Kamis, 07 Juni 2018

PERHITUNGAN BAKTERI TOTAL

Laporan Praktikum 7
Mikrobiologi Nutrisi
Hari, Tanggal
Tempat

: Senin, 23 April 2018
: Laboratorium Biokimia, Fisiologi, dan Mikrobiologi Nutrisi.

Asisten

: Fitri Faiza G         /D24140019

 
                                                          


PERHITUNGAN BAKTERI TOTAL

Irvan Triansyah
D24160115
Kelompok 4 / G2

























DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2018
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Saluran pencernaan hewan ruminansia terdiri dari rongga mulut, esofagus, lambung (rumen, retikulum, omasum, dan abomasum), usus halus, dan anus. Hewan ruminansia memiliki lambung yang kompleks. Hal ini dikarenakan hewan ruminansia adalah herbivora yaitu pemakan tumbuhan. Tumbuhan tersebut bisa berupa rumput. Rumput memiliki kandungan nutrient serat kasar yang tinggi. Serat kasar ini hanya bisa dicerna lebih lanjut jika memiliki lambung yang kompleks. Salah satu lambung kompleks terpenting tersebut yaitu rumen. Peran rumen sangat penting dalam pengolahan zat makanan ruminansia terutama zat makanan hijauan. Hijauan akan dapat dimanfaatkan jika dan hanya jika rumen melakukan fermentasi dengan baik (Purbowati et al. 2014)
 Proses fermentasi yang terjadi didalam rumen membutuhkan enzim. Enzim tersebut dihasilkan oleh mikroba yang hidup didalam rumen. Kehidupan mikroba dalam rumen menentukan banyak tidaknya hijauan yang difermentasi dengan baik sehingga serat kasar yang akan difermentasikan akan mampu diserap menjadi energi yang akan digunakan bagi keperluan hewan ruminansia.  Mikroba yang terdapat dalam rumen adalah bakteri, protozoa, dan juga fungi. Bakteri memilki populasi yang lebih mendominasi dari pada protozoa dan fungi. Afdal dan Yurleni (2015) menyatakan bahwa jumlah populasi bakteri di feses mencapai sepersepuluh jumlah bakteri di dalam cairan rumen. Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui lebih lanjut tentang kebenaran populasi mikroba dalam rumen dan feses. Hal ini yang mendasari praktikum untuk membandingkan dan menghitung total bakteri baik dalam rumen maupun dalam feses.

Tujuan

Praktikum ini bertujuan mengetahui perhitungan populasi bakteri total pada sampel rumen dan feses ruminansia serta mengetahui media pertumbuhan bakteri total tersebut.

TINJAUAN PUSTAKA

Jumlah Bakteri Total dalam Rumen

            Bakteri mendominasi diantara mikroba lainnya di dalam rumen. Populasi bakteri berkisar 1010-1012 sel/ml cairan rumen. Populasi terbanyak kedua yaitu protozoa berkisar 105-106 sel/ml cairan rumen. Populasi normal pada bakteri total rumen yaitu 9 log CFU ml-1 sampai 10 log CFU ml-1 cairan rumen (Uhi et al. 2010).


Jumlah Bakteri Total dalam Feses


Mikroba pada feses memiliki terdapat bakteri berkisar 8x106 cfu/gram. Bakteri pada feses mempunyai sifat heterotroph. Peningkatan atau penurunan jumlah bakteri dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya, faktor biologis dan faktor non biologis. Faktor biologis, yaitu bentuk dan sifat mikroba terhadap lingkungan serta asosiasi kehidupan diantara mikroba yang tumbuh bersama. Faktor non biologis, yaitu kandungan zat makanan di dalam media, suhu, kadar oksigen dan cahaya (Hidayati et al. 2010).


Metode Ogimoto dan Imai


            Metode ini menggunakan prinsip memisahkan kepadatan mikroba dengan cara pengenceran yang bertahap. Populasi bakteri di hitung dengan metode pencacahan koloni hidup. Populasi bakteri dapat dihitung dengan rumus: Populasi bakteri = jumlah koloni/0.05 x 10x x 0,1 kol/ml. X merupakan tabung pengenceran  ke-X. Pengenceran ini menggunakan interval 102,104,106 dan 108 (Suharti et al. 2015).


Jenis dan  Peranan Bakteri dalam Rumen


Jenis-jenis bakteri di dalam rumen berupa bakteri selulolitik, bakteri proteolitik, bakteri methanogenik, bakteri amilolitik, bakteri yang memfermentasi gula, bakteri lipolitik, bakteri pemanfaat asam dan bakteri hemiselulolitik. Peranan masing-masing bakteri berbeda satu sama lain. Peranan bakteri tergantung substratnya seperti bakteri selulolitik yang mempunyai kemampuan untuk memecah. Bakteri proteolitik mempunyai kemampuan untuk memecah protein, asam amino dan peptida lain menjadi amonia. Bakteri methanogenik merupakan bakteri yang dapat mengkatabolisasi alkohol dan asam organik menjadi methan dan karbondioksida. Bakteri amilolitik merupakan bakteri yang dapat memfermentasikan amilum. Bakteri lipolitik merupakan bakteri rumen yang dapat menghidrolisis lemak menjadi gliserol dan asam lemak. Bakteri pemanfaat asam merupakan bakteri yang berperan dalam pemanfaatan asam didalam rumen untuk menjadi suatu energi. Bakteri hemiselulolitik merupakan bakteri yang berperan mencerna hemiselulosa yang banyak terkandung dalam tanaman pakan. Jenis bakteri yang terdapat dalam rumen yaitu Bakteroides amylophilus, B.ruminicola, B.succinogenes, Butyrivibrio fibrisolvent, Escherichia coli, Lctobacilus sp, Methanobacterium mobilis, M, ruminatium, Ruminococcus albus, R. flavefaciens, Selenomonas ruminantium, dan Streptococcus faecium. Bakteri mempunyai peran untuk mengubah nutrient dengan cara fermentatif sehingga menjadi senyawa baru yang berbeda dari molekul sebelumnya. Adanya bakteri dan protozoa didalam rumen dapat mencerna bahan makanan yang memiliki serat kasar tinggi. Adapun kelompok bakteri yang dapat hidup dengan kehadiran sejumlah kecil oksigen. Kelompok ini dinamakan bakteri fakultatif yang biasanya hidup dan menempel pada dinding rumen tempat terjadi difusi ke dalam rumen (Song et al. 2015).


 Fungsi Media BHI


BHI (Brain-Heart infusion) atau perbenihan cair yaitu media penyubur yang berfungsi untuk pertumbuhan berbagai macam bakteri baik dalam bentuk cair maupun bentuk agar. Bahan utamanya yaitu dari beberapa jaringan hewan ditambah pepton, buffer fosfat, dan sedikit dekstrosa. Penambahan karbohidrat memungkinkan bakteri dapat menggunakan langsung sebagai sumber energi. BHI merupakan bahan enrichment yang akan mempermudah mikroorganisme umtuk tumbuh (Warsiki et al. 2016).

MATERI DAN METODE

Alat dan Bahan
            Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu tabung fermentor, tutup karet, roller tube, inkubator, label, syringe, rak tabung reaksi, tabung reaksi, saringan, solatip, sprayer, tissue, pipet mohr, water bath, dan bulb. Bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu media BHI, feses, cairan rumen, NaCl fisiologis, alkohol 70%, spirtus, dan media pengencer.


Metode
Populasi Mikroba Feses
Sebanyak 5 gram feses dan 100 ml NaCl fisiologis dicampur dan menjadi cairan feses tunggu selama 5 menit. Cairan feses sebanyak 8 ml dan 12 larutan Mc Dougal diletakkan pada tabung fermentor, lalu aliri CO2 dan dimasukan kedalam shaker waterbath selama 10 menit agar homogen. Setelah itu siapkan media BHI, ambil 0,1 ml larutan tersebut dan masukkan kedalam 4,9 ml media pengencer 1 . Pengencer 2 dibuat fengan mengambil pengencer 1 sebanyak 0,1 ml dan masukan kedalam media BHI 5 ml . Pengencer dibuat sampai pengencer 4 . Kemudian homogenkan dengan cara digoyangkan membentuk huruf 8, setelah dingin ambil dan beri label, lalu letakkan pada inkubator selama 2 hari. Hitung bakteri yang terlihat pada tabung.

Populasi Mikroba Rumen
Buatlah pengencer 1 dengan mengambil 8 ml cairan rumen dan 12 larutan Mc Dougal, letakkan pada tabung fermentor, lalu aliri CO2. Setelah itu, ambil 0,1 ml larutan tersebut dan masukkan kedalam 4,9 ml media pengencer (P1). Setelah itu, untuk membuat pengencer 2 ambil pengencer 1 sebanyak 0,1 ml dan masukan kedalam media BHI 5 ml (P2). Buatlah sampai pengencer 4 (P4), setiap pembuatan pengenceran baru letakkan pengenceran sebelumnya. Kemudian homogenkan dengan roller tube, setelah dingin ambil dan beri label, lalu letakkan pada inkubator selama 2 hari. Amati dan hitung bakteri yang terlihat pada tabung.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Berikut hasil pengamatan perhitungan bakteri total dengan metode ogimoto dan imai dengan menggunakan cairan rumen dan feses sebagai bahan yang diamati.

Tabel 1 Populasi bakteri total.
Sampel
Jumlah populasi
bakteri total
Koloni bakteri
Total (cfu ml-1)

Cairan rumen
Feses
Cairan rumen
Feses
1
TBUD
173
-
865000 x 106
2
36
6
900 x 106
150 x 106
3
6
3
0.75 x 106
0.375 x 106
4
1
10
0.0625 x 106
0.125 x 106
Keterangan: TBUD=Terlalu banyak untuk dihitung

Pembahasan

Pengencer yang berisi mikroba yang bertemu dengan oksigen akan berubah warna menjadi warna ungu. Warna ungu terjadi karena fermentasi tidak terjadi. Hal tersebut dikarenakan bakteri yang berjenis bakteri fermentasi laktosa tak mampu berfementasi karena keadaan anaerob yang akan menghasilkan warna kuning jika terjadi fermentasi (Juwita et al. 2014­)
Jumlah populasi bakteri rumen lebih banyak dibandingkan dengan jumlah populasi bakteri yang terdapat dalam feses . Hal tersebut terjadi karena faktor lingkungan untuk hidup bakteri. Rumen memiliki suhu sekitar 37 oC, pH 6.8, dan bersifat anaerob sehingga memiliki mikroba dengan jumlah populasi yang mencapai 109 sel/ml cairan rumen (Gamayanti et al. 2012). Sedangkan jumlah dari bakteri total feses lebih sedikit dari bakteri total rumen. Hal tersebut dikarenakan faktor lingkungan yang tidak mendukung bakteri untuk hidup seperti pHnya tidak sesuai dengan pH untuk hidup bakteri, sifat aerob terjadi setelah feses keluar dari rektal, dan suhu lingkungan yang tidak mendukung kehidupan beberapa bakteri (Gamayanti et al. 2012)
            Hasil yang diperoleh saat praktikum, pengencer pertama pada cairan rumen memiliki jumlah bakteri total yang tidak bisa dihitung jumlahnya dikarenakan padatnya bakteri yang belum terlalu diencerkan, tetapi literature mengatakan konsentrasi bakteri pada sapi dapat mencapai 21 x 109 per ml cairan rumen pengencer pertama pada feses dapat dihitung yaitu sebanyak 865000 x 106 cfu ml-1 Hal ini sesuai dengan Hidayati et al. (2010) mikroba pada feses memiliki terdapat bakteri berkisar 8x106 cfu/gram Pengencer kedua memiliki total bakteri pada cairan rumen sebanyak 900 x 106 cfu ml-1 sedangkan pada feses sebanyak 150 x 106 cfu ml-1 . Hal tersebut sesuai dengan Gamayanti et al. (2012) jumlah bakteri koloni yang terdapat pada rumen lebih banyak daripada jumlah bakteri dalam feses. Pengencer ketiga pun mengindikasikan sama, bahwa populasi bakteri total cairan rumen lebih banyak dibandingkan bakteri total dalam feses. Pengencer keempet pada rumen memiliki bakteri total sebanyak 0.0625 x 106 cfu ml-1 tetapi pada feses sampel keempat lebih banyak populasi bakterinya yaitu sebanyak 0.125 x 106. Hal ini terjadi karena kandungan nutrient media pada pengencer keempet feses berlebih sehingga bakteri yang hidup akan tumbuh dengan lebih cepat. Hal itu yang menyebabkan populasi bakteri di feses pada pengencer keempat lebih banyak dibandingkan sampel cairan rumen walaupan hanya memiliki angka dua kali lipat saja.

SIMPULAN

Jumlah bakteri pada rumen lebih banyak dibandingkan bakteri pada feses. Media BHI sebagai tempat hidup bakteri pada media dan NaCL fisiologis untuk mencegah kematian bakteri saat pemindahan ketempat lain.


DAFTAR PUSTAKA


Afdal M, Yurleni. 2015. Pengaruh modifikasi inokulum feses sebagai pengganti cairan rumen pada teknik In Vitro, Estimasi Kecernaan NDF, ADF dan protein kasar rumput lapangan . Jurnal Ilmu-ilmu Peternakan. 18(2):83-88.
Gamayanti KN, Pratiwiningrum A, Yusiati LM. 2012. Pengaruh penggunaan limbah cairan rumen dan lumpur gambut sebagai starter dalam proses fermentasi metanogenik. Jurnal Buletin Peternakan, 36(1): 32-39.
Hidayati YA, Herlia E, Marlina ET. 2010. Deteksi jumlah bakteri total dan koliform pada lumpur hasil ikutan pembentukan gasbio dari feses sapi perah. Jurnal Ilmu Ternak Universitas Padjadjaran. 10(1): 17-20.
Juwita U, Haryani Y, Jose C. 2014. Jumlah bakteri coliform dan deteksi Escherichia coli pada daging ayam di Pekanbaru. Jurnal Online Mahasiswa Riau. 1(2): 48-55.
Purbowati E, Rianto E, Dilaga WS, Lestari CMS, Adiwinarti R. 2014. Karakteristik cairan rumen, jenis, dan jmlah mikrobia dalam rumen sapi jawa dan peranakan ongole.  Jurnal Buletin Peternakan. 38(1): 21-26.
Song Y, Liu C, Finegold G. 2015. Bacteroides. Minnesota (US): Williams & Wilkins Company.
Suharti S, Nasution AR, Aliyah DN, Hidayah N. 2015. The potential of canola and flaxseed oil protected by calcium soap for optimizing beef cattle rumen microbial and in vitro fermentation [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Uhi HT, Parakkasi A, Haryanto B. 2010. Pengaruh suplemen katalitik terhadap karakteristik dan populasi mikroba rumen domba. Jurnal Media Peternakan. 29(1): 20-26.
Warsiki E, Rahayuningsih M, Anggarani RR. 2012. Media berindikator warna sebagai pendeteksi salmonella tphimurium. Jurnal Teknologi Industri Pertanian. 26(3): 276-283.












































Lampiran


Perhitungan

Diket:  Sampel 0.1 ml
Pengencer 4.9 ml
Total 5 ml

Faktor Pengencer 1 = Sampel / Total = 0.1 / 5 = 2 x 10-2
Faktor Pengencer 2 = Sampel x FP 1 / Total = 0.1 x (2 x 10-2) / 5 = 4 x 10-4
Faktor Pengencer 3 = Sampel x FP 2 / Total = 0.1 x (4 x 10-4) / 5 = 8 x 10-6
Faktor Pengencer 4 = Sampel x FP 3 / Total = 0.1 x (8 x 10-6) / 5 = 1.6 x 10-7

Jumlah Koloni Bakteri Total
Sampel Rumen


·          Jumlah Koloni Bakteri FP 1    = terlalu banyak untuk dihitung.

·         Jumlah Koloni Bakteri FP 2    = Jumlah Populasi / FP 2
             =  36 / 4 x 10-4
             =  9 x 10-4 = 900 x 106               

·         Jumlah Koloni Bakteri FP 3    = Jumlah Populasi / FP 3
= 6 /8 x 10-6
                                                            = 0.75 x 106

·         Jumlah Koloni Bakteri FP 4    = Jumlah Populasi / FP 4
                                                            =  1 /1.6 x 10-7
                                                                                = 0.625 x 10-7 = 0.0625 x 106

Sampel Feses
·         Jumlah Koloni Bakteri FP 1    = Jumlah Populasi / FP 1
                                                            = 173/2 x 10-2
                                                                                = 86.5 x 10-2 = 865000 x 106

·         Jumlah Koloni Bakteri FP 2    = Jumlah Populasi / FP 2
                                                            =  6 /4 x 10-4
                                                                = 1.5 x 10-4 = 150 x 106

·         Jumlah Koloni Bakteri FP 3    = Jumlah Populasi / FP 3
                                                            = 3/8 x 10-6
                                                                                = 0.375 x 106

·         Jumlah Koloni Bakteri FP 4    = Jumlah Populasi / FP 4
                                                            =  10 /8 x 10-7
                                                                = 1.25 x 10-7 = 0.125 x 106


Tidak ada komentar:

Posting Komentar