel koloid apalagi suspensi. Ketiga
yaitu Spektroskopi UV-VIS (Ultraviolet-Visible) Spektroskopi ini merupakan
gabungan antara spektroskopi UV dan Visible. Spektroskopi UV-VIS menggunakan
dua buah sumber cahaya berbeda, sumber cahaya UV dan sumber cahaya visible.
Meskipun untuk alat yang lebih canggih sudah menggunakan hanya satu sumber
sinar sebagai sumber UV dan Vis, yaitu photodiode yang dilengkapi dengan
monokromator. Keempat yaitu Spektroskopi IR (Infra Red) dari namanya sudah bisa
dimengerti bahwa spektroskopi ini berdasar pada penyerapan panjang gelombang
infra merah. Cahaya infra merah terbagi menjadi infra merah dekat, pertengahan,
dan jauh. Infra merah pada spektroskopi adalah infra merah jauh dan pertengahan
yang mempunyai panjang gelombang 2.51000 µm (Yulianto dan Hatta 2011).
Spektrofotomer adalah suatu
instrument untuk mengukur transmitans atau absorban suatu sampel sebagai fungsi
panjang gelombang dan pengukuran terhadap sederetan sampel pada suatu panjang
gelombang tertentu. Salah satu prinsip kerja spektrofotometer didasarkan pada
fenomena penyerapan sinar oleh spesi kimia tertentu di daerah ultra violet dan
sinar tampak (Sundari 2015). Fungsi spektrofotometer yang luas ini didasari
pada prinsip pengukuran sinyal yang dihasilkan dari interaksi antara radiasi
dan materi. Sinyal-sinyal ini dihasilkan oleh 5 komponen instrumen, yaitu
sumber sinar, pengolah sinyal, kompartemen sampel, detektor, dan pemroses data.
Perkembangan teknologi elektronik yang terjadi saat ini membuat
komponenkomponen tersebut dapat diperoleh dengan mudah dan cukup murah. Hal
tersebut memungkinkan untuk mengembangkan spektrofotometer alternatif dari
spektrofotometer yang sudah tersedia secara komersial. Beberapa penelitian
telah mencoba mengembangkan spektrofotometer menggunakan komponen yang
sederhana, murah, dan mudah didapat. Penelitian sejauh ini telah mengembangkan
spektrofotometer menggunakan lampu light emitting diode (LED) merah dan hijau dan
lampu LED putih sebagai sumber sinar. Selain itu, Mulyati telah menggunakan
detektor chargecouple device (CCD) untuk menentukan beberapa unsur dengan
spektrometer emisi nyala. Detektor CCD berupa web camera dan kamera digital
digunakan untuk menangkap spektrum warna menggunakan spektrofotometer sinar
tampak (Mulyati 2014).
Hukum Lambert-Beer
menyatakan hubungan linieritas antara absorban dengan konsentrasi larutan
analit dan berbanding terbalik dengan transmitan. Nilai absorbansi larutan akan bervariasi berdasarkan konsentrasi atau
ukuran wadah. Absorptivitas molar diperoleh dari pembagian absorbansi dengan
konsentrasi dan panjang larutan yang dilalui sinar. Untuk mengetahui apakah
suatu unsur memenuhi Hukum Beer atau tidak maka perlu ditentukan grafik kalibrasi
absorbansi vs konsentrasi. Hukum Beer hanya dapat dipenuhi jika dalam range (cakupan) konsentrasi hasil
kalibrasi berupa garis lurus, jadi kita hanya bekerja pada linear range. Seringkali
sampel yang dianalisa akan memiliki absorbansi yang lebih tinggi dari pada
larutan standar. Jika kita berasumsi bahwa kalibrasi tetap linier pada
konsentrasi yang lebih tinggi (Wardani 2012).
Nilai absorbansi
dari cahaya yang dilewatkan akan sebanding dengan
konsentrasi larutan didalam kuvet. Spektrofotometer sendiri memiliki fungsi
mengukur transmitans atau absorban suatu contoh yang dinyatakan dalam fungsi
panjang gelombang. Prinsip kerja spektrofotometer adalah bila cahaya (monokromatik
maupun campuran) jatuh pada suatu medium homogen, sebagian
dari sinar masuk akan dipantulkan, sebagian di serap dalam medium
itu, dan sisanya diteruskan. Nilai yang keluar dari cahaya yangditeruskan
dinyatakan dalam nilai absorbansi karena memiliki hubungan dengan
konsentrasi sampel. Studi spektrofotometri dianggap sebagai perluasan
suatu pemeriksaan visual yang lebih
mendalam dari absorbsienergi. Hukum Beer menyatakan absorbansi cahaya berbanding lurus dengan
dengan konsentrasi dan ketebalan bahan atau
medium (Miller 2000).
Tujuan
Praktikum ini bertujuan membuktikan
hukum Beer-lambergh. Menentukan panjang gelombang dengan serapan maksimum
dengan menggunakan alat spektrofotometer visible single beam.
TINJAUAN PUSTAKA
Spektrofotometer
Spektrofotometer adalah alat yang dipakai untuk mengukur atau
menganalisa panjang gelombang cahaya dengan akurat yaitu dengan menggunakan
kisi difraksi, atau prisma untuk memisahkan panjang gelombang cahaya yang
berbeda (Yulianto dan Hatta 2011). Spektrofotometer adalah alat
yang terdiri dari spektrometer dan fotometer. Spektrometer menghasilkan sinar
dengan spektrum dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat
pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau yang diabsorpsi. Prinsip
kerja alat spektrofotometer adalah dengan sampel menyerap radiasi (pemancar)
elektromagnetis yang pada panjang gelombang tertentu dapat terlihat. Larutan
tembaga (Cu) misalnya berwarna biru karena larutan tersebut menyerap warna
komplementer, yaitu kuning. Semakin banyak molekul tembaga per satuan volume,
semakin banyak pula cahaya kuning yang diserap, dan semakin tua warna biru
larutannya (Ramadhani et al. 2013).
Nilai Absorbansi
Nilai absorbansi dari cahaya yang dilewatkanakansebandingdengan konsentrasi
larutan di dalam kuvet. Spektrofotometer sendiri memiliki fungsi mengukur
transmitans atau absorban suatu contoh yang dinyatakan dalam fungsi panjang
gelombang. Prinsip kerja spektrofotometer adalah bila cahaya (monokromatik
maupun campuran) jatuh pada suatu medium homogen, sebagian dari sinar masuk
akan dipantulkan, sebagian di serap dalam medium itu, dan sisanya diteruskan.
Nilai yang keluar dari cahaya yang diteruskan dinyatakan dalam nilai absorbansi
karena memiliki hubungan dengan konsentrasi sampel. Studi spektrofotometri dianggap
sebagai perluasan suatu pemeriksaan
visual yang lebih mendalam dari absorbsi energi. Hukum Beer menyatakan absorbansi cahaya berbanding lurus dengan
dengankonsentrasi dan ketebalan bahan atau medium (Miller 2000).
Kalium permanganat
KMnO4
merupakan senyawa yang berperan sebagai oksidator yang kuat. Kalium permanganat
merupakan alkali yang akan terdisosiasi dalam air membentuk ion permanganat dan
juga mangan oksida bersamaan dengan terbentuknya molekul oksigen elemental,
sehingga senyawa ini berperan sebagai oksidator. Kalium Permanganat wujudnya berupa kristal yang berwarna ungu
kehitaman, berbau, dapat larut dalam air, memiliki titik lebur 1500C, dan berat
molekulnya 158.03 gram/mol. Kalium permanganat merupakan senyawa kimia anorganik dengan rumus KMnO4.
Garam yang terdiri dari K+ dan MnO4- ion. Kalium permanganat terurai
saat terkena sinar: 2 KMnO4(s) → K2MnO4(s) + MnO2(s)
+ O2(g) (Jannah 2008).
Panjang gelombang maksimum kalium permanganat
Panjang gelombang
maksimum untuk larutan standar KMnO4 0.01 M menggunakan spektronik
20D+ dan UV-VIS 1700 PC masing-masing 535 nm dan 525,60 nm (Jannah 2008).
Hukum Beer-lamberg
Hukum Beer-Lamberg menyatakan hubungan linieritas antara absorban dengan
konsentrasi larutan analit dan berbanding terbalik dengan transmitan. Nilai absorbansi larutan akan bervariasi berdasarkan
konsentrasi atau ukuran wadah. Absorptivitas molar diperoleh dari pembagian absorbansi
dengan konsentrasi dan panjang larutan yang dilalui sinar. Untuk mengetahui
apakah suatu unsur memenuhi Hukum Beer atau tidak maka perlu ditentukan grafik
kalibrasi absorbansi vs konsentrasi. Hukum Beer hanya dapat dipenuhi jika dalam
range (cakupan) konsentrasi hasil kalibrasi berupa garis lurus, jadi kita hanya
bekerja pada linear range. Seringkali sampel yang dianalisa akan memiliki
absorbansi yang lebih tinggi dari pada larutan standar. Jika kita berasumsi
bahwa kalibrasi tetap linier pada konsentrasi yang lebih tinggi (Jannah 2008).
MATERI DAN METODE
Materi
Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum
ini adalah spektrofotometer jenis visible dan single beam, botol kecil, pipet, spoit,
dan tissue.
Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam
praktikum ini adalah kalium permanganat 10 ppm dan
akuades.
Metode
Uji nilai
absorbansi kalium permanganat dengan spektrofotometer single- beam.
Kalium permanganat disiapkan
sebanyak 7 larutan berbeda dalam tabung reaksi dengan konsentrasi yang berbeda
dengan interval 0, 2, 4, 6, 8, 10 ppm. Spektrofotometer diaktifkan dan tunggu
selama lima belas menit hingga alat berbunyi yang menandakan spektrofotometer
siap digunakan. Panjang gelombang diatur lalu masukan larutan blanko (akuades)
pilih ‘scan blanko’ kemudian blanko di keluarkan. Larutan kalium permanganat
dimasukan kedalam spektrofotometer lalu pilih ‘scan sample’.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Nilai
absorbansi yang telah diperoleh kelompok 3 dengan menggunakan alat spektrofotometer
jenis visible dan single beam. Kalium permanganat sebagai larutan yang diamati.
Tabel 1 Hubungan
serapan dalam larutan kalium permanganat
Konsentrasi
(ppm)
|
Nilai
Absorbansi
|
0
|
0,0000
|
2
|
0,0319
|
4
|
0,1272
|
6
|
0,1951
|
8
|
0,2860
|
10
|
0,3089
|
Pembahasan
Spektrofotometer adalah alat yang dipakai untuk mengukur atau
menganalisa panjang gelombang cahaya dengan akurat yaitu dengan menggunakan
kisi difraksi, atau prisma untuk memisahkan panjang gelombang cahaya yang
berbeda (Yulianto dan Hatta 2011). Spektrofotometer adalah alat
yang terdiri dari spektrometer dan fotometer. Spektrometer menghasilkan sinar
dengan spektrum dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat
pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau yang diabsorpsi. Prinsip
kerja alat spektrofotometer adalah dengan sampel menyerap radiasi (pemancar)
elektromagnetis yang pada panjang gelombang tertentu dapat terlihat. Larutan
tembaga (Cu) misalnya berwarna biru karena larutan tersebut menyerap warna
komplementer, yaitu kuning. Semakin banyak molekul tembaga per satuan volume,
semakin banyak pula cahaya kuning yang diserap, dan semakin tua warna biru
larutannya (Ramadhani et al. 2013).
Jenis-jenis spektrofotometer
berdasarkan sumber yang digunakan yaitu yang pertama Spektroskopi Visible
(Cahaya tampak), spektroskopi ini yang digunakan sebagai sumber sinar atau energi
adalah cahaya tampak (visible). Cahaya visible termasuk spektrum
elektromagnetik yang dapat ditangkap oleh mata manusia. Panjang gelombang sinar
tampak adalah 380 - 750 nm. Kedua yaitu Spektroskopi UV (Ultraviolet), spektroskopi
UV berdasarkan interaksi dengan sinar UV. Sinar UV memiliki panjang gelombang
190-380 nm. Karena sinar UV tidak dapat dideteksi oleh mata kita, maka senyawa
yang dapat menyerap sinar ini terkadang merupakan senyawa yang tidak memiliki
warna, bening, dan transparan. Sehingga sampel keruh harus dibuat jernih dengan
filtrasi atau sentrifugasi. Prinsip dasar pada spektroskopi adalah sampel harus
jernih dan larut sempurna, tidak ada partikel koloid apalagi suspensi. Ketiga
yaitu Spektroskopi UV-VIS (Ultraviolet-Visible) Spektroskopi ini merupakan
gabungan antara spektroskopi UV dan Visible. Spektroskopi UV-VIS menggunakan
dua buah sumber cahaya berbeda, sumber cahaya UV dan sumber cahaya visible.
Meskipun untuk alat yang lebih canggih sudah menggunakan hanya satu sumber
sinar sebagai sumber UV dan Vis, yaitu photodiode yang dilengkapi dengan
monokromator. Keempat yaitu Spektroskopi IR (Infra Red) dari namanya sudah bisa
dimengerti bahwa spektroskopi ini berdasar pada penyerapan panjang gelombang
infra merah. Cahaya infra merah terbagi menjadi infra merah dekat, pertengahan,
dan jauh. Infra merah pada spektroskopi adalah infra merah jauh dan pertengahan
yang mempunyai panjang gelombang 2.51000 µm (Yulianto dan Hatta 2011).
Spektrofotomer adalah suatu
instrument untuk mengukur transmitans atau absorban suatu sampel sebagai fungsi
panjang gelombang dan pengukuran terhadap sederetan sampel pada suatu panjang
gelombang tertentu. Salah satu prinsip kerja spektrofotometer didasarkan pada
fenomena penyerapan sinar oleh spesi kimia tertentu di daerah ultra violet dan
sinar tampak (Sundari 2015). Contoh kegunaan Spektrofotometer FTIR digunakan
untuk menentukan gugus fungsi dalam suatu molekul dari vibrasi regangan dan
tekukan yang dihasilkan pada 7 daerah serapan inframerah 4000−650 cm-1.
Analisis ini bertujuan menentukan interaksi yang terjadi pada proses
pencampuran PSS dengan zeolit. Interaksi secara kimia ditandai dengan munculnya
gugus fungsi baru dalam spektrum, sedangkan interaksi fisika ditandai dengan
adanya gabungan gugus fungsi dari komponen-komponen penyusunnya (Rani YS 2014).
Fungsi spektrofotometer yang luas ini didasari pada prinsip pengukuran sinyal
yang dihasilkan dari interaksi antara radiasi dan materi. Sinyal-sinyal ini
dihasilkan oleh 5 komponen instrumen, yaitu sumber sinar, pengolah sinyal,
kompartemen sampel, detektor, dan pemroses data. Perkembangan teknologi
elektronik yang terjadi saat ini membuat komponenkomponen tersebut dapat
diperoleh dengan mudah dan cukup murah. Hal tersebut memungkinkan untuk
mengembangkan spektrofotometer alternatif dari spektrofotometer yang sudah
tersedia secara komersial. Beberapa penelitian telah mencoba mengembangkan
spektrofotometer menggunakan komponen yang sederhana, murah, dan mudah didapat.
Penelitian sejauh ini telah mengembangkan spektrofotometer menggunakan lampu
light emitting diode (LED) merah dan hijau dan lampu LED putih sebagai sumber
sinar. Selain itu, Mulyati telah menggunakan detektor chargecouple device (CCD)
untuk menentukan beberapa unsur dengan spektrometer emisi nyala. Detektor CCD
berupa web camera dan kamera digital digunakan untuk menangkap spektrum warna
menggunakan spektrofotometer sinar tampak (Mulyati 2014).Absorbansi adalah
ukuran kuantitatif yang diekspresikan sebagai rasio logaritmik antara radiasi
yang jatuh ke suatu bahan dan yang ditransmisikan menembus bahan. Transmitansi
(T) merupakan fraksi antara intensitas radiasi masuk (I0) terhadap intensitas
yang keluar (I) dari material dengan ketebalan t. Hukum Lambert menyatakan
intensitas berkas cahaya yang datang kemudian diserap dan diteruskan oleh suatu
medium sebanding dengan intensitas berkas cahaya yang keluar. Jadi, Absorbansi merupakan banyaknya cahaya atau
energi yang diserap oleh partikel-partikel dalam larutan.Sedangkan
transmitansi merupakan bagian dari cahaya yang diteruskan melalui larutan (Sundari 2015).
Hasil yang diperoleh kelompok 3
yaitu nilai absorbansi berbanding lurus dengan konsentrasi. Hal tersebut sesuai
dengan Jannah (2008), Hukum Beer-Lamberg menyatakan hubungan
linieritas antara absorban dengan konsentrasi larutan dan berbanding terbalik
dengan transmitan. Nilai absorbansi
larutan akan bervariasi berdasarkan konsentrasi atau ukuran wadah. Pengukuran absorban deret standar menggunakan spektrofotometer
single-beam untuk larutan KMnO4 menghasilkan kurva persamaan linear antara
absorban terhadap [KMnO4] adalah y = 0.0339x – 0.0114 dan koefisien korelasi (R²) sebesar R2 = 0.97838. Hal ini sesuai
dengan Azizah (2012) lakukan yaitu y = 586x-0.0268, R² = 0.9996.
SIMPULAN
Hukum Beer-Lamberg menyatakan hubungan linieritas antara absorban dengan
konsentrasi larutan dan berbanding terbalik dengan transmitan. Nilai absorbansi larutan KMnO4 yang diperoleh linier hal
tersebut membuktikan Hukum beer- Lamberg berlaku.
DAFTAR PUSTAKA
Azizah TY. 2012. Penentuan panjang gelombang maksimum dan konsentrasi
campuran menggunakan dua jenis spektrofotometris UV-VIS. Jurnal Neutrino. 6(2):55-63.
Jannah UF. 2008. Pengaruh bahan penyerap larutan kalium permanganate
terhadap umur simpan pisang raja bulu [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian
Bogor.
Miller JN. 2000. Statistics and Chemometrics for Analytical Chemistry, 4th ed.
Chicago (UK): Harlow Prentice Hall
Mulyati.
2014. pengembangan dan pengukuran kinerja analitik spektrofotometer sinar
tampak kuantivis berbasis
detektor charge-couple device [skripsi]. Bogor(ID): Institut Pertanian Bogor.
Ramadhani S,
Sutanhaji AT, Widiatmono BR. 2013. Perbandingan efektivitas tepung biji kelor (Moringa oleifera lamk), Poly Aluminium Chloride (PAC), dan tawas sebagai koagulan
untuk air jernih. Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem. 1(3):186-193.
Sundari NA.
2015. Analisa pengaruh solvent terhadap kestabilan pigmen antosianin pada kulit
buah naga putih menggunakan spektrofotometer spectonic genesys 20 visible
[skripsi]. Semarang(ID): Universitas Diponegoro.
Wardani LA. 2012. Validasi metode analisis dan penentuan kadar vitamin C
pada minuman nuah kemasan dengan spektrofotometri UV-Visible [Skripsi]. Depok
(ID): Universitas Indonesia.
Yulianto A,
Hatta AM. 2011. Rancang bangun spektrometer menggunakan prisma dan webcam. Jurnal ITS. 4(2):8-16.
LAMPIRAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar