Laporan Praktikum ke-6 Hari/tanggal
: Kamis/23 Maret 2017
Biokimia Nutrisi Tempat
Praktikum : Laboratorium Terpadu
Asisten: Noor
Ashila F D24130122
PENENTUAN PANJANG GELOMBANG DENGAN SERAPAN
MAKSIMUM
Irvan Triansyah
D24160115
Kelompok 3
DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI
PAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2017
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Spektrofotometer adalah alat yang dipakai untuk mengukur atau menganalisa
panjang gelombang cahaya dengan akurat yaitu dengan menggunakan kisi difraksi,
atau prisma untuk memisahkan panjang gelombang cahaya yang berbeda (Yulianto
dan Hatta 2011). Spektrofotometer adalah alat yang terdiri dari spektrometer dan fotometer.
Spektrometer menghasilkan sinar dengan spektrum dengan panjang gelombang
tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang
ditransmisikan atau yang diabsorpsi. Prinsip kerja alat spektrofotometer adalah
dengan sampel menyerap radiasi (pemancar) elektromagnetis yang pada panjang gelombang
tertentu dapat terlihat. Larutan tembaga (Cu) misalnya berwarna biru karena
larutan tersebut menyerap warna komplementer, yaitu kuning. Semakin banyak
molekul tembaga per satuan volume, semakin banyak pula cahaya kuning yang
diserap, dan semakin tua warna biru larutannya (Ramadhani et al. 2013).
Jenis-jenis spektrofotometer
berdasarkan sumber yang digunakan yaitu yang pertama Spektroskopi Visible
(Cahaya tampak), spektroskopi ini yang digunakan sebagai sumber sinar atau energi
adalah cahaya tampak (visible). Cahaya visible termasuk spektrum
elektromagnetik yang dapat ditangkap oleh mata manusia. Panjang gelombang sinar
tampak adalah 380 - 750 nm. Kedua yaitu Spektroskopi UV (Ultraviolet), spektroskopi
UV berdasarkan interaksi dengan sinar UV. Sinar UV memiliki panjang gelombang
190-380 nm. Karena sinar UV tidak dapat dideteksi oleh mata kita, maka senyawa
yang dapat menyerap sinar ini terkadang merupakan senyawa yang tidak memiliki
warna, bening, dan transparan. Sehingga sampel keruh harus dibuat jernih dengan
filtrasi atau sentrifugasi. Prinsip dasar pada spektroskopi adalah sampel harus
jernih dan larut sempurna, tidak ada partikel koloid apalagi suspensi. Ketiga
yaitu Spektroskopi UV-VIS (Ultraviolet-Visible) Spektroskopi ini merupakan
gabungan antara spektroskopi UV dan Visible. Spektroskopi UV-VIS menggunakan
dua buah sumber cahaya berbeda, sumber cahaya UV dan sumber cahaya visible.
Meskipun untuk alat yang lebih canggih sudah menggunakan hanya satu sumber
sinar sebagai sumber UV dan Vis, yaitu photodiode yang dilengkapi dengan
monokromator. Keempat yaitu Spektroskopi IR (Infra Red) dari namanya sudah bisa
dimengerti bahwa spektroskopi ini berdasar pada penyerapan panjang gelombang
infra merah. Cahaya infra merah terbagi menjadi infra merah dekat, pertengahan,
dan jauh. Infra merah pada spektroskopi adalah infra merah jauh dan pertengahan
yang mempunyai panjang gelombang 2.51000 µm (Yulianto dan Hatta 2011).
Spektrofotomer adalah suatu
instrument untuk mengukur transmitans atau absorban suatu sampel sebagai fungsi
panjang gelombang dan pengukuran terhadap sederetan sampel pada suatu panjang
gelombang tertentu. Salah satu prinsip kerja spektrofotometer didasarkan pada
fenomena penyerapan sinar oleh spesi kimia tertentu di daerah ultra violet dan
sinar tampak (Sundari 2015). Contoh kegunaan Spektrofotometer FTIR digunakan
untuk menentukan gugus fungsi dalam suatu molekul dari vibrasi regangan dan
tekukan yang dihasilkan pada 7 daerah serapan inframerah 4000−650 cm-1.
Analisis ini bertujuan menentukan interaksi yang terjadi pada proses
pencampuran PSS dengan zeolit. Interaksi secara kimia ditandai dengan munculnya
gugus fungsi baru dalam spektrum, sedangkan interaksi fisika ditandai dengan
adanya gabungan gugus fungsi dari komponen-komponen penyusunnya (Rani YS 2014).
Fungsi spektrofotometer yang luas ini didasari pada prinsip pengukuran sinyal
yang dihasilkan dari interaksi antara radiasi dan materi. Sinyal-sinyal ini
dihasilkan oleh 5 komponen instrumen, yaitu sumber sinar, pengolah sinyal,
kompartemen sampel, detektor, dan pemroses data. Perkembangan teknologi
elektronik yang terjadi saat ini membuat komponenkomponen tersebut dapat
diperoleh dengan mudah dan cukup murah. Hal tersebut memungkinkan untuk
mengembangkan spektrofotometer alternatif dari spektrofotometer yang sudah
tersedia secara komersial. Beberapa penelitian telah mencoba mengembangkan
spektrofotometer menggunakan komponen yang sederhana, murah, dan mudah didapat.
Penelitian sejauh ini telah mengembangkan spektrofotometer menggunakan lampu
light emitting diode (LED) merah dan hijau dan lampu LED putih sebagai sumber
sinar. Selain itu, Mulyati telah menggunakan detektor chargecouple device (CCD)
untuk menentukan beberapa unsur dengan spektrometer emisi nyala. Detektor CCD
berupa web camera dan kamera digital digunakan untuk menangkap spektrum warna
menggunakan spektrofotometer sinar tampak (Mulyati 2014).
Telah dilakukan penelitian kadar penentuan
kalsium (Ca) dan timbal (Pb) dari sampel susu sapi murni yang berasal dari tiga
tempat berbeda yaitu dari Cikole dengan simbol (A), dari Koperasi (B) dan dari
Pamecelan (C). Besarnya kandungan Ca dan Pb dianalisis dengan menggunakan alat
Spektrofotometri Serapan Atom (SSA), pada panjang gelombang untuk Ca 422,7 nm
dan Pb 217,0 nm (Budiman et al. 2013). Oleh karena itu
spektrofotometer berguna untuk penelitian-penelitian dalam dunia peternakan.
Tujuan
Praktikum ini bertujuan mengenalkan
dan mempelajari alat spektrofotometer. Menentukan panjang gelombang dengan
serapan maksimum dengan menggunakan alat spektrofotometer visible single beam.
TINJAUAN PUSTAKA
Panjang gelombang
Jarak dari dua
titik yang sama dan berurutan pada gelombang disebut panjang gelombang atau
landa. Panjang gelombang juga bisa juga dianggap sebagai jarak dari puncak ke
puncak atau jarak dari lembah ke lembah. Panjang gelombang adalah jarak antara
rapatan yang berurutan atau regangan yang berurutan. Panjang gelombang yang dimaksudkan di sini adalah jarak dari
dua titik yang sama dan berurutan pada rapatan atau regangan (Pauliza 2008).
Larutan bening
Larutan
yang akan digunakan dalam penggunaan spektrofotometer adalah larutan blanko.
Larutan blanko merupakan larutan yang tidak mengandung analat untuk dianalisis .
Larutan blanko digunakan sebagai kontrol dalam suatu percobaan sebagai nilai
100% transmittans (Basset et al. 1994).
Larutan warna
Sumber sinar tampak yang umumnya dipakai pada spektro visible adalah lampu
Tungsten. Tungsten yang dikenal juga dengan nama Wolfram merupakan unsur kimia
dengan simbol W dan no atom 74. Tungsten mempunyai titik didih yang tertinggi
(3422 ºC) dibanding logam lainnya. karena sifat inilah maka ia digunakan sebagai
sumber lampu. Sample yang dapat
dianalisa dengan metode ini hanya sample yang memilii warna. Hal ini menjadi
kelemahan tersendiri dari metode spektrofotometri visible. Oleh karena itu, untuk sample yang tidak memiliki warna harus terlebih
dulu dibuat berwarna dengan menggunakan reagent spesifik yang akan menghasilkan
senyawa berwarna. Reagent yang digunakan harus betul-betul spesifik hanya
bereaksi dengan analat yang akan dianalisa. Selain itu juga produk senyawa
berwarna yang dihasilkan harus benar-benar stabil (Yamlean 2011).
Spektrofotometer visible
Spektrofotometri
visible digunakan sebagai sumber sinar atau energi adalah cahaya tampak
(visible). Cahaya visible termasuk spektrum elektromagnetik yang dapat
ditangkap oleh mata manusia. Panjang gelombang sinar tampak adalah 380 sampai
750 nm. Sehingga semua sinar yang dapat dilihat oleh kita, entah itu putih,
merah, biru, hijau, apapun.. selama ia dapat dilihat oleh mata, maka sinar
tersebut termasuk ke dalam sinar tampak (visible) (Mahfudloh dan Tirono 2012).
Spektrofotometer single beam
Spektrofotometer single-beam,
cahaya hanya melewati satu arah sehingga nilai yang diperoleh hanya nilai
absorbansi dari larutan yang dimasukan (Wardani 2012).
Kalium permanganat
Kalium
permanganat merupakan senyawa kimia anorganik dengan rumus KmnO4. Garam yang
terdiri dari K+ dan MnO4- ion. Kalium permanganat terurai saat terkena sinar: 2
KMnO4(s) → K2MnO4(s) + MnO2(s) + O2(g)
(Jannah 2008).
MATERI DAN METODE
Materi
Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum
ini adalah spektrofotometer jenis visible dan single beam, botol kecil dan tissue.
Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam
praktikum ini adalah kalium permanganat dan akuades.
Metode
Uji nilai absorbansi
kalium permanganat dengan spektrofotometer single- beam.
Spektrofotometer diaktifkan dan
tunggu selama lima belas menit hingga alat berbunyi yang menandakan spektrofotometer
siap digunakan. Panjang gelombang diatur lalu masukan larutan blanko (akuades)
pilih ‘scan blanko’ kemudian blanko di keluarkan. Larutan kalium permanganat
dimasukan kedalam spektrofotometer lalu pilih ‘scan sample’. Sebanyak sebelas
kali dilakukan dengan jarak panjang gelombang lima ratus sampai enam ratus
dengan interval sepuluh.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Nilai
absorbansi yang telah diperoleh kelompok 3 dengan menggunakan alat
spektrofotometer jenis visible dan single beam. Kalium permanganat sebagai
larutan yang diamati.
Tabel 1 Nilai
absorbansi
Panjang
gelombang
|
T%
|
A
|
500
|
47 %
|
0.3281 A
|
510
|
44,4 %
|
0.3529 A
|
520
|
36,3 %
|
0.4397 A
|
530
|
38,1 %
|
0.4397 A
|
540
|
38,2 %
|
0.4189 A
|
550
|
37,2 %
|
0.4178 A
|
560
|
50,8 %
|
0.4297 A
|
570
|
54,7 %
|
0.2624 A
|
580
|
70,2 %
|
0.1536 A
|
590
|
85,7 %
|
0.0672 A
|
600
|
89,4 %
|
0.0484 A
|
Pembahasan
Absorbansi
adalah ukuran kuantitatif yang diekspresikan sebagai rasio logaritmik antara
radiasi yang jatuh ke suatu bahan dan yang ditransmisikan menembus bahan. Transmitansi
(T) merupakan fraksi antara intensitas radiasi masuk (I0) terhadap intensitas
yang keluar (I) dari material dengan ketebalan t. Hukum Lambert menyatakan
intensitas berkas cahaya yang datang kemudian diserap dan diteruskan oleh suatu
medium sebanding dengan intensitas berkas cahaya yang keluar. Jadi, Absorbansi merupakan banyaknya cahaya atau
energi yang diserap oleh partikel-partikel dalam larutan.Sedangkan
transmitansi merupakan bagian dari cahaya yang diteruskan melalui larutan (Sundari 2015).
Prinsip kerja
spektrofotometer adalah bila cahaya (monokromatik maupun campuran) jatuh pada
suatu medium homogen, sebagian dari sinar masuk akan dipantulkan, sebagian di
serap dalam medium itu, dan sisanya diteruskan. Nilai yang keluar dari cahaya
yang diteruskan dinyatakan dalam nilai absorbansi karena memiliki hubungan
dengan konsentrasi sampel. Studi spektrofotometri dianggap sebagai perluasan
suatu pemeriksaan visual yang lebih mendalam dari absorbsi energi. Hukum Beer
menyatakan absorbansi cahaya berbanding lurus dengan dengankonsentrasi
dan ketebalan bahan/medium. Hubungan absorbansi dengan
transmitansi berbanding terbalik dari hasil yang telah dilakukan, dimana
semakin besar nilai absorbansi maka semakin kecil nilai transmitansinya begitu
pula sebaliknya, dan hubungan absorbansi dengan panjang gelombang
berbanding terbalik juga dari hasil yang telah dilakukan, dimana semakin
besar nilai absorbansi maka semakin kecil nilai panjang
gelombangnya
begitu pula sebaliknya(Ramadhani et al. 2013).
Cahaya yang dapat
dilihat oleh manusia disebut cahaya terlihat atau tampak. Biasanya cahaya
terlihat merupakan campuran dari cahaya yang mempunyai berbagai panjang
gelombang, antara 400 nm hingga 700 nm. Bila cahaya jatuh pada senyawa, maka
sebagian dari cahaya diserap oleh molekul-molekul sesuai dengan struktur dari
molekul. Setiap senyawa memiliki tingkatan tenaga yang spesifik. Warna
adalah salah satu kreteria untuk mengidentifikasi suatu objek. Pada analisis
spektrokimia, spektrum radiasi elektromagnetik digunakan untuk menganalisis
spesies kimia dan menelaah interaksinya dengan radiasi elektromagnetik. larutan
berwarna dapat ditentukan dengan metode spektrofotometer UV-Vis sebagai salah
satu metode analisis dalam penentuan konsentrasi.. Senyawa tak berwarna dapat dibuat
berwarna dengan mereaksikannya dengan pereaksi yang menghasilkan senyawa
berwarna atau dapat dikomplekskan. Jadi tidak semua
warna yang ditangkap spektrofotometer menghasilkan panjang gelombang, panjang
gelombang tertentu hanya bisa menangkap beberapa warna tertentu (Ardisasmita
2003).
Hasil yang diperoleh kelompok 3
yaitu % transmitansi tertinggi diperoleh dengan panjang gelombang 600 dan yang
terendah diperoleh dengan panjang gelombang 500. Absorbansi yang tertinggi
diperoleh pada panjang gelombang 520 dan yang terendah pada panjang gelombang
600. Hal tersebut sesuai dengan Rizkiany (2011), nilai transmitansi akan
mencapai mendekati 100% jika warna dan panjang gelombang sesuai dan nilai
absorbansi akan optimal jika panjang gelombang selaras.
SIMPULAN
Spektrofotomer adalah suatu instrument untuk mengukur transmitans atau
absorban suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang dan pengukuran terhadap
sederetan sampel pada suatu panjang gelombang tertentu. Nilai absorban berbanding terbalik dengan nilai
tranmitansi dan panjang gelombang.
DAFTAR PUSTAKA
Ardisasmita MS. 2003. Pengolahan citra digital dan analisis kuantitatif
dalam karakterisasi citra mikroskopik. Jurnal Mikroskopi dan Mikroanalisis.
3(2): 44-49.
Basset
J, Harahap AK, Kusuma DW, Hari M. 1994. Buku
Ajar Vogel Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Jakarta(ID) : Penerbit
Buku Kedokteran EGC
Budiman S,
Nugroho P, Fudiesta Y, Rismawan. 2013. Studi penentuan kandungan kalsium dan kemungkinan terkontaminasinya logam
timbal dalam susu sapi secara spektrofotometri serapan atom. Jurnal Aristoteles. 10(2):16-22.
Jannah UF. 2008. Pengaruh bahan penyerap larutan kalium permanganate
terhadap umur simpan pisang raja bulu [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian
Bogor.
Mafudloh TY dan Tirono M. 2012. Perencanaan dan pembuatan alat ukur kadar
krom dalam air dengan menggunakan prinsip spektroskopi serapan atom. Jurnal
Neutrino. 6(3):55-63.
Mulyati.
2014. pengembangan dan pengukuran kinerja analitik spektrofotometer sinar
tampak kuantivis berbasis
detektor charge-couple device [skripsi]. Bogor(ID): Institut Pertanian Bogor.
Pauliza
O. 2008. Fisika Kelompok Teknologi. Jakarta(ID): Grafindo Media Pratama.
Ramadhani S,
Sutanhaji AT, Widiatmono BR. 2013. Perbandingan efektivitas tepung biji kelor (Moringa oleifera lamk), Poly Aluminium Chloride (PAC), dan tawas sebagai koagulan
untuk air jernih. Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem. 1(3):186-193.
Rani YS.
2014.Sintesis dan pencirian membran komposit polistirena tersulfonasi zeolit untuk aplikasi direct methanol fuel
cell [skripsi]. Bogor(ID): institut Pertanian Bogor.
Rizkiany HR. 2007. Kimia Farmasi
Analisis. Yogyakarta (ID): Pustaka pelajar.
Sundari NA.
2015. Analisa pengaruh solvent terhadap kestabilan pigmen antosianin pada kulit
buah naga putih menggunakan spektrofotometer spectonic genesys 20 visible
[skripsi]. Semarang(ID): Universitas Diponegoro.
Wardani LA. 2012. Validasi metode analisis dan penentuan kadar vitamin C
pada minuman nuah kemasan dengan spektrofotometri UV-Visible [Skripsi]. Depok
(ID): Universitas Indonesia.
Yamlean PVY. 2011. Identifikasi dan penetapan kadar rhodamine B pada
jajanan kue berwarna merah muda yang beredar di Kota Manado. Jurnal Ilmiah Sains. 5(3):42-60.
Yulianto A,
Hatta AM. 2011. Rancang bangun spektrometer menggunakan prisma dan webcam. Jurnal ITS. 4(2):8-16.
LAMPIRAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar