Kamis, 07 Juni 2018

MIKROSKOP DAN PEMBUATAN PREPARAT

Laporan Praktikum 5
Mikrobiologi Nutrisi
Hari, Tanggal
Tempat

: Senin, 19 Maret 2018
: Laboratorium Biokimia, Fisiologi, dan Mikrobiologi Nutrisi.

Asisten

: Qurratul Aini           /D24140011

 
                                                          


MIKROSKOP DAN PEMBUATAN PREPARAT
Irvan Triansyah
D24160115
Kelompok 4 / G2

























DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2018
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Mikrobiologi merupakan ilmu yang mempelajari benda mikroskopis yakni benda yang tidak bisa kita lihat dengan kasat mata untuk mengetahui apa yang ada dan terjadi (Lestari dan Hartati 2017). Mikroskop merupakan alat yang dipergunakan untuk mikrobiologi dalam mengamati benda mikroskopis tersebut. ada dua bagian utama yang umumnya menyusun mikroskop, yaitu bagian optik, yang terdiri dari kondensor, lensa objektif, dan lensa okuler. Bagian non-optik yang terdiri dari kaki dan lengan mikroskop, diafragma, meja objek, pemutar halus dan kasar, penjepit kaca objek, dan sumber cahaya. Mikroskop cahaya adalah sebuah mikroskop yang menggunakan cahaya lampu sebagai pengganti cahaya. Mikroskop cahaya mempunyai perbesaran maksimum 1000 kali. Mikroskop mempunyai kaki yang berat dan kokoh dengan tujuan agar dapat berdiri dengan stabil. Mikroskop cahaya memiliki tiga sistem lensa, yaitu lensa obyektif, lensa okuler, dan kondensor. Lensa obyektif dan lensa okuler terletak pada kedua ujung tabung mikroskop. Lensa okuler pada mikroskop bisa berbentuk lensa tunggal (monokuler) atau ganda (binokuler). Pada ujung bawah mikroskop terdapat tempat dudukan lensa obyektif yang bisa dipasangi tiga lensa atau lebih. Di bawah tabung mikroskop terdapat meja mikroskop yang merupakan tempat preparat. Sistem lensa yang ketiga adalah kondensor. Kondensor berperan untuk menerangi obyek dan lensa-lensa mikroskop yang lain (Haryadi 2013).
Didalam mikroskop terdapat komponen yang dinamakan preparat. Preparat adalah bagian mikroskop yang digunakan untuk melihat struktur atau bagian-bagian dari mikro makhluk hidup yang tidak terlihat oleh mata kita. Biasanya sel makhluk hidup yang tidak dapat terlihat di letakkan di atas preparat kemudian kita taruh di meja mikroskop. Preparat adalah objek yang diamati dengan mikroskop (Istiqomah et al. 2010). Preparat dapat berupa preparat kering atau basah yang berupa sayatan atau tanpa sayatan. Preparat awetan/kering merupakan objek yang sudah diawetkan. Preparat awetan dapat digunakan berkali-kali. Preparat basah adalah preparat objek biologi yang dibuat dari objek hidup, langsung, dan tidak diawetkan. Biasanya preparat basah ini digunakan untuk kesibukan pengamatan sekali pakai. sedangkan preparat kering atau preparat awetan merupakan preparat yang sudah dikeringkan dan dipersiapkan sedemikian rupa sehingga bisa langsung dipergunakan atau diamati melalui mikroskop tanpa perlu ditetesi air terlebih dahulu. Hal ini yang mendasari praktikum tentang mikroskop dan pembuatan preparat kering serta basah yang akan dilakukan.

Tujuan

Praktikum ini bertujuan mengetahui cara dan fungsi penggunaan mikroskop serta cara pembuatan preparat baik basah maupun kering.


TINJAUAN PUSTAKA

Mikroskop
Mikroskop adalah alat bantu yang digunakan untuk melihat dan mengamati benda-benda yang berukuran sangat kecil yang tidak mampu dilihat dengan kasat mata. Kata Mikroskop berasal dari bahasa latin, yaitu “mikro” yang berarti kecil dan kata “scopein” yang berarti melihat. Benda kecil dilihat dengan cara memperbesar ukuran bayangan benda tersebut hinga berkali-kali lipat. Bayangan benda dapat dibesarkan 40 kali, 100 kali, 400 kali, dan 1000 kali serta perbesaran yang mampu dijangkau semakin meningkat seiring dengan perkembangan teknologi. Ilmu yang mempelajari objek-objek berukuran sangat kecil dengan menggunakan mikroskop disebut mikroskopi (Permana 2013). Benda mikroskopi akan diamati pada praktikum ini seperti bakteri yang terdapat dalam cairan rumen.

Kapang
Kapang merupakan anggota regnum fungi yang biasanya tumbuh pada permukaan makanan yang sudah basi atau terlalu lama tidak diolah. Kapang bereproduksi dengan menggunakan spora. Spora kapang terdiri dari dua jenis, yaitu spora seksual dan spora aseksual. Reproduksi aseksual kapang dapat tumbuh dari sepotong miselium, tetapi cara ini jarang terjadi dan yang paling umum terjadi adalah pertumbuhan dari spora aseksual. Kebanyakan kapang tidak tahan panas sehingga adanya kapang pada makanan kaleng disebabkan oleh kurangnya pemanasan atau karena terjadi kontaminasi setelah proses (Mugiono et al. 2011).



Preparat
Preparat adalah tindakan atau proses pembuatan maupun penyiapan sesuatu menjadi tersedia, specimen patologi maupun anatomi yang siap dan diawetkan untuk penelitian  dan pemeriksaan. Preparat merupakan objek yang diamati dengan mikroskop. Preparat dapat berupa preparat kering atau basah yang berupa sayatan atau tanpa penyayatan. Preparat kering atau awetan merupakan objek yang sudah diawetkan, dapat berupa preparat sayatan atau tanpa sayatan. Contoh dari preparat sayatan adalah akar, batang, dan daun. Sedangkan preparat tanpa sayatan adalah organisme bersel satu. Preparat basah adalah preparat yang dibuat secara langsung tanpa pengawetan, dapat berupa preparat sayatan atau tanpa sayatan, dan biasanya digunakan hanya untuk satu kali pengamatan (Hudha et al. 2012).


Metode

Penggunaan Mikroskop
Mikroskop disiapkan dan ditaruh diatas meja. Leher mikroskop di putar kearah praktikan dan atur lensa binokulernya sesuai kenyamanan praktikan. Kabel mikroskop ditancapkan kestopkontak untuk menyalakan cahaya. Preparat disiapkan dan diletakan diatas meja mikroskop serta jepit dengan klip mikroskop. Lensa objektif, kondensor, dan meja mikroskop diatur sesuai jenis preparat yang diamati. Pengatur fokus kasar dan halus diatur hingga objek pada preparat terlihat focus dan jelas.

Pengamatan Preparat Sediaan Awetan
Preparat sediaan awetan dan mikroskop dipersiapkan. Preparat sediaan awetan diambil beberapa yang ingin diamati lalu letakan pada meja mikroskop dan jepit dengan klip mikroskop. Perbesaran 10x40 dipakai pada pengamatan preparat awetan.

Preparat Basah
            Preparat dibersihkan dengan alkohol lalu letakan diatas tissue yang beralkohol. Objek diambil dan dipotong membentuk sayatan tipis lalu letakan diatas preparat tadi. Air diteteskan secukupnya lalu letakan kaca preparat, usahakan tidak terdapat udara dalam preparat agar pengamatan tidak terhalang udara diantara preparat dan kacanya. Amati objek tersebut dengan perbesaran minimal 4x10.


Preparat Kering
            Preparat dibersihkan dengan alkohol lalu letakan diatas tissue yang beralkohol. Bahan yang digunakan yaitu cairan rumen. Kaca preparat dan cover glass dipanaskan diatas lampu spiritus, kemudian cairan rumen diambil dan diletakkan pada kaca preparat, setelah itu di panaskan diatas lampu spiritus, lalu ditutup menggunakan cover glass yang telah disterilkan. Amati objek tersebut dengan perbesaran minimal 10x40.
.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Berikut hasil pengamatan mikroskop yang difoto baik preparat segar maupun preparat kering serta preparat sediaan awetan dengan perbesaran tertentu.

Gambar 1 kapang 1, kiri pembesaran 4x10 dan kanan pembesaran 40x10
Gambar 2 kapang 2, kiri pembesaran 4x10 dan kanan pembesaran 40x10

Gambar 3 kapang 3, kiri pembesaran 4x10 dan kanan pembesaran 40x10

Gambar 4 kapang 4,  kiri pembesaran 4x10 dan kanan pembesaran 40x10

Gambar 5 jerami, kiri pembesaran 4x10 dan kanan pembesaran 40x10

Gambar 6 daun, kiri pembesaran 4x10 dan kanan pembesaran 40x10

).
Gambar 7 lalat kecil, kiri pembesaran 4x10 dan kanan pembesaran 40x10


Pembahasan


Mikroskop adalah alat bantu yang digunakan untuk melihat dan mengamati benda-benda yang berukuran sangat kecil yang tidak mampu dilihat dengan kasat mata. Kata Mikroskop berasal dari bahasa latin, yaitu ‘mikro’ yang berarti kecil dan kata ‘scopein’ yang berarti melihat. Benda kecil dilihat dengan cara memperbesar ukuran bayangan benda tersebut hinga berkali-kali lipat. Bayangan benda dapat dibesarkan 40 kali, 100 kali, 400 kali, bahkan 1000 kali, dan perbesaran yang mampu dijangkau semakin meningkat seiring dengan perkembangan teknologi. Ilmu yang mempelajari objek-objek berukuran sangat kecil dengan menggunakan mikroskop disebut Mikroskopi (Permana 2013). Mikroskop ditemukan oleh Anthony Van Leewenhoek, penemuan ini sangat membantu peneliti dan ilmuan untuk mengamati objek mikroskopis.
Mikroskop memiliki fungsi sebagai berikut. Fungsi utamanya adalah untuk melihat dan mengamati objek dengan ukuran sangat kecil yang tidak bisa dilihat dengan kasat mata. Lensa Okuler, yaitu lensa yang terdapat di bagian ujung atas tabung, pengamat melihat objek melalui lensa ini. Lensa okuler berfungsi untuk memperbesar kembali bayangan dari lensa objektif. Lensa okuler biasanya memiliki perbesaran 6, 10, dan 12 kali. Lensa Objektif yaitu lensa yang dekat dengan objek. Biasanya terdapat 3 lensa objektif pada mikroskop, yaitu dengan perbesaran 10, 40, dan 100 kali. Saat menggunakan lensa objektif pengamat harus mengoleskan minyak emersi ke bagian objek, minyak emersi ini berfungsi sebagai pelumas dan untuk memperjelas bayangan benda, karena saat perbesaran 100 kali, letak lensa dengan objek yang diamati sangat dekat, bahkan kadang bersentuhan (Respati 2008). Kondensor yaitu bagian yang dapat diputar naik turun yang berfungsi untuk mengumpulkan cahaya yang dipantulkan oleh cermin dan memusatkannya ke objek. Diafragma yaitu bagian yang berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk dan mengenai preparat. Cermin, yaitu bagian yang berfungsi untuk menerima dan mengarahkan cahaya yang diterima. Cermin mengarahkan cahaya dengan cara memantulkan cahaya tersebut. Revolver yaitu bagian yang berfungsi untuk mengatur perbesaran lensa objektif yang diinginkan. Tabung Mikroskop yaitu bagian yang berfungsi untuk menghubungkan lensa objekti dan lensa okuler mikroskop. Lengan mikroskop yaitu bagian yang berfungsi untuk tempat pengamat memegang mikroskop. Meja benda yaitu bagian yang berfungsi untuk tempat menempatkan objek yang akan diamati. Dimeja benda terdapat penjepit objek yang menjaga objek tetap ditempat yang diinginkan. Makrometer yaitu bagian yang berfungsi untuk menaikkan atau menurunkan tabung secara cepat untuk pengaturan mendapatkan kejelasan dari gambaran objek yang diinginkan. Mikrometer yaitu bagian yang berfungsi untuk menaikkan atau menurunkan tabung secara lambat untuk pengaturan mendapatkan kejelasan dari gambaran objek yang diinginkan. Kaki mikroskop yaitu bagian yang berfungsi sebagai penyangga yang menjaga mikroskop tetap pada tempat yang diinginkan dan juga untuk tempat memegang mikroskop saat mikroskop hendak dipindahkan (Mariyana 2012).
Kapang merupakan anggota regnum fungi yang biasanya tumbuh pada permukaan makanan yang sudah basi atau terlalu lama tidak diolah. Sebagian besar kapang merupakan anggota dari kelas Ascomycetes. Kapang adalah mikroorganisme membentuk hifa. Kapang bukan merupakan kelompok taksonomi yang resmi, sehingga anggota-anggota dari kapang tersebar ke dalam filum Glomeromycota, Ascomycota, dan Basidiomycota. Kapang merupakan bagian dari fungi, namun ada hal yang membedakan diantara keduanya yaitu kapang merupakan jenis fungi multiseluler yang bersifat aktif karena merupakan organisme saprofit dan mampu memecah bahan – bahan organic kompleks menjadi bahan yang lebih sederhana. Di bawah mikroskop dapat dilihat bahwa kapang terdiri dari benang yang disebut hifa, kumpulan hifa ini dikenal sebagai miselium. Kapang tersebut mudah dijumpai pada bagian-bagian ruangan yang lembab, seperti langit-langit bekas bocor, dinding yang dirembesi air, atau pada perabotan lembab yang jarang terkena sinar matahari. Kapang melakukan reproduksi dan penyebaran menggunakan spora. Spora kapang terdiri dari dua jenis, yaitu spora seksual dan spora aseksual. Spora aseksual dihasilkan lebih cepat dan dalam jumlah yang lebih banyak dibandingkan spora seksual. Spora aseksual memiliki ukuran yang kecil (diameter 1 – 10 μm) dan ringan, sehingga penyebarannya umumnya secara pasif menggunakan aliran udara. Kapang mempunyai kisaran pH pertumbuhan yang luas yaitu 1.5-11. Kapang memerlukan oksigen untuk tumbuh. Kapang lebih tahan asam, sehingga kapang sering membusukkan makanan asam, seperti buah-buahan asam dan minuman asam. Spora kapang tahan terhadap pemanasan selama 1 menit pada 920C dalam kondisi asam. Kapang memerlukan waktu untuk membentuk spora untuk konsistensinya. Kapang bereproduksi dengan menggunakan spora. Spora kapang terdiri dari dua jenis, yaitu spora seksual dan spora aseksual. Spora aseksual dihasilkan lebih cepat dan dalam jumlah yang lebih banyak dibandingkan spora seksual. Spora aseksual memiliki ukuran yang kecil (diameter 1-10 μm) dan ringan, sehingga penyebarannya umumnya secara pasif menggunakan aliran udara (Mugiono et al. 2011).
            Hasil praktikum bisa dilihat dari gambar 1 hingga gambar 7. Gambar 1 sampai 4 menunjukan gambar preparat kapang dengan perbesaran 40x dan 400x. Gambar 5 menunjukan kulit jerami yang diperbesar, pada perbesaran 400x tampak jelas penyusun jarring-jaring serat padi tersebut sedangkan pada perbesaran 40x tidak terlalu jelas dan kondensor belum diatur mengakibatkan gambar menjadi gelap. Gambar 6 menunjukan daun yang diperbesar, pada perbesaran 40x sudah tampak jelas bagian-bagian penyusunnya dan pada perbesaran 400x terlihat hanya satu rongga penyusun bagian daun tersebut. Gambar 7 menunjukan serangga lalat kecil yang diamati. Perbesaran 40x seluruh tubuh tampak terlihat sedangkan pada perbesaran 400x hanya bagian kepala saja yang terlihat.


SIMPULAN

Penggunaan mikroskop mudah dilakukan jika dilakukan sesuai dengan prosedur yang ada. Mikroskop memiliki fungsi utama yaitu untuk mengamati benda yang tak kasat mata. Preparat basah menggunakan cairan sebagai medium pengamatan dan biasanya objek yang diamati berupa objek organik atau sel hidup sedangkan preparat kering tidak memerlukan cairan untuk mengamatinya.


DAFTAR PUSTAKA

.
Haryadi H. 2013. Analisa kadar alkohol hasil fermentasi ketan dengan metode kromatografi gas dan uji aktifitas Saccharomyces cereviceae secara mikroskopis [tesis]. Semarang (ID): Universitas Diponegoro.
Hudha AM, Kes M, Husama SP, Hadi S. 2012. Pendampingan pengembangan perangkat pembelajaran laboratorium untuk menunjang pelaksanaan bagi guru IPA biologi SMP Muhammadiyah 1 Malang. Jurnal Dedikasi. 8(1): 42-51.
Istiqomah AR, Mudyani W, Endang A. 2010. Pertumbuhan dan struktur anatomi rumput mutiara Hedyotis corymbosa pada ketersediaan air dan intensitas cahaya. Jurnal EKOSAINS. 2(2): 55-64.
Lestari PB, Hartati TW. 2017. Mikrobiologi Berbasis Inkuiry. Malang (ID): IKAPI.
Mariyana A. Pengaruh penguasaan penggunaan mikroskop terhadap nilai praktikum ipa materi pokok organisasi kehidupan pada siswa kelas VII di MTs Negeri Ketanggungan Brebes tahun pelajaran 2011-2012 [skripsi]. Semarang (ID): Institut Agama Islam Walisongo.
Mugiono SP, Arlianti SPT, Azmi SPC. 2011. Panduan Lengkap Jamur. Jakarta (ID): Penebar Swadaya.
Permana A. 2013. Pengembangan LKS model inkuiru terbimbing materi pokok optika [skripsi]. Lampung (ID): UNILA.
Respati SMB. 2008. Macam-macam mikroskop dan penggunaan. Jurnal Ilmiah Momentum. 4(2): 42-44.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar