Kamis, 07 Juni 2018

KARBOHIDRAT


Laporan Praktikum  ke-4                             Hari/tanggal : Kamis/9 Maret 2017
Biokimia Nutrisi                                          Tempat Praktikum : Laboratorium Biokimia, Fisiologi, dan Mikrobiologi Nutrisi
                                                                     Asisten:
1.      Alfi Royani               D24130029



KARBOHIDRAT
Irvan Triansyah
D24160115
Kelompok 3








                                                                       













DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2017
PENDAHULUAN
Latar Belakang
       Karbohidrat merupakan senyawa organik karbon, hydrogen, dan oksigen, yang terdiri atas satu molekul gula sederhana atau lebih yang merupakan bahan makanan penting sebagai sumber energy atau tenaga (Triyanto dan Hardinto 2013). Karbohidrat merupakan bahan yang sangat diperlukan tubuh manusia, hewan dan tumbuhan di samping lemak dan protein. Senyawa ini dalam jaringan merupakan cadangan makanan atau energi yang disimpan dalam sel. Karbohidrat yang dihasilkan oleh tumbuhan merupakan cadangan makanan yang disimpan dalam akar, batang, dan biji sebagai pati (amilum). Karbohidrat dalam tubuh manusia dan hewan di bentuk dari beberapa asam amino, gliserol lemak, dan sebagian besar diperoleh dari makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan (Sirajuddin dan Najamuddin 2011).
       Keberadaan karbohidrat dapat kita ketahui dengan Uji molisch, Uji Benedict, dan Uji Iod. Uji molisch memberikan hasil adanya karbohidrat dengan tanda terbentuknya cincin furfural, Uji Benedict memberikan hasil adanya karbohidrat dengan tanda perubahan warna dan adanya endapan, dan Uji Iod memberikan hasil adanya karbohidrat dengan adanya warna gelap. Oleh karna itu dengan praktikum yang telah dilakukan semoga memberikan hasil yang dibutuhkan bagi yang memerlukannya.
.
 
Tujuan
Praktikum ini bertujuan menentukan keberadaan karbohidrat dengan menggunakan uji Molish, uji Benedict, dan uji Iod.

TINJAUAN PUSTAKA
Karbohidrat
Karbohidrat merupakan senyawa organik karbon, hydrogen, dan oksigen, yang terdiri atas satu molekul gula sederhana atau lebih yang merupakan bahan makanan penting sebagai sumber energy atau tenaga (Triyanto dan Hardinto 2013). Karbohidrat sederhana terdiri atas monosakarida, disakarida dan oligosakarida. Karbohidrat kompleks terdiri atas polisakarida dan polisakarida non pati (serat). monosakarida yang merupakan molekul dasar dari karbohidrat, disakarida yang terbentuk dari dua monosa yang dapat saling terikat, dan oligosakarida yaitu gula rantai pendek yang dibentuk olh galaktosa, glukosa dan fruktosa. Karbohidrat kompleks terdiri atas polisakarida yang terdiri atas lebih dari dua ikatan monosakarida dan serat yang dinamakan juga polisakarida nonpati. Karbohidrat selain berfungsi untuk menghasilkan energi, juga mempunyai fungsi yang lain bagi tubuh. Fungsi lain karbohidrat yaitu pemberi rasa manis pada makanan, penghemat protein, pengatur metabolisme lemak, membantu pengeluaran feses (siregar 2014).

Gula pereduksi
            Gula pereduksi adalah gula yang mempunyai kemampuan untuk mereduksi. Hal ini dikarenakan adanya gugus aldehid atau keton bebas. Golongan yang termasuk gula pereduksi adalah monosakarida dan disakarida yang memiliki gugus pereduksi meliputi glukosa, fruktosa, galaktosa, maltosa, dan laktosa (Nisa et al 2008). Kadar gula pereduksi mempengaruhi kekerasan, warna, dan rasa gula di mana makin rendah kadar gula pereduksi makin coklat kekuningan  (terang) warna gulanya , sebaliknya makin tinggi  kadar  gula  pereduksi  makin  gelap  warna gula, disebabkan karena terjadi reaksi maillard (browning) yang menghasilkan senyawa berwarna cokelat pada gula (Baharuddin et al 2007).

Pati
            Pati merupakan senyawa polisakarida yang terdiri dari monosakarida yang berikatan melalui ikatan oksigen. Monomer dari pati adalah glukosa yang berikatan dengan ikatan α (1,4)-glikosidik, yaitu ikatan kimia yang menggabungkan 2 molekul monosakarida yang berikatan kovalen terhadap sesamanya. Pati merupakan zat tepung dari karbohidrat dengan suatu polimer senyawa glukosa yang terdiri dari dua komponen utama, yaitu amilosa dan amilopektin (Akbar et al 2013).


Uji Molish
            Uji Molish adalah Uji Kualitatif karbohidrat yang mendasarkan pada pembentukan warna (Almatsier 2009). Uji molisch berlaku umum, baik untuk aldose maupun ketosa. Cara yang dapat dilakukan yaitu dengan H2SO4. Asam sulfat akan menyerap air dan membentuk furfural dengan α -naftol membentuk senyawa gabungan warna ungu (Rahman dan Sumantri 2007).

Uji Benedict
            Uji Benedict memiliki prinsip gugus aldehid atau keton bebas pada gula reduksi yang terkandung dalam sampel mereduksi ion Cu2+ dari CuSO4.5H2O dalam suasana alkalis menjadi Cu+ yang mengendap menjadi Cu2O, suasana alkalis diperoleh dari Na2CO3 dan Na sitrat yang terdapat pada reagen benedict (Kusbandari 2015).

Uji Iod
            Uji Iod ditandai dengan adanya warna biru pada sampel setelah ditambahkan iod pada sampel. Hal ini menunjukkan bahwa sampel mengandung karbohidrat (Widyaningsih et al 2012). Amilum dengan iodium (I2) akan membentuk kompleks I2-amilum yang menyebabkan warna biru ungu pada media yang amilumnya belum terhidrolisis (Firdausi dan Zulaika 2015).

MATERI DAN METODE
Materi
Alat
            Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah tabung reaksi, spoit, pipet, bulb, pipet mohr, spot plate, ruang asam, gelas piala, lap, rak tabung reaksi, rak plastik, panci, dan kompor.


Bahan
            Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah larutan glukosa, larutan sukrosa, larutan fruktosa, larutan pati, larutan CMC, larutan gula merah, larutan gula putih, pereaksi Molish, pereaksi Benedict, pereaksi Iod, dan H2SO4 pekat.

Metode
Uji Molish

Sebanyak 7 tabung reaksi di ambil lalu di taruh di rak tabung reaksi dan di beri label sampel  (di beri nama glukosa, sukrosa, fruktosa, pati, CMC, gula merah, dan gula putih pada masing-masing tabung reaksi yang berbeda) dan sampel-sampel sebanyak 5 ml di masukkan ke dalam tabung reaksi yang berbeda serta diusahakan sampel tidak mengenai dinding pinggir tabung reaksi. Kemudian pereaksi molish di tambakan sebanyak 7 tetes di masing-masing tabung reaksi serta diusahakan pereaksi juga tidak mengenai dinding pinggir tabung reaksi. Larutan diamati dan difoto. Gelas piala disiapkan dan diisi akudes sebanyak 200 ml , gelas piala yang berisi akuades digunakan pada saat pentetesan H2SO4 di dalam ruang asam dengan myelupkan tabung reaksi di dalam gelas piala agar tabung reaksi tidak mudah pecah saat penambahan h2SO4 karena terjadi reaksi eksoterm. Sebanyak 3 ml H2SO4 pekat di teteskan dengan pipet mohr ke masing-masing tabung reaksi dengan bergantian dan hati-hati di dalam ruang asam. Larutan diamati dan difoto untuk dilampirkan di laporan.

Uji Benedict

Sebanyak 7 tabung reaksi di ambil lalu di taruh di rak tabung reaksi dan di beri label sampel  (di beri nama glukosa, sukrosa, fruktosa, pati, CMC, gula merah, dan gula putih pada masing-masing tabung reaksi yang berbeda) dan pereaksi benedict dimasukan terlebih dahulu sebanyak 0,5ml lalu sampel-sampel dimasukan sebanyak 8 tetes ke masing-masing tabung reaksi yang berbeda. Kemudian semua tabung reaksi di masukan ke rak plastic lalu dididihkan di dalam panic berisikan air selama glukosa dan fruktosa berubah warna. Larutan diangkat dari rak plastic lalu di masukan ke rak tabung reaksi. Larutan diamati dan difoto untuk dilampirkan di laporan.

Uji Iod

Masing masing sampel diambil dan di taruh di spotplate sebanyak 1 ujung sendok saja serta diberi label. Kemudian pereaksi iod ditambahkan sebanyak 1 tetes menggunakan pipet. Spotplate yang berisikan sampel dan iodin di amati warnanya.


HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Uji Molish dilakukan terhadap 7 sampel yang mengandung karbohidrat dan diamati ketebalan cincin furfural disajikan dalam tabel 1 berikut.

Tabel 1 Uji Molish
Sampel
Cincin
Glukosa
+
Sukrosa
+
Fruktosa
++
Pati
+
CMC
++
Gula merah
++
Gula putih
+++
Keterangan: - = tidak ada, + = tipis, ++ = agak tebal, dan +++ = tebal

Uji Benedict dilakukan terhadap 7 sampel yang mengandung karbohidrat dan diamati warna serta adanya endapan disajikan dalam tabel 2 berikut.

Tabel 2 Uji Benedict
Sampel
Sebelum dipanaskan
Sesudah dipanaskan
Warna
Endapan
Warna
Endapan
Glukosa
Biru
-
Jingga
+
Sukrosa
Biru
-
Biru
+
Fruktosa
Biru
-
Jingga
-
Pati
Biru
-
Biru pucat
-
CMC
Biru
-
Biru
-
Gula merah
Biru Kehijauan
-
Jingga
+++
Gula putih
Biru
-
Biru
-
Keterangan: - = tidak ada, + = tipis, ++ = agak tebal, dan +++ = tebal

Uji Iod dilakukan terhadap 6 sampel yang mengandung karbohidrat dan diamati warnanya disajikan dalam tabel 3 berikut.

Tabel 3 Uji Iod
Sampel
Warna
Keterangan
Tepung beras
Cokelat muda
+
Tepung tapioka
Biru keunguan
++
Tepung maizena
Cokelatmuda
+
Tepung terigu
Cokelat kehitaman
+++
Tepung ketan
Cokelat tua
++
Susu
Putih
-
Keterangan: - = tidak ada, + = tipis, ++ = agak tebal, dan +++ = tebal

Pembahasan
       Karbohidrat atau sakarida adalah segolongan besar senyawa organik yang tersusun hanya dari atom karbon, hidrogen dan oksigen. Bentuk molekul karbohidrat paling sederhana terdiri dari satu molekul gula sederhana. Terdapat tiga golongan utama karbohidrat yaitu monosakarida, oligosakarida dan polisakarida. Monosakarida atau gula sederhana, terdiri dari hanya satu unit polihidroksi aldehida atau keton. Oligosakarida terdiri dari rantai pendek unit monosakarida yang
digabungkan bersama-sama oleh ikatan kovalen. Polisakarida terdiri dari rantai panjang yang mempunyai ratusan atau ribuan unit monosakarida (Triyanto dan Hardinto 2013).
       Peranan Uji Molish adalah Uji Kualitatif karbohidrat yang mendasarkan pada pembentukan warna (Almatsier 2009). Uji molisch berlaku umum, baik untuk aldose maupun ketosa. Cara yang dapat dilakukan yaitu dengan H2SO4. Asam sulfat akan menyerap air dan membentuk furfural dengan α -naftol membentuk senyawa gabungan warna ungu (Rahman dan Sumantri 2007).Uji yang telah dilakukan sesuai dengan adanya cincin furfural. Uji Benedict memiliki prinsip gugus aldehid atau keton bebas pada gula reduksi yang terkandung dalam sampel mereduksi ion Cu2+ dari CuSO4.5H2O dalam suasana alkalis menjadi Cu+ yang mengendap menjadi Cu2O, suasana alkalis diperoleh dari Na2CO3 dan Na sitrat yang terdapat pada reagen benedict (Kusbandari 2015). Uji benedict yang telah dilakukan sesuai dengan teori tersebut yaitu terjadinya perubahan warna pada beberapa sampel seperti warna oren , dan biru pucat.  Uji Iod ditandai dengan adanya warna biru pada sampel setelah ditambahkan iod pada sampel. Hal ini menunjukkan bahwa sampel mengandung karbohidrat (Widyaningsih et al 2012). Amilum dengan iodium (I2) akan membentuk kompleks I2-amilum yang menyebabkan warna biru ungu pada media yang amilumnya belum terhidrolisis (Firdausi dan Zulaika 2015). Teori tersebut sesuai dengan Uji Iod yang telah dilakukan yaitu adanya karbohidrat yang ditandai dengan warna dominan biru.
       Percobaan pertama Uji molisch memberikan hasil cincin yang terbentuk paling tebal pada sampel gula putih, sedangkan cincin yang terbentuk tipis pada glukosa, sukrosa, dan pati. Hal ini sesuai dengan (Rahman dan Sumantri 2007), asam sulfat akan menyerap air dan membentuk cincin furfural. Percobaan kedua Uji benedict memberikan hasil saat sebelum dipanaskan, sampel yang telah diberi benedict pada umumnya berwarna biru kecuali pada gula merah yang berwarna biru kehijauwan, sedangkan pada saat setelah dipanaskan umumnya sampel berubah warna kecuali pada sukrosa, CMC, dan gula putih. Endapan saat sebelum dipanaskan tidak ada endapan pada sampel manapun, sedangkan saat setelah dipanaskan sampel yang tebentuk endapan hanyalah glukosa, sukrosa, dan gula merah. Gula merah paling banyak terbentuk endapan. Percobaan ketiga Uji Iod memberikan hasil perubahan yang sangat berbeda pada terigu dan yang tidak berubah warnanya yaitu susu.

SIMPULAN
       Keberadaan Karbohidrat dapat diketahui dengan Uji Molisch yang terbentuknya cincin furfural, Uji Benedict yang terlihatnya perubahan warna dan adanya endapan, dan  Uji Iod yang terlihatnya warna ungu, hitam, dan kebiruan.









DAFTAR PUSTAKA
Akbar F, Zulisma A, Hamidah. 2013. Pengaruh waktu simpan film plastic biodegradasi dari pati kulit singkong terhadap sifat mekanikalnya. Jurnal Teknik Kimia USU. 2(2): 11-15.
Almatsier, Sunita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta (ID): Pustaka Utama.
Baharuddin, Musrizal M, Bandaso H. 2007. Pemanfaatan nira aren (Arenga pinnata) sebagai bahan pembuatan gula putih kristal. Jurnal Parennial. 3(2): 40-43.
Firdausi W, Zulaika E. 2015. Potensi Azotobacter spp. sebagai pendegradasi karbohidrat. Jurnal Sains dan Seni ITS. 4(1): 5-6.
Kusbandari. (2015). Analisis kualitatif kandungan sakarida dalam tepung dan pati Umbi ganyong (Canna edulis Ker.). Jurnal Pharmaciana. 5(1): 35-42.
Nisa FC, Joni K, Ruth C. 2008. Viabilitas dan deteksi subletal bakteri probiotik  pada susu kedelai fermentasi instan metode pengeringan beku. Jurnal Teknologi Pertanian. 9(1): 40-51.
Rahman, A & Sumantri. 2007. Analisis Makanan. Yogyakarta (ID): Gadjah Mada University Press.
Sirajuddin, S , Najamuddin U. 2011. Penuntun Praktikum Biokimia. Makassar (ID): Universitas Hasanuddin Press.
Siregar NS. 2014. Karbohidrat. Jurnal Ilmu Keolahraan. 13(2): 38-44.
Triyanto CA, Hardinto P. 2013. Analisi produktifitas sector pertanian komoditi tanaman padi berbasis agribisnis dalam peningkatan ekonomi. Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan. 5(1): 53-56.
Widyaningsih S, Dwi K, Nurhayati YT. 2012. Pengaruh penambahan sorbitol dan kalsium karbonat Terhadap karakteristik dan sifat biodegradasi film dari pati kulit pisang. Jurnal Molekul. 7(1): 69-81.







LAMPIRAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar