Laporan Praktikum ke-4 Hari/tanggal
: Kamis/9 Maret 2017
Biokimia Nutrisi Tempat
Praktikum : Laboratorium Biokimia, Fisiologi, dan
Mikrobiologi Nutrisi
Asisten:
1.
Alfi Royani D24130029
KARBOHIDRAT
Irvan Triansyah
D24160115
Kelompok 3
DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI
PAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2017
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Karbohidrat
merupakan senyawa organik karbon, hydrogen, dan oksigen, yang terdiri atas satu
molekul gula sederhana atau lebih yang merupakan bahan makanan penting sebagai
sumber energy atau tenaga (Triyanto dan Hardinto 2013). Karbohidrat merupakan bahan yang sangat diperlukan tubuh manusia, hewan
dan tumbuhan di samping lemak dan protein. Senyawa ini dalam jaringan merupakan
cadangan makanan atau energi yang disimpan dalam sel. Karbohidrat yang
dihasilkan oleh tumbuhan merupakan cadangan makanan yang disimpan dalam akar,
batang, dan biji sebagai pati (amilum). Karbohidrat dalam tubuh manusia dan
hewan di bentuk dari beberapa asam amino, gliserol lemak, dan sebagian besar
diperoleh dari makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan (Sirajuddin dan
Najamuddin 2011).
Keberadaan karbohidrat dapat
kita ketahui dengan Uji molisch, Uji Benedict, dan Uji Iod. Uji molisch
memberikan hasil adanya karbohidrat dengan tanda terbentuknya cincin furfural,
Uji Benedict memberikan hasil adanya karbohidrat dengan tanda perubahan warna
dan adanya endapan, dan Uji Iod memberikan hasil adanya karbohidrat dengan
adanya warna gelap. Oleh karna itu dengan praktikum yang telah dilakukan semoga
memberikan hasil yang dibutuhkan bagi yang memerlukannya.
.
Tujuan
Praktikum ini bertujuan menentukan
keberadaan karbohidrat dengan menggunakan uji Molish, uji Benedict, dan uji Iod.
TINJAUAN PUSTAKA
Karbohidrat
Karbohidrat
merupakan senyawa organik karbon, hydrogen, dan oksigen, yang terdiri atas satu
molekul gula sederhana atau lebih yang merupakan bahan makanan penting sebagai
sumber energy atau tenaga (Triyanto dan Hardinto 2013). Karbohidrat sederhana
terdiri atas monosakarida, disakarida dan oligosakarida. Karbohidrat kompleks
terdiri atas polisakarida dan polisakarida non pati (serat). monosakarida yang
merupakan molekul dasar dari karbohidrat, disakarida yang terbentuk dari dua
monosa yang dapat saling terikat, dan oligosakarida yaitu gula rantai pendek
yang dibentuk olh galaktosa, glukosa dan fruktosa. Karbohidrat kompleks terdiri
atas polisakarida yang terdiri atas lebih dari dua ikatan monosakarida dan
serat yang dinamakan juga polisakarida nonpati. Karbohidrat selain berfungsi
untuk menghasilkan energi, juga mempunyai fungsi yang lain bagi tubuh. Fungsi
lain karbohidrat yaitu pemberi rasa manis pada makanan, penghemat protein,
pengatur metabolisme lemak, membantu pengeluaran feses (siregar 2014).
Gula pereduksi
Gula
pereduksi adalah gula yang mempunyai kemampuan untuk mereduksi. Hal ini
dikarenakan adanya gugus aldehid atau keton bebas. Golongan
yang termasuk gula pereduksi adalah monosakarida dan disakarida yang memiliki
gugus pereduksi meliputi glukosa, fruktosa, galaktosa, maltosa, dan laktosa
(Nisa et al 2008). Kadar gula
pereduksi mempengaruhi kekerasan, warna, dan rasa gula
di mana makin
rendah kadar gula pereduksi makin coklat kekuningan (terang) warna gulanya
, sebaliknya makin tinggi
kadar gula pereduksi
makin gelap warna gula,
disebabkan karena terjadi reaksi
maillard (browning) yang menghasilkan senyawa berwarna cokelat pada gula (Baharuddin et al 2007).
Pati
Pati
merupakan senyawa polisakarida yang terdiri dari monosakarida yang berikatan
melalui ikatan oksigen. Monomer dari pati adalah glukosa yang berikatan dengan
ikatan α (1,4)-glikosidik,
yaitu ikatan kimia yang menggabungkan 2 molekul monosakarida yang berikatan
kovalen terhadap sesamanya. Pati merupakan zat tepung dari karbohidrat dengan
suatu polimer senyawa glukosa yang terdiri dari dua komponen utama, yaitu
amilosa dan amilopektin (Akbar et al 2013).
Uji Molish
Uji Molish adalah Uji Kualitatif karbohidrat yang
mendasarkan pada pembentukan warna (Almatsier 2009). Uji molisch
berlaku umum, baik untuk aldose maupun ketosa. Cara yang dapat dilakukan yaitu
dengan H2SO4. Asam sulfat akan menyerap air dan membentuk furfural dengan α -naftol
membentuk senyawa gabungan warna ungu (Rahman dan Sumantri 2007).
Uji Benedict
Uji Benedict memiliki prinsip gugus
aldehid atau keton bebas pada gula reduksi yang terkandung dalam sampel
mereduksi ion Cu2+ dari CuSO4.5H2O dalam
suasana alkalis menjadi Cu+ yang mengendap menjadi Cu2O, suasana
alkalis diperoleh dari Na2CO3 dan Na sitrat yang terdapat
pada reagen benedict (Kusbandari 2015).
Uji Iod
Uji Iod
ditandai dengan adanya warna biru pada sampel setelah ditambahkan iod pada
sampel. Hal ini menunjukkan bahwa sampel mengandung karbohidrat (Widyaningsih
et al 2012). Amilum dengan iodium (I2) akan membentuk kompleks I2-amilum yang
menyebabkan warna biru ungu pada media yang amilumnya belum terhidrolisis
(Firdausi dan Zulaika 2015).
MATERI DAN METODE
Materi
Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum
ini adalah tabung reaksi, spoit, pipet, bulb, pipet mohr, spot plate, ruang asam,
gelas piala, lap, rak tabung reaksi, rak plastik, panci, dan kompor.
Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam
praktikum ini adalah larutan glukosa, larutan sukrosa, larutan fruktosa, larutan pati, larutan
CMC, larutan gula merah, larutan gula putih, pereaksi Molish, pereaksi
Benedict, pereaksi Iod, dan H2SO4 pekat.
Metode
Uji Molish
Sebanyak 7 tabung reaksi di ambil lalu di
taruh di rak tabung reaksi dan di beri label sampel (di beri nama glukosa, sukrosa, fruktosa,
pati, CMC, gula merah, dan gula putih pada masing-masing tabung reaksi yang
berbeda) dan sampel-sampel
sebanyak 5 ml di masukkan
ke dalam tabung reaksi yang berbeda serta diusahakan sampel tidak
mengenai dinding pinggir tabung reaksi. Kemudian pereaksi molish di tambakan
sebanyak 7 tetes di masing-masing tabung reaksi serta diusahakan pereaksi juga
tidak mengenai dinding pinggir tabung reaksi. Larutan diamati dan difoto. Gelas
piala disiapkan dan diisi akudes sebanyak 200 ml , gelas piala yang berisi
akuades digunakan pada saat pentetesan H2SO4 di dalam ruang asam dengan
myelupkan tabung reaksi di dalam gelas piala agar tabung reaksi tidak mudah
pecah saat penambahan h2SO4 karena terjadi reaksi eksoterm. Sebanyak 3 ml H2SO4
pekat di teteskan dengan pipet mohr ke masing-masing tabung reaksi dengan
bergantian dan hati-hati di dalam ruang asam. Larutan diamati dan difoto untuk
dilampirkan di laporan.
Uji Benedict
Sebanyak 7 tabung reaksi di ambil lalu di
taruh di rak tabung reaksi dan di beri label sampel (di beri nama glukosa, sukrosa, fruktosa,
pati, CMC, gula merah, dan gula putih pada masing-masing tabung reaksi yang
berbeda) dan pereaksi
benedict dimasukan terlebih dahulu sebanyak 0,5ml lalu sampel-sampel dimasukan
sebanyak 8 tetes ke masing-masing tabung reaksi yang berbeda. Kemudian semua
tabung reaksi di masukan ke rak plastic lalu dididihkan di dalam panic
berisikan air selama glukosa dan fruktosa berubah warna. Larutan diangkat dari
rak plastic lalu di masukan ke rak tabung reaksi. Larutan diamati dan difoto
untuk dilampirkan di laporan.
Uji Iod
Masing masing sampel diambil
dan di taruh di spotplate sebanyak 1 ujung sendok saja serta diberi label.
Kemudian pereaksi iod ditambahkan sebanyak 1 tetes menggunakan pipet. Spotplate
yang berisikan sampel dan iodin di amati warnanya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Uji Molish
dilakukan terhadap 7 sampel yang mengandung karbohidrat dan diamati
ketebalan cincin furfural disajikan dalam tabel 1 berikut.
Tabel 1 Uji Molish
Sampel
|
Cincin
|
Glukosa
|
+
|
Sukrosa
|
+
|
Fruktosa
|
++
|
Pati
|
+
|
CMC
|
++
|
Gula merah
|
++
|
Gula putih
|
+++
|
Keterangan: - = tidak ada, + =
tipis, ++ = agak tebal, dan +++ = tebal
Uji Benedict
dilakukan terhadap 7 sampel yang mengandung karbohidrat dan diamati
warna serta adanya endapan disajikan dalam tabel 2 berikut.
Tabel 2 Uji Benedict
Sampel
|
Sebelum
dipanaskan
|
Sesudah
dipanaskan
|
||
Warna
|
Endapan
|
Warna
|
Endapan
|
|
Glukosa
|
Biru
|
-
|
Jingga
|
+
|
Sukrosa
|
Biru
|
-
|
Biru
|
+
|
Fruktosa
|
Biru
|
-
|
Jingga
|
-
|
Pati
|
Biru
|
-
|
Biru pucat
|
-
|
CMC
|
Biru
|
-
|
Biru
|
-
|
Gula merah
|
Biru
Kehijauan
|
-
|
Jingga
|
+++
|
Gula putih
|
Biru
|
-
|
Biru
|
-
|
Keterangan: - = tidak ada, + =
tipis, ++ = agak tebal, dan +++ = tebal
Uji Iod
dilakukan terhadap 6 sampel yang mengandung karbohidrat dan diamati
warnanya disajikan dalam tabel 3 berikut.
Tabel 3 Uji Iod
Sampel
|
Warna
|
Keterangan
|
Tepung
beras
|
Cokelat
muda
|
+
|
Tepung
tapioka
|
Biru
keunguan
|
++
|
Tepung
maizena
|
Cokelatmuda
|
+
|
Tepung
terigu
|
Cokelat
kehitaman
|
+++
|
Tepung
ketan
|
Cokelat
tua
|
++
|
Susu
|
Putih
|
-
|
Keterangan: - = tidak ada, + =
tipis, ++ = agak tebal, dan +++ = tebal
Pembahasan
Karbohidrat
atau sakarida adalah segolongan besar senyawa organik yang tersusun hanya dari
atom karbon, hidrogen dan oksigen. Bentuk molekul karbohidrat paling sederhana
terdiri dari satu molekul gula sederhana. Terdapat tiga golongan utama
karbohidrat yaitu monosakarida, oligosakarida dan polisakarida. Monosakarida
atau gula sederhana, terdiri dari hanya satu unit polihidroksi aldehida atau
keton. Oligosakarida terdiri dari rantai pendek unit monosakarida yang
digabungkan bersama-sama oleh ikatan
kovalen. Polisakarida terdiri dari rantai panjang yang mempunyai ratusan atau
ribuan unit monosakarida (Triyanto dan Hardinto 2013).
Peranan Uji
Molish adalah Uji
Kualitatif karbohidrat yang mendasarkan pada pembentukan warna (Almatsier 2009).
Uji molisch berlaku umum, baik untuk aldose maupun ketosa. Cara yang dapat
dilakukan yaitu dengan H2SO4. Asam sulfat akan menyerap
air dan membentuk furfural dengan α -naftol membentuk senyawa gabungan warna
ungu (Rahman dan Sumantri 2007).Uji yang telah dilakukan sesuai dengan adanya
cincin furfural. Uji Benedict
memiliki prinsip gugus aldehid atau keton bebas pada gula reduksi yang
terkandung dalam sampel mereduksi ion Cu2+ dari CuSO4.5H2O
dalam suasana alkalis menjadi Cu+ yang mengendap menjadi Cu2O,
suasana alkalis diperoleh dari Na2CO3 dan Na sitrat yang
terdapat pada reagen benedict (Kusbandari 2015). Uji benedict yang telah
dilakukan sesuai dengan teori tersebut yaitu terjadinya perubahan warna pada
beberapa sampel seperti warna oren , dan biru pucat. Uji Iod ditandai dengan adanya warna biru pada
sampel setelah ditambahkan iod pada sampel. Hal ini menunjukkan bahwa sampel
mengandung karbohidrat (Widyaningsih et al 2012). Amilum dengan iodium (I2)
akan membentuk kompleks I2-amilum yang menyebabkan warna biru ungu pada media
yang amilumnya belum terhidrolisis (Firdausi dan Zulaika 2015). Teori tersebut
sesuai dengan Uji Iod yang telah dilakukan yaitu adanya karbohidrat yang
ditandai dengan warna dominan biru.
Percobaan
pertama Uji molisch memberikan hasil cincin yang terbentuk paling tebal pada sampel
gula putih, sedangkan cincin yang terbentuk tipis pada glukosa, sukrosa, dan
pati. Hal ini sesuai dengan (Rahman dan Sumantri 2007), asam sulfat akan
menyerap air dan membentuk cincin furfural. Percobaan kedua Uji benedict
memberikan hasil saat sebelum dipanaskan, sampel yang telah diberi benedict
pada umumnya berwarna biru kecuali pada gula merah yang berwarna biru
kehijauwan, sedangkan pada saat setelah dipanaskan umumnya sampel berubah warna
kecuali pada sukrosa, CMC, dan gula putih. Endapan saat sebelum dipanaskan
tidak ada endapan pada sampel manapun, sedangkan saat setelah dipanaskan sampel
yang tebentuk endapan hanyalah glukosa, sukrosa, dan gula merah. Gula merah
paling banyak terbentuk endapan. Percobaan ketiga Uji Iod memberikan hasil
perubahan yang sangat berbeda pada terigu dan yang tidak berubah warnanya yaitu
susu.
SIMPULAN
Keberadaan Karbohidrat dapat diketahui dengan Uji Molisch yang
terbentuknya cincin furfural, Uji Benedict yang terlihatnya perubahan warna dan
adanya endapan, dan Uji Iod yang
terlihatnya warna ungu, hitam, dan kebiruan.
DAFTAR PUSTAKA
Akbar F,
Zulisma A, Hamidah. 2013. Pengaruh waktu simpan film plastic biodegradasi dari pati kulit singkong terhadap sifat mekanikalnya. Jurnal Teknik Kimia USU. 2(2): 11-15.
Almatsier,
Sunita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi.
Jakarta (ID): Pustaka
Utama.
Baharuddin,
Musrizal M, Bandaso H. 2007. Pemanfaatan nira aren (Arenga pinnata) sebagai bahan pembuatan gula putih kristal. Jurnal Parennial. 3(2): 40-43.
Firdausi W,
Zulaika E. 2015. Potensi Azotobacter spp. sebagai pendegradasi karbohidrat. Jurnal Sains dan Seni ITS. 4(1): 5-6.
Kusbandari.
(2015). Analisis kualitatif kandungan sakarida dalam tepung dan pati Umbi ganyong (Canna
edulis Ker.). Jurnal Pharmaciana. 5(1): 35-42.
Nisa FC,
Joni K, Ruth C. 2008. Viabilitas dan deteksi subletal bakteri probiotik pada susu kedelai fermentasi instan metode pengeringan
beku. Jurnal Teknologi Pertanian. 9(1): 40-51.
Rahman, A
& Sumantri. 2007. Analisis Makanan.
Yogyakarta (ID): Gadjah
Mada University Press.
Sirajuddin,
S , Najamuddin U. 2011. Penuntun
Praktikum Biokimia. Makassar (ID): Universitas Hasanuddin Press.
Siregar NS. 2014. Karbohidrat. Jurnal Ilmu Keolahraan. 13(2): 38-44.
Triyanto CA,
Hardinto P. 2013. Analisi produktifitas sector
pertanian komoditi
tanaman padi berbasis
agribisnis dalam peningkatan
ekonomi. Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan. 5(1): 53-56.
Widyaningsih
S, Dwi K, Nurhayati YT. 2012. Pengaruh penambahan sorbitol dan kalsium karbonat Terhadap karakteristik dan
sifat biodegradasi
film dari pati
kulit pisang. Jurnal Molekul. 7(1): 69-81.
LAMPIRAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar