Laporan
Praktikum
5
Mikrobiologi Nutrisi
|
Hari, Tanggal
Tempat
|
|
: Senin, 19 Maret 2018
: Laboratorium Biokimia, Fisiologi, dan Mikrobiologi
Nutrisi.
|
|
Asisten
|
|
: Qurratul Aini /D24140011
|
MIKROSKOP DAN PEMBUATAN PREPARAT
Irvan Triansyah
D24160115
Kelompok 4 / G2
DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI
PAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2018
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Mikrobiologi merupakan ilmu yang mempelajari benda
mikroskopis yakni benda yang tidak bisa kita lihat dengan kasat mata untuk
mengetahui apa yang ada dan terjadi (Lestari dan Hartati 2017). Mikroskop
merupakan alat yang dipergunakan untuk mikrobiologi dalam mengamati benda
mikroskopis tersebut. ada dua bagian utama yang umumnya menyusun mikroskop,
yaitu bagian optik, yang terdiri dari kondensor, lensa objektif, dan lensa
okuler. Bagian non-optik yang terdiri dari kaki dan lengan mikroskop,
diafragma, meja objek, pemutar halus dan kasar, penjepit kaca objek, dan sumber
cahaya. Mikroskop cahaya adalah sebuah mikroskop yang menggunakan cahaya lampu
sebagai pengganti cahaya. Mikroskop cahaya mempunyai perbesaran maksimum 1000
kali. Mikroskop mempunyai kaki yang berat dan kokoh dengan tujuan agar dapat
berdiri dengan stabil. Mikroskop cahaya memiliki tiga sistem lensa, yaitu lensa
obyektif, lensa okuler, dan kondensor. Lensa obyektif dan lensa okuler terletak
pada kedua ujung tabung mikroskop. Lensa okuler pada mikroskop bisa berbentuk
lensa tunggal (monokuler) atau ganda (binokuler). Pada ujung bawah mikroskop
terdapat tempat dudukan lensa obyektif yang bisa dipasangi tiga lensa atau
lebih. Di bawah tabung mikroskop terdapat meja mikroskop yang merupakan tempat
preparat. Sistem lensa yang ketiga adalah kondensor. Kondensor berperan untuk
menerangi obyek dan lensa-lensa mikroskop yang lain (Haryadi 2013).
Didalam mikroskop
terdapat komponen yang dinamakan preparat. Preparat adalah bagian mikroskop
yang digunakan untuk melihat struktur atau bagian-bagian dari mikro makhluk
hidup yang tidak terlihat oleh mata kita. Biasanya sel makhluk hidup yang tidak
dapat terlihat di letakkan di atas preparat kemudian kita taruh di meja
mikroskop. Preparat adalah objek yang diamati dengan mikroskop (Istiqomah
et al. 2010). Preparat dapat
berupa preparat kering atau basah yang berupa sayatan atau tanpa sayatan. Preparat
awetan/kering merupakan objek yang sudah diawetkan. Preparat awetan dapat
digunakan berkali-kali. Preparat basah adalah preparat objek biologi yang
dibuat dari objek hidup, langsung, dan tidak diawetkan. Biasanya preparat basah
ini digunakan untuk kesibukan pengamatan sekali pakai. sedangkan preparat
kering atau preparat awetan merupakan preparat yang sudah dikeringkan dan
dipersiapkan sedemikian rupa sehingga bisa langsung dipergunakan atau diamati
melalui mikroskop tanpa perlu ditetesi air terlebih dahulu. Hal ini yang
mendasari praktikum tentang mikroskop dan pembuatan preparat kering serta basah
yang akan dilakukan.
Tujuan
Praktikum ini bertujuan mengetahui cara dan
fungsi penggunaan mikroskop serta cara pembuatan preparat baik basah maupun
kering.
TINJAUAN PUSTAKA
Mikroskop
Mikroskop
adalah alat bantu yang digunakan untuk melihat dan mengamati benda-benda yang
berukuran sangat kecil yang tidak mampu dilihat dengan kasat mata. Kata Mikroskop
berasal dari bahasa latin, yaitu “mikro” yang berarti kecil dan kata “scopein”
yang berarti melihat. Benda kecil dilihat dengan cara memperbesar ukuran
bayangan benda tersebut hinga berkali-kali lipat. Bayangan benda dapat
dibesarkan 40 kali, 100 kali, 400 kali, dan
1000 kali serta perbesaran yang mampu dijangkau semakin meningkat seiring dengan
perkembangan teknologi. Ilmu yang mempelajari objek-objek berukuran sangat
kecil dengan menggunakan mikroskop disebut mikroskopi (Permana 2013). Benda mikroskopi akan diamati pada praktikum ini
seperti bakteri yang terdapat dalam cairan rumen.
Kapang
Kapang merupakan anggota regnum fungi yang biasanya tumbuh pada permukaan
makanan yang sudah basi atau terlalu lama tidak diolah. Kapang bereproduksi
dengan menggunakan spora. Spora kapang terdiri dari dua jenis, yaitu spora
seksual dan spora aseksual. Reproduksi aseksual kapang dapat tumbuh dari
sepotong miselium, tetapi cara ini jarang terjadi dan yang paling umum terjadi
adalah pertumbuhan dari spora aseksual. Kebanyakan kapang tidak tahan panas
sehingga adanya kapang pada makanan kaleng disebabkan oleh kurangnya pemanasan
atau karena terjadi kontaminasi setelah proses (Mugiono et al. 2011).
Preparat
Preparat adalah tindakan atau proses pembuatan maupun penyiapan sesuatu menjadi tersedia, specimen patologi maupun anatomi yang siap dan diawetkan untuk penelitian dan pemeriksaan. Preparat merupakan objek yang diamati dengan
mikroskop. Preparat dapat berupa preparat kering atau basah yang berupa sayatan
atau tanpa penyayatan. Preparat kering atau awetan merupakan objek yang sudah
diawetkan, dapat berupa preparat sayatan atau tanpa sayatan. Contoh dari
preparat sayatan adalah akar, batang, dan daun. Sedangkan preparat tanpa sayatan
adalah organisme bersel satu. Preparat basah adalah preparat yang dibuat secara
langsung tanpa pengawetan, dapat berupa preparat sayatan atau tanpa sayatan,
dan biasanya digunakan hanya untuk satu kali pengamatan (Hudha et al. 2012).
Metode
Penggunaan Mikroskop
Mikroskop disiapkan dan ditaruh diatas meja. Leher
mikroskop di putar kearah praktikan dan atur lensa binokulernya sesuai
kenyamanan praktikan. Kabel mikroskop ditancapkan kestopkontak untuk menyalakan
cahaya. Preparat disiapkan dan diletakan diatas meja mikroskop serta jepit
dengan klip mikroskop. Lensa objektif, kondensor, dan meja mikroskop diatur
sesuai jenis preparat yang diamati. Pengatur fokus kasar dan halus diatur
hingga objek pada preparat terlihat focus dan jelas.
Pengamatan Preparat Sediaan Awetan
Preparat sediaan awetan dan mikroskop dipersiapkan. Preparat
sediaan awetan diambil beberapa yang ingin diamati lalu letakan pada meja
mikroskop dan jepit dengan klip mikroskop. Perbesaran 10x40 dipakai pada
pengamatan preparat awetan.
Preparat Basah
Preparat dibersihkan dengan alkohol lalu letakan diatas
tissue yang beralkohol. Objek diambil dan dipotong membentuk sayatan tipis lalu
letakan diatas preparat tadi. Air diteteskan secukupnya lalu letakan kaca
preparat, usahakan tidak terdapat udara dalam preparat agar pengamatan tidak
terhalang udara diantara preparat dan kacanya. Amati objek tersebut dengan
perbesaran minimal 4x10.
Preparat Kering
Preparat dibersihkan dengan alkohol lalu letakan diatas
tissue yang beralkohol. Bahan yang
digunakan yaitu cairan rumen. Kaca preparat dan cover glass dipanaskan diatas
lampu spiritus, kemudian cairan rumen diambil dan diletakkan pada kaca
preparat, setelah itu di panaskan diatas lampu spiritus, lalu ditutup
menggunakan cover glass yang telah disterilkan. Amati
objek tersebut dengan perbesaran minimal 10x40.
.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Berikut hasil pengamatan
mikroskop yang difoto baik preparat segar maupun preparat kering serta preparat
sediaan awetan dengan perbesaran tertentu.
Gambar 1 kapang 1, kiri pembesaran
4x10 dan kanan pembesaran 40x10
Gambar 2 kapang 2, kiri pembesaran
4x10 dan kanan pembesaran 40x10
Gambar 3 kapang 3, kiri pembesaran
4x10 dan kanan pembesaran 40x10
Gambar 4 kapang 4, kiri pembesaran 4x10 dan kanan pembesaran
40x10
Gambar 5 jerami, kiri pembesaran 4x10
dan kanan pembesaran 40x10
Gambar 6 daun, kiri pembesaran 4x10
dan kanan pembesaran 40x10
Gambar 7 lalat kecil, kiri pembesaran
4x10 dan kanan pembesaran 40x10
Pembahasan
Mikroskop
adalah alat bantu yang digunakan untuk melihat dan mengamati benda-benda yang
berukuran sangat kecil yang tidak mampu dilihat dengan kasat mata. Kata Mikroskop berasal
dari bahasa latin, yaitu ‘mikro’ yang berarti kecil dan kata ‘scopein’ yang berarti
melihat. Benda kecil dilihat dengan cara memperbesar ukuran bayangan benda
tersebut hinga berkali-kali lipat. Bayangan benda dapat dibesarkan 40 kali, 100
kali, 400 kali, bahkan 1000 kali, dan perbesaran yang mampu dijangkau semakin
meningkat seiring dengan perkembangan teknologi. Ilmu yang mempelajari
objek-objek berukuran sangat kecil dengan menggunakan mikroskop disebut
Mikroskopi (Permana 2013).
Mikroskop ditemukan oleh Anthony Van Leewenhoek, penemuan ini sangat membantu
peneliti dan ilmuan untuk mengamati objek mikroskopis.
Mikroskop
memiliki fungsi sebagai berikut. Fungsi utamanya adalah untuk melihat dan
mengamati objek dengan ukuran sangat kecil yang tidak bisa dilihat dengan kasat mata. Lensa Okuler, yaitu lensa
yang terdapat di bagian ujung atas tabung, pengamat melihat objek melalui lensa
ini. Lensa okuler berfungsi untuk memperbesar kembali bayangan dari lensa
objektif. Lensa okuler biasanya memiliki perbesaran 6, 10, dan 12 kali. Lensa Objektif yaitu
lensa yang dekat dengan objek. Biasanya terdapat 3 lensa objektif pada
mikroskop, yaitu dengan perbesaran 10, 40, dan 100 kali. Saat menggunakan lensa
objektif pengamat harus mengoleskan minyak emersi ke bagian objek, minyak
emersi ini berfungsi sebagai pelumas dan untuk memperjelas bayangan benda,
karena saat perbesaran 100 kali, letak lensa dengan objek yang diamati sangat
dekat, bahkan kadang bersentuhan
(Respati 2008). Kondensor yaitu bagian yang dapat diputar
naik turun yang berfungsi untuk mengumpulkan cahaya yang dipantulkan oleh
cermin dan memusatkannya ke objek. Diafragma
yaitu bagian yang berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk
dan mengenai preparat. Cermin,
yaitu bagian yang berfungsi untuk menerima dan mengarahkan cahaya yang
diterima. Cermin mengarahkan cahaya dengan cara memantulkan cahaya tersebut. Revolver yaitu bagian
yang berfungsi untuk mengatur perbesaran lensa objektif yang diinginkan. Tabung Mikroskop yaitu bagian yang
berfungsi untuk menghubungkan lensa objekti dan lensa okuler mikroskop. Lengan mikroskop yaitu
bagian yang berfungsi untuk tempat pengamat memegang mikroskop. Meja benda yaitu bagian yang
berfungsi untuk tempat menempatkan objek yang akan diamati. Dimeja benda
terdapat penjepit objek yang menjaga objek tetap ditempat yang diinginkan. Makrometer yaitu bagian
yang berfungsi untuk menaikkan atau menurunkan tabung secara cepat untuk
pengaturan mendapatkan kejelasan dari gambaran objek yang diinginkan. Mikrometer yaitu bagian
yang berfungsi untuk menaikkan atau menurunkan tabung secara lambat untuk
pengaturan mendapatkan kejelasan dari gambaran objek yang diinginkan. Kaki mikroskop yaitu bagian yang
berfungsi sebagai penyangga
yang menjaga mikroskop tetap pada tempat yang diinginkan dan juga untuk tempat
memegang mikroskop saat mikroskop hendak dipindahkan (Mariyana 2012).
Kapang
merupakan anggota regnum fungi yang
biasanya tumbuh pada permukaan makanan yang sudah basi atau terlalu lama tidak
diolah. Sebagian besar kapang merupakan anggota dari kelas Ascomycetes. Kapang
adalah mikroorganisme membentuk hifa. Kapang bukan merupakan kelompok taksonomi
yang resmi, sehingga anggota-anggota dari kapang tersebar ke dalam filum Glomeromycota, Ascomycota, dan Basidiomycota.
Kapang merupakan bagian dari fungi, namun ada hal yang
membedakan diantara keduanya yaitu kapang merupakan jenis fungi multiseluler
yang bersifat aktif karena merupakan organisme saprofit dan mampu memecah bahan
– bahan organic kompleks menjadi bahan yang lebih sederhana. Di bawah mikroskop
dapat dilihat bahwa kapang terdiri dari benang yang disebut hifa, kumpulan hifa
ini dikenal sebagai miselium. Kapang tersebut mudah dijumpai pada bagian-bagian
ruangan yang lembab, seperti langit-langit bekas bocor, dinding yang dirembesi
air, atau pada perabotan lembab yang jarang terkena sinar matahari. Kapang
melakukan reproduksi dan penyebaran menggunakan spora. Spora kapang terdiri
dari dua jenis, yaitu spora seksual dan spora aseksual. Spora aseksual
dihasilkan lebih cepat dan dalam jumlah yang lebih banyak dibandingkan spora
seksual. Spora aseksual memiliki ukuran yang kecil (diameter 1 – 10 μm) dan
ringan, sehingga penyebarannya umumnya secara pasif menggunakan aliran udara. Kapang mempunyai kisaran pH pertumbuhan
yang luas yaitu 1.5-11. Kapang memerlukan oksigen untuk tumbuh. Kapang lebih
tahan asam, sehingga kapang sering membusukkan makanan asam, seperti buah-buahan
asam dan minuman asam. Spora kapang tahan terhadap pemanasan selama 1 menit
pada 920C dalam kondisi asam. Kapang memerlukan waktu untuk
membentuk spora untuk konsistensinya. Kapang
bereproduksi dengan menggunakan spora. Spora kapang terdiri dari dua jenis,
yaitu spora seksual dan spora aseksual. Spora aseksual dihasilkan lebih cepat
dan dalam jumlah yang lebih banyak dibandingkan spora seksual. Spora aseksual
memiliki ukuran yang kecil (diameter 1-10 μm) dan ringan, sehingga penyebarannya
umumnya secara pasif menggunakan aliran udara (Mugiono et al. 2011).
Hasil praktikum bisa dilihat dari gambar 1 hingga gambar
7. Gambar 1 sampai 4 menunjukan gambar preparat kapang dengan perbesaran 40x
dan 400x. Gambar 5 menunjukan kulit jerami yang diperbesar, pada perbesaran
400x tampak jelas penyusun jarring-jaring serat padi tersebut sedangkan pada
perbesaran 40x tidak terlalu jelas dan kondensor belum diatur mengakibatkan
gambar menjadi gelap. Gambar 6 menunjukan daun yang diperbesar, pada perbesaran
40x sudah tampak jelas bagian-bagian penyusunnya dan pada perbesaran 400x
terlihat hanya satu rongga penyusun bagian daun tersebut. Gambar 7 menunjukan
serangga lalat kecil yang diamati. Perbesaran 40x seluruh tubuh tampak terlihat
sedangkan pada perbesaran 400x hanya bagian kepala saja yang terlihat.
SIMPULAN
Penggunaan mikroskop mudah dilakukan jika dilakukan sesuai dengan prosedur
yang ada. Mikroskop memiliki fungsi utama yaitu untuk mengamati benda yang tak
kasat mata. Preparat basah menggunakan cairan sebagai medium pengamatan dan
biasanya objek yang diamati berupa objek organik atau sel hidup sedangkan
preparat kering tidak memerlukan cairan untuk mengamatinya.
DAFTAR
PUSTAKA
.
Haryadi H. 2013. Analisa kadar alkohol
hasil fermentasi ketan dengan metode kromatografi gas dan uji aktifitas Saccharomyces cereviceae secara
mikroskopis [tesis]. Semarang (ID): Universitas Diponegoro.
Hudha AM, Kes M, Husama SP, Hadi S.
2012. Pendampingan pengembangan perangkat pembelajaran laboratorium untuk
menunjang pelaksanaan bagi guru IPA biologi SMP Muhammadiyah 1 Malang. Jurnal Dedikasi. 8(1): 42-51.
Istiqomah AR, Mudyani W, Endang A. 2010.
Pertumbuhan dan struktur anatomi rumput mutiara Hedyotis corymbosa pada ketersediaan air dan intensitas cahaya. Jurnal EKOSAINS. 2(2): 55-64.
Lestari PB, Hartati TW. 2017. Mikrobiologi Berbasis Inkuiry. Malang
(ID): IKAPI.
Mariyana A. Pengaruh penguasaan
penggunaan mikroskop terhadap nilai praktikum ipa materi pokok organisasi
kehidupan pada siswa kelas VII di MTs Negeri Ketanggungan Brebes tahun pelajaran 2011-2012
[skripsi]. Semarang (ID): Institut Agama Islam Walisongo.
Mugiono SP, Arlianti SPT, Azmi SPC.
2011. Panduan Lengkap Jamur. Jakarta
(ID): Penebar Swadaya.
Permana A. 2013. Pengembangan LKS model
inkuiru terbimbing materi pokok optika [skripsi]. Lampung (ID): UNILA.
Respati SMB. 2008. Macam-macam mikroskop
dan penggunaan. Jurnal Ilmiah Momentum.
4(2): 42-44.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar