Laporan Praktikum ke-8 Hari/tanggal
: Kamis/20 April 2017
Biokimia Nutrisi Tempat
Praktikum : Laboratorium Terpadu
Asisten: Alfi Royani D24130029
PENENTUAN KADAR SUATU LARUTAN
Irvan Triansyah
D24160115
Kelompok 3
DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI
PAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2017
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Spektrofotometer adalah alat yang dipakai untuk mengukur atau menganalisa
panjang gelombang cahaya dengan akurat yaitu dengan menggunakan kisi difraksi,
atau prisma untuk memisahkan panjang gelombang cahaya yang berbeda (Yulianto
dan Hatta 2011). Spektrofotometer adalah alat yang terdiri dari spektrometer dan fotometer.
Spektrometer menghasilkan sinar dengan spektrum dengan panjang gelombang
tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan
atau yang diabsorbsi. Prinsip kerja alat spektrofotometer adalah dengan sampel
menyerap radiasi elektromagnetis yang pada panjang gelombang tertentu dapat
terlihat (Ramadhani et al. 2013).
Jenis-jenis spektrofotometer
berdasarkan sumber yang digunakan yaitu yang pertama Spektroskopi Visible
(Cahaya tampak), spektroskopi ini yang digunakan sebagai sumber sinar atau energi
adalah cahaya tampak (visible). Cahaya visible termasuk spektrum
elektromagnetik yang dapat ditangkap oleh mata manusia. Panjang gelombang sinar
tampak adalah 380 - 750 nm. Kedua yaitu Spektroskopi UV (Ultraviolet), spektroskopi
UV berdasarkan interaksi dengan sinar UV. Sinar UV memiliki panjang gelombang
190-380 nm. Karena sinar UV tidak dapat dideteksi oleh mata kita, maka senyawa
yang dapat menyerap sinar ini terkadang merupakan senyawa yang tidak memiliki
warna, bening, dan transparan. Sehingga sampel keruh harus dibuat jernih dengan
filtrasi atau sentrifugasi. Prinsip dasar pada spektroskopi adalah sampel harus
jernih dan larut sempurna, tidak ada partikel koloid apalagi suspensi. Ketiga
yaitu Spektroskopi UV-VIS (Ultraviolet-Visible) Spektroskopi ini merupakan
gabungan antara spektroskopi UV dan Visible. Spektroskopi UV-VIS menggunakan
dua buah sumber cahaya berbeda, sumber cahaya UV dan sumber cahaya visible.
Meskipun untuk alat yang lebih canggih sudah menggunakan hanya satu sumber
sinar sebagai sumber UV dan Vis, yaitu photodiode yang dilengkapi dengan
monokromator. Keempat yaitu Spektroskopi IR (Infra Red) dari namanya sudah bisa
dimengerti bahwa spektroskopi ini berdasar pada penyerapan panjang gelombang
infra merah. Cahaya infra merah terbagi menjadi infra merah dekat, pertengahan,
dan jauh. Infra merah pada spektroskopi adalah infra merah jauh dan pertengahan
yang mempunyai panjang gelombang 2.51000 µm (Yulianto dan Hatta 2011).
Spektrofotomer adalah suatu
instrument untuk mengukur transmitans atau absorban suatu sampel sebagai fungsi
panjang gelombang dan pengukuran terhadap sederetan sampel pada suatu panjang
gelombang tertentu. Salah satu prinsip kerja spektrofotometer didasarkan pada
fenomena penyerapan sinar oleh spesi kimia tertentu di daerah ultra violet dan
sinar tampak (Sundari 2015). Fungsi spektrofotometer yang luas ini didasari
pada prinsip pengukuran sinyal yang dihasilkan dari interaksi antara radiasi
dan materi. Sinyal-sinyal ini dihasilkan oleh 5 komponen instrumen, yaitu
sumber sinar, pengolah sinyal, kompartemen sampel, detektor, dan pemroses data.
Perkembangan teknologi elektronik yang terjadi saat ini membuat
komponenkomponen tersebut dapat diperoleh dengan mudah dan cukup murah. Hal
tersebut memungkinkan untuk mengembangkan spektrofotometer alternatif dari
spektrofotometer yang sudah tersedia secara komersial. Beberapa penelitian
telah mencoba mengembangkan spektrofotometer menggunakan komponen yang
sederhana, murah, dan mudah didapat. Penelitian sejauh ini telah mengembangkan
spektrofotometer menggunakan lampu light emitting diode (LED) merah dan hijau dan
lampu LED putih sebagai sumber sinar. Selain itu, Mulyati telah menggunakan
detektor chargecouple device (CCD) untuk menentukan beberapa unsur dengan
spektrometer emisi nyala. Detektor CCD berupa web camera dan kamera digital
digunakan untuk menangkap spektrum warna menggunakan spektrofotometer sinar
tampak (Mulyati 2014).
Hukum Lambert-Beer
menyatakan hubungan linieritas antara absorban dengan konsentrasi larutan
analit dan berbanding terbalik dengan transmitan. Nilai absorbansi larutan akan bervariasi berdasarkan konsentrasi atau
ukuran wadah. Absorptivitas molar diperoleh dari pembagian absorbansi dengan
konsentrasi dan panjang larutan yang dilalui sinar. Untuk mengetahui apakah
suatu unsur memenuhi Hukum Beer atau tidak maka perlu ditentukan grafik kalibrasi
absorbansi vs konsentrasi. Hukum Beer hanya dapat dipenuhi jika dalam range (cakupan) konsentrasi hasil
kalibrasi berupa garis lurus, jadi kita hanya bekerja pada linear range. Seringkali
sampel yang dianalisa akan memiliki absorbansi yang lebih tinggi dari pada
larutan standar. Jika kita berasumsi bahwa kalibrasi tetap linier pada
konsentrasi yang lebih tinggi (Wardani 2012).
Nilai absorbansi
dari cahaya yang dilewatkan akan sebanding dengan
konsentrasi larutan didalam kuvet. Spektrofotometer sendiri memiliki fungsi
mengukur transmitans atau absorban suatu contoh yang dinyatakan dalam fungsi
panjang gelombang. Prinsip kerja spektrofotometer adalah bila cahaya (monokromatik
maupun campuran) jatuh pada suatu medium homogen, sebagian
dari sinar masuk akan dipantulkan, sebagian di serap dalam medium
itu, dan sisanya diteruskan. Nilai yang keluar dari cahaya yangditeruskan
dinyatakan dalam nilai absorbansi karena memiliki hubungan dengan
konsentrasi sampel. Studi spektrofotometri dianggap sebagai perluasan
suatu pemeriksaan visual yang lebih
mendalam dari absorbsienergi. Hukum Beer menyatakan absorbansi cahaya berbanding lurus dengan
dengan konsentrasi dan ketebalan bahan atau
medium (Miller 2000).
Tujuan
Praktikum ini bertujuan menentukan
kadar suatu larutan yang belum diketahui. Larutan yang dipakai ialah larutan
kalium permanganat yang belum diketahui konsentrasinya.
TINJAUAN PUSTAKA
Spektrofotometer
Spektrofotometer adalah alat yang dipakai untuk mengukur atau
menganalisa panjang gelombang cahaya dengan akurat yaitu dengan menggunakan kisi
difraksi atau prisma untuk memisahkan panjang gelombang cahaya yang berbeda
(Yulianto dan Hatta 2011). Spektrofotometer adalah alat yang terdiri dari
spektrometer dan fotometer. Spektrometer menghasilkan sinar dengan spektrum
dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas
cahaya yang ditransmisikan atau yang diabsorpsi. Prinsip kerja alat
spektrofotometer adalah dengan sampel menyerap radiasi (pemancar) elektromagnetis
yang pada panjang gelombang tertentu dapat terlihat. Larutan tembaga (Cu)
misalnya berwarna biru karena larutan tersebut menyerap warna komplementer,
yaitu kuning. Semakin banyak molekul tembaga per satuan volume, semakin banyak
pula cahaya kuning yang diserap, dan semakin tua warna biru larutannya
(Ramadhani et al. 2013).
Kalium permanganat
KMnO4
merupakan senyawa yang berperan sebagai oksidator yang kuat. Kalium permanganat
merupakan alkali yang akan terdisosiasi dalam air membentuk ion permanganat dan
juga mangan oksida bersamaan dengan terbentuknya molekul oksigen elemental,
sehingga senyawa ini berperan sebagai oksidator. Kalium Permanganat wujudnya berupa kristal yang berwarna ungu
kehitaman, berbau, dapat larut dalam air, memiliki titik lebur 1500C, dan berat
molekulnya 158.03 gram/mol. Kalium permanganat merupakan senyawa kimia anorganik dengan rumus KMnO4.
Garam yang terdiri dari K+ dan MnO4- ion. Kalium permanganat terurai
saat terkena sinar: 2 KMnO4(s) → K2MnO4(s) + MnO2(s)
+ O2(g) (Jannah 2008).
Larutan blanko
Larutan
yang akan digunakan dalam penggunaan spektrofotometer adalah larutan blanko.
Larutan blanko merupakan larutan yang tidak mengandung analat untuk dianalisis .
Larutan blanko digunakan sebagai kontrol dalam suatu percobaan sebagai nilai
100% transmittans (Basset et al. 1994).
Hukum Beer-lamberg
Hukum Beer-Lamberg menyatakan hubungan linieritas antara absorban dengan
konsentrasi larutan analit dan berbanding terbalik dengan transmitan. Nilai absorbansi larutan akan bervariasi berdasarkan
konsentrasi atau ukuran wadah. Absorptivitas molar diperoleh dari pembagian absorbansi
dengan konsentrasi dan panjang larutan yang dilalui sinar. Untuk mengetahui
apakah suatu unsur memenuhi Hukum Beer atau tidak maka perlu ditentukan grafik
kalibrasi absorbansi vs konsentrasi. Hukum Beer hanya dapat dipenuhi jika dalam
range (cakupan) konsentrasi hasil kalibrasi berupa garis lurus, jadi kita hanya
bekerja pada linear range. Seringkali sampel yang dianalisa akan memiliki
absorbansi yang lebih tinggi dari pada larutan standar. Jika kita berasumsi
bahwa kalibrasi tetap linier pada konsentrasi yang lebih tinggi (Jannah 2008).
Standar nilai regresi KMnO4
Larutan baku atau larutan
standar adalah larutan yang konsentrasinya sudah diketahui. Larutan baku
biasanya berfungsi sebagai titran sehingga ditempatkan buret, yang sekaligus berfungsi
sebagai alat ukur volume larutan baku. Larutan yang akan ditentukan
konsentrasinya atau kadarnya, diukur volumenya dengan menggunakan pipet
volumetri dan ditempatkan di erlenmeyer. Pengaruh
positif perlakuan konsentrasi Kalium Permanganat terhadap nilai absobans
memiliki persamaan regresi yaitu y = 0,0355x-0.0268 dengan R =
0,999959 artinya semakin tinggi konsentrasi kalium permanganat semakin tinggi
nilai absorbanya (Tahid 2002).
MATERI DAN METODE
Materi
Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum
ini adalah spektrofotometer jenis visible dan single beam, botol kecil, pipet, spoit,
dan tissue.
Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam
praktikum ini adalah kalium permanganat dan akuades.
Metode
Uji nilai absorbansi
kalium permanganat dengan spektrofotometer single- beam.
Kalium permanganat disiapkan
sebanyak 3 larutan berbeda dalam tabung reaksi dengan konsentrasi yang tidak
diketahui. Spektrofotometer diaktifkan dan tunggu selama lima belas menit hingga
alat berbunyi yang
menandakan spektrofotometer siap digunakan. Panjang gelombang diatur lalu
masukan larutan blanko (akuades) pilih ‘scan blanko’ kemudian blanko
di keluarkan. Larutan kalium permanganat dimasukan kedalam spektrofotometer
lalu pilih ‘scan sample’.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Nilai
absorbansi yang telah diperoleh kelompok 3 dengan menggunakan alat
spektrofotometer jenis visible dan single beam. Kalium permanganat sebagai
larutan yang diamati.
Tabel 1 Hubungan
serapan dalam larutan kalium permanganat
Tabung
larutan
|
Nilai
Absorbansi (A)
|
Kadar
(ppm)
|
1
|
0,1142
|
3,682
|
2
|
0,0573
|
2,009
|
3
|
0,0456
|
1,665
|
Pembahasan
Spektrofotometer adalah alat yang dipakai untuk mengukur atau
menganalisa panjang gelombang cahaya dengan akurat yaitu dengan menggunakan
kisi difraksi, atau prisma untuk memisahkan panjang gelombang cahaya yang
berbeda (Yulianto dan Hatta 2011). Spektrofotometer adalah alat
yang terdiri dari spektrometer dan fotometer. Spektrometer menghasilkan sinar
dengan spektrum dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat
pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau yang diabsorpsi. Prinsip
kerja alat spektrofotometer adalah dengan sampel menyerap radiasi (pemancar)
elektromagnetis yang pada panjang gelombang tertentu dapat terlihat. Larutan
tembaga (Cu) misalnya berwarna biru karena larutan tersebut menyerap warna
komplementer, yaitu kuning. Semakin banyak molekul tembaga per satuan volume,
semakin banyak pula cahaya kuning yang diserap, dan semakin tua warna biru larutannya
(Ramadhani et al. 2013).
Jenis-jenis spektrofotometer
berdasarkan sumber yang digunakan yaitu yang pertama Spektroskopi Visible
(Cahaya tampak), spektroskopi ini yang digunakan sebagai sumber sinar atau energi
adalah cahaya tampak (visible). Cahaya visible termasuk spektrum
elektromagnetik yang dapat ditangkap oleh mata manusia. Panjang gelombang sinar
tampak adalah 380 - 750 nm. Kedua yaitu Spektroskopi UV (Ultraviolet), spektroskopi
UV berdasarkan interaksi dengan sinar UV. Sinar UV memiliki panjang gelombang
190-380 nm. Karena sinar UV tidak dapat dideteksi oleh mata kita, maka senyawa
yang dapat menyerap sinar ini terkadang merupakan senyawa yang tidak memiliki
warna, bening, dan transparan. Sehingga sampel keruh harus dibuat jernih dengan
filtrasi atau sentrifugasi. Prinsip dasar pada spektroskopi adalah sampel harus
jernih dan larut sempurna, tidak ada partikel koloid apalagi suspensi. Ketiga
yaitu Spektroskopi UV-VIS (Ultraviolet-Visible) Spektroskopi ini merupakan
gabungan antara spektroskopi UV dan Visible. Spektroskopi UV-VIS menggunakan
dua buah sumber cahaya berbeda, sumber cahaya UV dan sumber cahaya visible.
Meskipun untuk alat yang lebih canggih sudah menggunakan hanya satu sumber
sinar sebagai sumber UV dan Vis, yaitu photodiode yang dilengkapi dengan
monokromator. Keempat yaitu Spektroskopi IR (Infra Red) dari namanya sudah bisa
dimengerti bahwa spektroskopi ini berdasar pada penyerapan panjang gelombang
infra merah. Cahaya infra merah terbagi menjadi infra merah dekat, pertengahan,
dan jauh. Infra merah pada spektroskopi adalah infra merah jauh dan pertengahan
yang mempunyai panjang gelombang 2.51000 µm (Yulianto dan Hatta 2011).
Hasil yang diperoleh kelompok 3
yaitu nilai absorbansi berbanding lurus dengan konsentrasi. Hal tersebut sesuai
dengan Jannah (2008), Hukum Beer-Lamberg menyatakan hubungan
linieritas antara absorban dengan konsentrasi larutan dan berbanding terbalik
dengan transmitan. Nilai absorbansi
larutan akan bervariasi berdasarkan konsentrasi atau ukuran wadah. Pengukuran absorban deret standar menggunakan spektrofotometer
single-beam untuk larutan KMnO4 menghasilkan kurva persamaan linear antara
absorban terhadap [KMnO4] adalah y = 0.0339x – 0.0114 dan koefisien korelasi (R²) sebesar R2 = 0.97838. Hal ini sesuai
dengan Azizah (2012) lakukan yaitu y = 0.0355x - 0.0268 dan R² = 0.9996.
Semakin tinggi
kadar larutan semakin tinggi juga nilai absorbansinya yang bersifat linier.
SIMPULAN
Penentuan
kadar suatu larutan dapat diketahui apabila nilai regresi R2 telah didapat. Kadar larutan yang berbeda mempunyai interval tertentu
tergantung dari nilai regresi. Nilai absorbansi larutan KMnO4 yang diperoleh
linier hal tersebut membuktikan Hukum beer- Lamberg dan regresi berlaku.
DAFTAR PUSTAKA
Azizah TY. 2012. Penentuan panjang gelombang maksimum dan konsentrasi
campuran menggunakan dua jenis spektrofotometris UV-VIS. Jurnal Neutrino. 6(2):55-63.
Basset
J, Harahap AK, Kusuma DW, Hari M. 1994. Buku
Ajar Vogel Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Jakarta(ID): Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Jannah UF. 2008. Pengaruh bahan penyerap larutan kalium permanganate
terhadap umur simpan pisang raja bulu [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian
Bogor.
Miller JN. 2000. Statistics and Chemometrics for Analytical Chemistry, 4th ed.
Chicago (UK): Harlow Prentice Hall
Mulyati.
2014. pengembangan dan pengukuran kinerja analitik spektrofotometer sinar
tampak kuantivis berbasis
detektor charge-couple device [skripsi]. Bogor(ID): Institut Pertanian Bogor.
Ramadhani S,
Sutanhaji AT, Widiatmono BR. 2013. Perbandingan efektivitas tepung biji kelor (Moringa oleifera lamk), Poly Aluminium Chloride (PAC), dan tawas sebagai koagulan untuk air jernih. Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan
Biosistem.
1(3):186-193.
Sundari NA. 2015.
Analisa pengaruh solvent terhadap kestabilan pigmen antosianin pada kulit buah
naga putih menggunakan spektrofotometer spectonic genesys 20 visible [skripsi].
Semarang(ID): Universitas Diponegoro.
Tahid.
2002. Spektrofotometri UV-VIS : Prinsip
Dasar Peralatan Dan Penelitian. Bandung (ID): Pusat Penilitian
Kimia LIPI.
Wardani LA. 2012. Validasi metode analisis dan penentuan kadar vitamin C
pada minuman nuah kemasan dengan spektrofotometri UV-Visible [Skripsi]. Depok
(ID): Universitas Indonesia.
Yulianto A,
Hatta AM. 2011. Rancang bangun spektrometer menggunakan prisma dan webcam. Jurnal ITS. 4(2):8-16.
LAMPIRAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar