Kamis, 07 Juni 2018

LEMAK


Laporan Praktikum  ke-5                             Hari/tanggal : Kamis/16 Maret 2017
Biokimia Nutrisi                                          Tempat Praktikum : Laboratorium Terpadu
                                                                     Asisten: Riry Silvia  D24130022



LEMAK
Irvan Triansyah
D24160115
Kelompok 3









                                                                       














DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2017
PENDAHULUAN
Latar Belakang
       Lemak adalah suatu ester trigliserida dari gliserol dengan tiga asam lemak terikat pada rantai utamanya. Asam lemak yang berikatan dengan trigliserida pada dasarnya merupakan rantai karbon (C) dengan gugus karboksil (COOH) pada salah satu ujungnya yang dapat bereaksi atau berikatan dengan molekul lain (Tuminah 2009). Lipid atau lemak adalah kelompok senyawa heterogen yang berkaitan baik secara aktual maupun potensial dengan asam lemak. Sifat dari lemak secara umum tidak larut dalam air (Darmayasa 2008).
       Asam lemak pembentuk lemak dapat dibedakan berdasarkan jumlah atom C (karbon), ada atau tidaknya ikatan rangkap, jumlah ikatan rangkap, dan letak ikatan rangkap. Berdasarkan struktur kimianya, asam lemak dibedakan menjadi asam lemak jenuh (saturated fatty acid/SFA) yaitu asam lemak yang tidak memiliki ikatan rangkap. Sedangkan asam lemak yang memiliki ikatan rangkap disebut sebagai asam lemak tidak jenuh (unsaturated fatty acids), dibedakan menjadi Mono Unsaturated Fatty Acid (MUFA) memiliki 1 (satu) ikatan rangkap, dan Poly Unsaturated Fatty Acid (PUFA) dengan 1 atau lebih ikatan rangkap (Sartika 2008). Sifat-sifat lemak dibedakan menjadi dua yaitu berdasarkan fisik dan kimia. Sifat lemak berdasarkan fisik meliputi Bau amis (fish flavor) yang disebabkan oleh terbentuknya trimetil-amin dari lecitin. Bobot jenis dari lemak dan minyak biasanya ditentukan pada temperatur kamar. Indeks bias dari lemak dan minyak dipakai pada pengenalan unsur kimia dan untuk pengujian kemurnian minyak. Minyak/lemak tidak larut dalam air kecuali minyak jarak (coastor oil), sedikit larut dalam alkohol dan larut sempurna dalam dietil eter, karbon disulfide, dan pelarut halogen. Titik didih asam lemak semakin meningkat dengan bertambahnya panjang rantai karbon. Rasa pada lemak dan minyak selain terdapat secara alami, juga terjadi karena asam-asam yang berantai sangat pendek sebaggai hasil penguraian pada kerusakan minyak atau lemak. Titik kekeruhan ditetapkan dengan cara mendinginkan campuran lemak atau minyak dengan pelarut lemak. Titik lunak dari lemak/minyak ditetapkan untuk mengidentifikasikan minyak/lemak. Shot melting point adalah temperratur pada saat terjadi tetesan pertama dari minyak / lemak. Slipping point digunakan untuk pengenalan minyak atau lemak  alam serta pengaruh kehadiran komponen-komponennya. Sifat Lemak berdasarkan kimia meliputi Esterifikasi, Hidrolisa, penyabunan, Hidrogenasi, pembentukan keton, dan oksidasi (Herlina dan Ginting 2002).
       Campuran asam-asam lemak yang telah terpisah dari produk reaksi hidrolisis terdiri atas asam lemak jenuh dan tak jenuh. Asam-asam lemak tersebut akan dipisahkan berdasarkan kelarutannya dalam solven (pelarut) tertentu. Kelarutan Lemak tergantung dari polaritasnya. Asam lemak yang bersifat polar cenderung larut dalam pelarut polar dan asam lemak non polar larut dalam pelarut non polar. Asam lemak berantai panjang cenderung tidak larut dalam air. Kelarutan asam lemak lebih tinggi dari komponen gliseridanya. Asam-asam lemak tersebut larut dalam pelarut organik polar mapun non polar. Makin panjang rantai karbon kelarutan lemak makin rendah. Asam lemak yang tak jenuh lebih mudah larut dibanding asam lemak tak jenuh dengan panjang rantai yang sama, dengan demikian asam lemak yang derajat ketidakjenuhannya lebih tinggi lebih mudah larut (Setyawardhani et al 2007). Fungsi lemak pada ruminansia yaitu sumber energi yang efisien, karier vitamin yang larut dalam lemak, prekursor prostaglandin , menambah palatabilitas dan akseptabilitas, memperbaiki fisik ransum, mempengaruhi penyerapan vitamin A, dan meningkatkan efisiensi penggunaan energi.
 
 Tujuan
Praktikum ini bertujuan mempelajari derajat kelarutan lemak nabati dan lemak hewani di dalam pelarut organik. Mempelajari derajat kelarutan lemak nabati dan lemak hewani di dalam pelarut basa.

TINJAUAN PUSTAKA
Detergen
Detergen adalah suatu bahan kimia organik sintesis yang dapat bereaksi dengan air dan menyebabkan pembentukan busa serta pengaruh lainnya yang memungkinkan untuk membersihkan atau mencuci, baik dalam industri ataupun untuk tujuan rumah tangga. Dalam kehidupan sehari-hari yang dimaksud detergen adalah detergen sintetik yang dibuat dari bahan-bahan kimia selain sabun. Komponen-komponen penting yang terdapat dalam produk detergen adalah surfaktan, bahan pembangun, sumber alkali, bahan pengisi, bahan anti redoposisi, bahan pencemerlang, enzim, parfum dan lain-lain. Kandungan surfaktan di dalam detergen adalah sebesar 15-25% (Santi 2009). Detergen merupakan senyawa sabun yang terbentuk melalui proses kimia. Pada umumnya komponen utama penyusun detergen adalah Natrium Dodecyl Benzen Sulfonat (NaDBS) dan Sodium Tripolyphosphat (STPP) yang bersifat sangat sulit terdegradasi secara alamiah. Senyawa NaDBS dan STPP dapat membentuk endapan dengan logam-logam alkali tanah dan logam-logam transisi (Hermawati et al 2005).

Sabun colek
            Sabun colek terbuat dari Dodocyl benzene sulfonate (DDBS) merupakan bahan aktif, kaustik soda sebagai penetralisir sifat keasaman, soda abu untuk meningkatkan daya bersih, sagu, kaolin , tapioca (bahan filter), garam sebagai pengental, silikat untuk mengikat material, pewarna, dan air (Munir 2010).

Sunlight
            Pati merupakan senyawa polisakarida yang terdiri dari monosakarida yang berikatan melalui ikatan oksigen. Monomer dari pati adalah glukosa yang berikatan dengan ikatan α (1,4)-glikosidik, yaitu ikatan kimia yang menggabungkan 2 molekul monosakarida yang berikatan kovalen terhadap sesamanya. Pati merupakan zat tepung dari karbohidrat dengan suatu polimer senyawa glukosa yang terdiri dari dua komponen utama, yaitu amilosa dan amilopektin (Akbar et al 2013).


NaOH
            NaOH merupakan larutan basa yang tergolong mudah larut dalam air dan termasuk basa kuat yang dapat terionisasi dengan sempurna. Menurut teori Arrhenius basa adalah zat yang dalam air menghasilkan ion OH – dan ion positif. Larutan basa memiliki rasa pahit, dan jika mengenai tangan terasa licin (seperti sabun). Sifat licin terhadap kulit itu disebut sifat kaustik basa (Abanat et al 2012).

Sodium dodecyl sulfat
            Sodium dodecyl sulfate merupakan komponen aktif yang banyak dijual dalam merek dagang Equex STM pasta yang digunakan sebagai suplemen pengencer semen berbagai ternak (Ponglowhapan dan Chatdarong 2008). Sodium dodecyl sulfate adalah surfaktan (detergen) yang dalam konsentrasi tinggi akan bersifat toksik, sehingga perlu dicari konsentrasi terbaik untuk preservasi semen tersebut (Hidayat et al 2016).

NaOH+Alkohol
            NaOH merupakan larutan basa yang tergolong mudah larut dalam air dan termasuk basa kuat yang dapat terionisasi dengan sempurna. Menurut teori Arrhenius basa adalah zat yang dalam air menghasilkan ion OH – dan ion positif (Abanat et al 2012). Alkohol adalah suatu senyawa organik yang mengandung gugus hidroksil (-OH) sebagai gugus fungsionilnya (Haryadi 2013).

Asam asetat
            Asam asetat merupakan salah satu asam karboksilat paling sederhana, setelah asam format. Larutan asam asetat dalam air merupakan sebuah asam lemah, artinya hanya terdisosiasi sebagian menjadi ion H+ dan CH3COO- (Akbar et al 2013).

Alkohol
            Alkohol merupakan  senyawa organik yang memiliki  gugus hidroksil (R-OH)  yang  terikat  pada  atom  karbon, yang  atom  karbon  itu sendiri  terikat  pada  atom  hidrogen dan/atau atom  karbon lain (Agustina 2010).

Minyak sawit
            Minyak sawit merupakan sumber lemak yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Minyak ini mengandung 50% asam lemak jenuh atau saturated fatty acid (SFA), 40% asam lemak tidak jenuh rantai tunggal atau Monounsaturated Fatty Acid (MUFA), 10% asam lemak tidak jenuh rantai ganda atau Polyunsaturated Fatty Acid (PUFA), antioksidan, vitamin E dan beta-karoten. Rasio asam lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh pada minyak sawit hamper sama. Komposisi asam lemak dan antioksidan berperan dalam menentukan pembentukan ROS (Reactive Oxygen Species) di jaringan tubuh (Eszy et al 2014). Minyak sawit mengandung asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh dengan persentase yang hampir sama. Asam lemak yang pada rantai hidrokarbonnya terdapat ikatan rangkap disebut asam lemak tidak jenuh, dan apabila tidak terdapat ikatan rangkap pada rantai hidrokarbonnya disebut asam lemak jenuh. Asam palmitat dan asam oleat merupakan asam lemak yang dominan terkandung dalam minyak sawit, sedangkan kandungan asam lemak linoleat dan asam stearatnya sedikit (Zulkifli dan Estiasih 2014).

Mentega
            Lemak adalah zat organik hidrofobik yang bersifat sukar larut dalam air. Namun lemak dapat larut dalam pelarut organik seperti kloroform, eter dan benzen. Lemak merupakan kelompok senyawa organik yang terdapat dalam tumbuhan, hewan, atau manusia yang sangat berguna bagi kehidupan manusia. Salah satu komponen dari lemak adalah margarin, margarin dimaksudkan sebagai pengganti mentega dengan rupa, bau, konsistensi rasa dan nilai gizi yang hampir sama dengan mentega. Margarin merupakan emulsi dengan tipe emulsi water in oil (w/o), yaitu fase air berada dalam fase minyak atau lemak. Margarin mengandung beta karoten, lecithin, antioksidan BHA dan pelbagai vitamin. Lemak hewani yang digunakan biasanya lemak babi, lemak sapi dan oleum oil (Istiqomah et al 2014).

Minyak kanola
            Minyak nabati adalah minyak yang dihasilkan dari tumbuh – tumbuhan. Minyak nabati jenis ini banyak digunakan sebagai bahan baku karena komposisinya memenuhi syarat sebagai bahan baku pelumas. Contoh minyak nabati ialah minyak canola (Siswahyu dan Hendrawati 2013).

Lemak ayam
            Lemak ayam mengandung asam lemak jenuh ganda. Asam lemak jenuh disusun oleh rantai atom karbon penyusunnya yang berikatan tunggal (Dewi 2012).

Minyak kelapa
            Minyak goreng adalah minyak yang berasal dari lemak tumbuhan atau hewan yang dimurnikan dan berbentuk cair dalam suhu kamar dan biasanya digunakan untuk menggoreng makanan.Minyak goreng dari tumbuhan biasanya dihasilkan dari tanaman seperti kelapa. Minyak kelapa mengandung zat-zat radikal bebas yang dapat menyebabkan bau tengik (Naomi et al 2013).

Minyak zaitun
            Minyak zaitun (Oleum olivae) adalah lemak yang diperoleh dengan pemerasan biji masak tanaman Olea europaea. Asam lemak yang terkandung dalam minyak zaitun berperan penting dalam mempertahankan fungsi dan integritas membran sel (Delita 2013).

Minyak kedelai
                Kedelai merupakan salah satu minyak nabati . Dari produksi tahu, dihasilkan limbah ampas tahu. Lemak pada ampas tahu diekstraksi untuk mendapatkan minyak kedelai (Drajat dan Hadi 1996).

Minyak biji bunga matahari
            Minyak biji bunga matahari merupakan salah satu jenis minyak dari tumbuhan yang bermanfaat bagi kesehatan kulit. Minyak ini mengandung asam linoleat dan asam linolenat yang dapat membentuk lapisan lemak buatan yang tipis di atas permukaan kulit. Lapisan lemak ini berfungsi untuk mengurangi terjadinya penguapan air dari kulit . Minyak biji bunga matahari merupakan asam lemak tak jenuh ganda dan berperan sebagai asam lemak essensial bagi tubuh. Asam linoleat memiliki fungsi yang sama dengan asam linolenat, yaitu dapat mencegah kekeringan kulit dan peradangan (Husna et al 2012).

Lemak
            Lemak adalah suatu ester trigliserida (TG) dari gliserol dengan 3 asam lemak terikat pada rantai utamanya6. Asam lemak yang berikatan dengan trigliserida pada dasarnya merupakan rantai karbon (C) dengan gugus karboksil (COOH) pada salah satu ujungnya yang dapat bereaksi (berikatan) dengan molekul lain (Tuminah 2009). Lipid (lemak) adalah kelompok senyawa heterogen yang berkaitan baik secara actual maupun potensial dengan asam lemak. Sifat dari lemak secara umum tidak larut dalam air (Darmayasa 2008).

Kelarutan Lemak
            Lemak merupakan senyawa yang larut dalam pelarut organik tetapi tidak larut air. Analisis kadar lemak pada suatu bahan dapat memberikan informasi mengenai ketersediaan lemak yang dapat diaplikasikan untuk berbagai kebutuhan (Hapsari dan Rosida 2010). Kelarutan asam lemak jenuh dalam air semakin berkurang dengan bertambahnya jumlah karbon penyusunnya, asam lemak jenuh umumnya tidak larut dalam air (Dewi 2015).

Pelarut Organik
            Pelarut Organik mampu melarutkan unsur-unsur bioaktif (termasuk antikanker) pada umumnya tumbuhan obat (Sahid et al 2013). Pelarut organik bersifat polar dan memberikan rasa pahit (Dewi 2012).

Pelarut Basa
            Pelarut merupakan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain dalam suatu campuran homogen. Pelarut basa digunakan karena dapat meningkatkan sifat gel karaginan (Sari 2014).








MATERI DAN METODE
Materi
Alat
            Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah tabung reaksi, spoit, pipet, lap, rak tabung reaksi, rak plastik, dan tissue.


Bahan
            Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah detergent, sabun colek, sunlight, NaOH, sodium dodecyl sulfat, NaOH+Alkohol, Asam asetat, Alkohol, minyak sawit, mentega, minyak kanola, lemak ayam, minyak kelapa, minyak zaitun, minyak kedelai, minyak biji bunga matahari, dan akuadest.

Metode
Uji kelarutan minyak sawit
Sebanyak 8 tabung reaksi di ambil lalu di taruh di rak tabung reaksi dan di beri label sampel  (di beri nama detergent, sabun colek, sunlight, NaOH, sodium dodecyl sulfat, NaOH+Alkohol,asam asetat, dan Alkohol pada masing-masing tabung reaksi yang berbeda) dan sampel-sampel sebanyak 1 ml di masukkan ke dalam tabung reaksi yang berbeda menggunakan soit serta diusahakan sampel tidak mengenai dinding pinggir tabung reaksi. Kemudian minyak sawit di tambakan sebanyak 1 ml di masing-masing tabung reaksi. Larutan dikocok sebanyak 15 kali lalu diamati dan difoto.

Uji kelarutan mentega
Sebanyak 8 tabung reaksi di ambil lalu di taruh di rak tabung reaksi dan di beri label sampel  (di beri nama detergent, sabun colek, sunlight, NaOH, sodium dodecyl sulfat, NaOH+Alkohol,asam asetat, dan Alkohol pada masing-masing tabung reaksi yang berbeda) dan sampel-sampel sebanyak 1 ml di masukkan ke dalam tabung reaksi yang berbeda menggunakan soit serta diusahakan sampel tidak mengenai dinding pinggir tabung reaksi. Kemudian minyak sawit di tambakan sebanyak 1 ml di masing-masing tabung reaksi. Larutan dikocok sebanyak 15 kali lalu diamati dan difoto.

Uji kelarutan minyak kanola
Sebanyak 8 tabung reaksi di ambil lalu di taruh di rak tabung reaksi dan di beri label sampel  (di beri nama detergent, sabun colek, sunlight, NaOH, sodium dodecyl sulfat, NaOH+Alkohol,asam asetat, dan Alkohol pada masing-masing tabung reaksi yang berbeda) dan sampel-sampel sebanyak 1 ml di masukkan ke dalam tabung reaksi yang berbeda menggunakan soit serta diusahakan sampel tidak mengenai dinding pinggir tabung reaksi. Kemudian minyak sawit di tambakan sebanyak 1 ml di masing-masing tabung reaksi. Larutan dikocok sebanyak 15 kali lalu diamati dan difoto.

Uji kelarutan lemak ayam
Sebanyak 8 tabung reaksi di ambil lalu di taruh di rak tabung reaksi dan di beri label sampel  (di beri nama detergent, sabun colek, sunlight, NaOH, sodium dodecyl sulfat, NaOH+Alkohol,asam asetat, dan Alkohol pada masing-masing tabung reaksi yang berbeda) dan sampel-sampel sebanyak 1 ml di masukkan ke dalam tabung reaksi yang berbeda menggunakan soit serta diusahakan sampel tidak mengenai dinding pinggir tabung reaksi. Kemudian minyak sawit di tambakan sebanyak 1 ml di masing-masing tabung reaksi. Larutan dikocok sebanyak 15 kali lalu diamati dan difoto.

Uji kelarutan minyak kelapa
Sebanyak 8 tabung reaksi di ambil lalu di taruh di rak tabung reaksi dan di beri label sampel  (di beri nama detergent, sabun colek, sunlight, NaOH, sodium dodecyl sulfat, NaOH+Alkohol,asam asetat, dan Alkohol pada masing-masing tabung reaksi yang berbeda) dan sampel-sampel sebanyak 1 ml di masukkan ke dalam tabung reaksi yang berbeda menggunakan soit serta diusahakan sampel tidak mengenai dinding pinggir tabung reaksi. Kemudian minyak sawit di tambakan sebanyak 1 ml di masing-masing tabung reaksi. Larutan dikocok sebanyak 15 kali lalu diamati dan difoto.

Uji kelarutan minyak zaitun
Sebanyak 8 tabung reaksi di ambil lalu di taruh di rak tabung reaksi dan di beri label sampel  (di beri nama detergent, sabun colek, sunlight, NaOH, sodium dodecyl sulfat, NaOH+Alkohol,asam asetat, dan Alkohol pada masing-masing tabung reaksi yang berbeda) dan sampel-sampel sebanyak 1 ml di masukkan ke dalam tabung reaksi yang berbeda menggunakan soit serta diusahakan sampel tidak mengenai dinding pinggir tabung reaksi. Kemudian minyak sawit di tambakan sebanyak 1 ml di masing-masing tabung reaksi. Larutan dikocok sebanyak 15 kali lalu diamati dan difoto.

Uji kelarutan minyak kedelai
Sebanyak 8 tabung reaksi di ambil lalu di taruh di rak tabung reaksi dan di beri label sampel  (di beri nama detergent, sabun colek, sunlight, NaOH, sodium dodecyl sulfat, NaOH+Alkohol,asam asetat, dan Alkohol pada masing-masing tabung reaksi yang berbeda) dan sampel-sampel sebanyak 1 ml di masukkan ke dalam tabung reaksi yang berbeda menggunakan soit serta diusahakan sampel tidak mengenai dinding pinggir tabung reaksi. Kemudian minyak sawit di tambakan sebanyak 1 ml di masing-masing tabung reaksi. Larutan dikocok sebanyak 15 kali lalu diamati dan difoto.

Uji kelarutan minyak biji bunga matahari
Sebanyak 8 tabung reaksi di ambil lalu di taruh di rak tabung reaksi dan di beri label sampel  (di beri nama detergent, sabun colek, sunlight, NaOH, sodium dodecyl sulfat, NaOH+Alkohol,asam asetat, dan Alkohol pada masing-masing tabung reaksi yang berbeda) dan sampel-sampel sebanyak 1 ml di masukkan ke dalam tabung reaksi yang berbeda menggunakan soit serta diusahakan sampel tidak mengenai dinding pinggir tabung reaksi. Kemudian minyak sawit di tambakan sebanyak 1 ml di masing-masing tabung reaksi. Larutan dikocok sebanyak 15 kali lalu diamati dan difoto.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Uji kelarutan minyak sawit terhadap 8 sampel pelarut 1 ml yang berbeda dan diamati kelarutannya disajikan dalam tabel 1 berikut.

Tabel 1 Hasil uji kelarutan minyak sawit
Pelarut
Kelarutan
Detergent
+++
Sabun colek
+++
Sunlight
+++
NaOH
+
Sodium Dodecyl Sulfat
+++
NaOH+Alkohol
+++
Asam Asetat
-
Alkohol
+
Keterangan: - = tidak larut, + = sedikit larut, ++ = larut, dan +++ = sangat larut.

Uji kelarutan mentega terhadap 8 sampel pelarut yang berbeda dan diamati kelarutannya disajikan dalam tabel 2 berikut.

Tabel 2 Hasil uji kelarutan mentega
Pelarut
Kelarutan
Detergent
+++
Sabun colek
+++
Sunlight
+++
NaOH
-
Sodium Dodecyl Sulfat
+++
NaOH+Alkohol
-
Asam Asetat
-
Alkohol
-
Keterangan: - = tidak larut, + = sedikit larut, ++ = larut, dan +++ = sangat larut.

Uji kelarutan minyak canola terhadap 8 sampel pelarut 1 ml yang berbeda dan diamati kelarutannya disajikan dalam tabel 3 berikut.

Tabel 3 Hasil uji kelarutan minyak canola
Pelarut
Kelarutan
Detergent
+++
Sabun colek
+++
Sunlight
+++
NaOH
-
Sodium Dodecyl Sulfat
++
NaOH+Alkohol
-
Asam Asetat
-
Alkohol
++
Keterangan: - = tidak larut, + = sedikit larut, ++ = larut, dan +++ = sangat larut.

Uji kelarutan lemak ayam terhadap 8 sampel pelarut 1 ml yang berbeda dan diamati kelarutannya disajikan dalam tabel 4 berikut.

Tabel 4 Hasil uji kelarutan lemak ayam
Pelarut
Kelarutan
Detergent
+++
Sabun colek
+++
Sunlight
+++
NaOH
++
Sodium Dodecyl Sulfat
+
NaOH+Alkohol
++
Asam Asetat
-
Alkohol
-
Keterangan: - = tidak larut, + = sedikit larut, ++ = larut, dan +++ = sangat larut.

Uji kelarutan minyak kelapa terhadap 8 sampel pelarut 1 ml yang berbeda dan diamati kelarutannya disajikan dalam tabel 5 berikut.

Tabel 5 Hasil uji kelarutan minyak kelapa
Pelarut
Kelarutan
Detergent
+++
Sabun colek
+++
Sunlight
+++
NaOH
++
Sodium Dodecyl Sulfat
++
NaOH+Alkohol
+
Asam Asetat
+
Alkohol
+
Keterangan: - = tidak larut, + = sedikit larut, ++ = larut, dan +++ = sangat larut.

Uji kelarutan minyak zaitun terhadap 8 sampel pelarut 1 ml yang berbeda dan diamati kelarutannya disajikan dalam tabel 6 berikut.

Tabel 6 Hasil uji kelarutan minyak zaitun
Pelarut
Kelarutan
Detergent
+++
Sabun colek
+++
Sunlight
+++
NaOH
+
Sodium Dodecyl Sulfat
+++
NaOH+Alkohol
+++
Asam Asetat
-
Alkohol
+
Keterangan: - = tidak larut, + = sedikit larut, ++ = larut, dan +++ = sangat larut.

Uji kelarutan 1 ml minyak kedelai terhadap 8 sampel pelarut 1 ml yang berbeda dan diamati kelarutannya disajikan dalam tabel 7 berikut.

Tabel 7 Hasil uji kelarutan minyak kedelai
Pelarut
Kelarutan
Detergent
+++
Sabun colek
+++
Sunlight
+++
NaOH
++
Sodium Dodecyl Sulfat
+++
NaOH+Alkohol
+++
Asam Asetat
+
Alkohol
+++
Keterangan: - = tidak larut, + = sedikit larut, ++ = larut, dan +++ = sangat larut.

Uji kelarutan 1 ml minyak biji bunga matahari terhadap 8 sampel pelarut 1 ml yang berbeda dan diamati kelarutannya disajikan dalam tabel 8 berikut.

Tabel 8 Hasil uji kelarutan minyak biji bunga matahari
Pelarut
Kelarutan
Detergent
+
Sabun colek
+++
Sunlight
+++
NaOH
+++
Sodium Dodecyl Sulfat
+++
NaOH+Alkohol
+++
Asam Asetat
-
Alkohol
+
Keterangan: - = tidak larut, + = sedikit larut, ++ = larut, dan +++ = sangat larut.



Pembahasan
       Karbohidrat Lemak merupakan senyawa yang larut dalam pelarut organik tetapi tidak larut air. Analisis kadar lemak pada suatu bahan dapat memberikan informasi mengenai ketersediaan lemak yang dapat diaplikasikan untuk berbagai kebutuhan (Hapsari dan Rosida 2010). Kelarutan asam lemak jenuh dalam air semakin berkurang dengan bertambahnya jumlah karbon penyusunnya, asam lemak jenuh umumnya tidak larut dalam air (Dewi 2015).
       Peranan Sifat-sifat lemak dibedakan menjadi dua yaitu berdasarkan fisik dan kimia. Sifat lemak berdasarkan fisik meliputi Bau amis (fish flavor) yang disebabkan oleh terbentuknya trimetil-amin dari lecitin. Bobot jenis dari lemak dan minyak biasanya ditentukan pada temperatur kamar. Indeks bias dari lemak dan minyak dipakai pada pengenalan unsur kimia dan untuk pengujian kemurnian minyak. Minyak/lemak tidak larut dalam air kecuali minyak jarak (coastor oil), sedikit larut dalam alkohol dan larut sempurna dalam dietil eter, karbon disulfide, dan pelarut halogen. Titik didih asam lemak semakin meningkat dengan bertambahnya panjang rantai karbon. Rasa pada lemak dan minyak selain terdapat secara alami, juga terjadi karena asam-asam yang berantai sangat pendek sebaggai hasil penguraian pada kerusakan minyak atau lemak. Titik kekeruhan ditetapkan dengan cara mendinginkan campuran lemak atau minyak dengan pelarut lemak. Titik lunak dari lemak/minyak ditetapkan untuk mengidentifikasikan minyak/lemak. Shot melting point adalah temperratur pada saat terjadi tetesan pertama dari minyak / lemak. Slipping point digunakan untuk pengenalan minyak atau lemak  alam serta pengaruh kehadiran komponen-komponennya. Sifat Lemak berdasarkan kimia meliputi Esterifikasi, Hidrolisa, penyabunan, Hidrogenasi, pembentukan keton, dan oksidasi. Fungsi lipid di antaranya: Sebagai sumber energi, unsur pembangun membran sel, sebagai pelindung organ-organ penting, penyekat jaringan tubuh, menjaga tubuh terhadap pengaruh luar, misalnya :suhu, luka, insulator listrik, membantu melarutkan dan mentransport senyawa-senyawa tertentu dalam aliran darah untuk keperluan metabolisme (Herlina dan Ginting 2002).
       Uji kelarutan minyak sawit terhadap 8 sampel didapatkan hasil yang sangat larut terjadi pada pelarut detergen sabun solek, sunlight, SDS,dan NaOH+Alkohol sedangkan pelarut asam asetat tidak larut.Uji kelarutan mentega terhadap 8 sampel didapatkan hasil yang sangat larut terjadi pada pelarut detergen, sabun colek, sunlight, dan SDS sedangkan yang tidak larut terjadi pada pelarut NaOh,NaOH+Alkohol,asam asetat, dan Alkohol. Uji kelarutan minyak canola terhadap 8 sampel didapatkan hasil yang sangat larut terjadi pada pelarut detergen, sabun colek, dan sunlight sedangkan yang tidak larut terjadi pada  pelarut NaOh,NaOH+Alkohol,dan asam asetat. SDS dan Alkohol larut. Uji kelarutan lemak ayam terhadap 8 sampel didapatkan hasil yang sangat larut terjadi pada pelarut detergen, sabun colek, dan sunlight sedangkan yang tidak larut terjadi pada
asam asetat, dan Alkohol. Naoh dan NaOh+Alkohol larut sedangkan SDS sedikit yang larut. Uji kelarutan minyak kelapa terhadap 8 sampel didapatkan hasil yang sangat larut terjadi pada pelarut detergen, sabun colek, dan sunlight sedangkan yang sedikit larut terjadi pada NaOH+Alkohol, asam asetat, dan Alkohol. Naoh dan SDS sedikit larut. Uji kelarutan minyak zaitun terhadap 8 sampel didapatkan hasil yang sangat larut terjadi pada pelarut detergen, sabun colek, sunlight,NaOAlkohol, dan SDS sedangkan yang tidak larut terjadi pada pelarut asam asetat. NaOH dan alkohol sedikit larut. Uji kelarutan minyak kedelai terhadap 8 sampel didapatkan hasil yang sangat larut terjadi pada pelarut detergen, sabun colek, sunlight,NaOH+Alkohol, Alkohol dan SDS sedangkan yang sedikit larut terjadi pada pelarut asam asetat. NaOh larut. Uji kelarutan minyak biji bunga matahari terhadap 8 sampel didapatkan hasil yang sangat larut terjadi pada pelarut  sabun colek, sunlight,NaOh,NaOH+Alkohol dan SDS sedangkan yang tidak larut terjadi pada pelarut asam asetat. Alkohol dan detergen sedikit larut.
       Pelarut Organik mampu melarutkan unsur-unsur bioaktif (termasuk antikanker) pada umumnya tumbuhan obat (Sahid et al 2013). Pelarut organik bersifat polar dan memberikan rasa pahit (Dewi 2012). Pelarut merupakan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain dalam suatu campuran homogen. Pelarut basa digunakan karena dapat meningkatkan sifat gel karaginan (Sari 2014).

SIMPULAN
       Lemak yang berbentutk cair (minyak) banyak mengandung asam lemak tak jenuh. Sedangkan lemak yang berbentuk padat lebih banyak mengandung asam lemak jenuh. Lemak hewani mengandung banyak steral yang disebut kolestrol, sedangkan lemak nabati mengandung fitosterol dan mengandung lebih banyak asam lemak tak jenuh sehingga umumnya berbentuk cair. Derajat kelarutan lemak nabati lebih tinggi dibandingkan kelarutan lemak hewani.
                                                                                                 







DAFTAR PUSTAKA
Abanat JD, Purnowidodo A, Irawan YS. 2012. Pengaruh fraksi volume serat pelepah gebang  (Corypha Utan Lamarck) terhadap sifat mekanik pada komposit  bermatrik epoksi. Jurnal Rekayasa Mesin. 3(2):352-361.
Agustina E. 2010. Penentuan kemurnian minyak kayu putih dengan teknik analisis perubahan sudut putar polarisasi cahaya akibat medan listrik luar. Jurnal Neutrino. 3(1):10-17.
Akbar A, Paindoman R, Coniwanti P. 2013. Pengaruh variable waktu dan temperature terhadap pembuatan asap cair dari limbah kayu pelawan (Cyanometra cauliflora). Jurnal Teknik Kimia. 19(1):1-8.
Darmayasa IBG. 2008. Isolasi dan identifikasi bakteri pendegradasi lipid (lemak) pada beberapa tempat pembuangan limbah dan estuary dam Denpasar. Jurnal Bumi Lestari. 8(2):122-127.
Delita YN. 2013. Viabilitas monosit yang dipapar Streptococcus viridans dan diinkubasi dengan minyak zaitun [skripsi]. Jember(ID): Universitas Jember.
Dewi R. 2012. Aktivitas antioksidan dan sitotoksisitas metabolit sekunder daun salam dan daun jati belanda [tesis]. Bogor(ID): Institut Pertanian Bogor.
Dewi ST. 2015. Analisis kandungan asam lemak pada seluruh bagian tubuh, kepala, daging, dan jeroan sotong (Sepia Sp.) dengan metode Kg-SM [tesis]. Bandung(ID): Universitas Islam Bandung.
Dewi YP. 2012. Perubahan kandungan asam lemak dan kolesterol keong mas [tesis]. Bogor(ID): Institut Pertanian Bogor.
Drajat B, Hadi PU. 1996. Daya saing minyak kelapa sawit Indonesia di pasar Eropa Barat, Amerika Serikat, dan Jepang. Jurnal Agro Ekonomi. 15(1):72-91.
Eszy MS, Sastri S, Masri M. 2014. Pengaruh pemberian diet tinggi minyak sawit terhadap kadar malondialdehid darah tikus wistar. Jurnal Kesehatan Andalas. 3(3):409-414.
Hartati E. 1998. Suplementasi minyak lemuru dan seng ke dalam ransum sapi yang mengandung silase pod kakao dan urea untuk memacu pertumbuhan sapi holstein jantan [disertasi]. Bogor(ID): Institut Pertanian Bogor.
Haryadi H. 2013. Analisa kadar alkohol hasil fermentasi ketan dengan metode kromatografi gas dan uji aktifitas [tesis]. Semarang(ID): Universitas Diponegoro.
Hapsari N, Rosida DF. 2010. Efektifitas metode pemisahan dalam produksi isolat protein nabati berbahan baku lokal. Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan. 6(1):23-28.
Hermawati E, Wiryanto, Solichatun. 2005. Fitoremediasi limbah detergen menggunakan kayu apu (Pistia stratiotes L. ) dan genjer (Limnocharis flava L.). Jurnal Biosmart. 7(2):115-124.
Hidayat N, Sumantri C, Afnan R, Arifiantini RI. 2016. Penentuan konsentrasi sodium dodecyl sulfate dalam pengenceran ringer laktat-kuning telur untuk preservasi semen ayam pelung. Jurnal Kedokteran Hewan. 10(2):170-174.
Husna N, Suryanto, Purba D. 2012. Efek pelembab minyak biji bunga matahari dalam sediaan krim tangan. Jurnal Of Pharmaceutics and Pharmacology. 1(1):63-69.
Istiqomah N, Sutaryono, Rafmawati F. 2014. Pengaruh lama penyimpanan margarin terhadap kadar asam lemak bebas. Jurnal Ilmu Farmasi. 5(1):31-40.
Munir M. 2010. Pendidikan dan pelatihan keterampilan pembuatan sabun colek dan cairan pembersih kaca di balai kelurahan Purwosari Kabupaten Pasuruan dalam upaya menciptakan wirausaha baru dan membuka kesempatan kerja dari sebagian masyarakat akibat PHK dari PT. Ades. Jurnal Aelia. 1(2):1-12.
Naomi P, Gaol AML, Toha MY. 2013. Pembuatan sabun lunak dari minyak goreng bekas ditinjau dari kinematika reaksi kimia. Jurnal Teknik Kimia. 19(2):42-48.
Sahid A, Pandiangan D, Siahaan P, Rumondor MJ. 2013. Uji sitotoksisitas ektraksi metanol daun sisik naga terhadap sel leukimia. Jurnal MIPA Unsrat Online. 2(2):94-99.
Santi SS. 2009. Penurunan konsentrasi surfactan pada limbah detergen dengan proses photokatalitik sinar uv. Jurnal Teknik Kimia. 4(1):261-265.
Sari AP. 2014. Edible film dari perpaduan karaginan, selulosa bakteri, dan nanokarbon dengan penaut silang asam sitrat [skripsi]. Bogor(ID): Institut Pertanian Bogor.
Sartika RAD .2008. Pengaruh asam lemak jenuh, tidak jenuh dan asam lemak trans terhadap kesehatan . Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional. 2(4):154-160.
Setyawardhani DA, Distantina S, Sulistyo H, Rahayu SS. 2007. Pemisahan asam lemak tak jenuh dalam minyak nabati dengan ekstraksi pelarut dan hidrolisa multistage. Jurnal Ekuilibruium . 6(2):59-64.
Siswahyu A, Hendrawati TY. 2013. Modifikasi minyak nabati sebagai sumber bahan baku pelumas bio. Jurnal Teknologi. 2(2):23-32.
Tuminah S. 2009. Efek asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh "Trans" terhadap kesehatan. Jurnal Media Penelit dan Pengembang Kesehat. 19(2):12-20.
Zulkifli M, Estiasih T. 2014. Sabun dari distilat asam lemak minyak sawit : kajian pustaka. Jurnal Pangan dan Agroindustri. 2(4): 170-177.

.





LAMPIRAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar