Kamis, 07 Juni 2018

STERILISASI ALAT DAN BAHAN

Laporan Praktikum 4
Mikrobiologi Nutrisi
Hari, Tanggal
Tempat

: Senin, 12 Maret 2018
: Laboratorium Biokimia, Fisiologi, Mikrobiologi dan Nutrisi.

Asisten

: Oktavia Ayu R           /D24140041

 
                                                          


STERILISASI ALAT DAN BAHAN
Irvan Triansyah
D24160115
Kelompok 4 / G2

























DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2018
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Mikrobiologi merupakan ilmu yang mempelajari benda mikroskopis yakni benda yang tidak bisa kita lihat dengan mata telanjang untuk mengetahui apa yang terjadi. Upaya untuk mengetahui diperlukan cara khusus dan juga diperlukan teknik penguasaan alat dalam praktik mikrobiologi (Hapsari 2008). Alat-alatnya pun perlu dibersihkan dengan teknik khusus yang disebut sterilisasi. Sterilisasi merupakan proses mematikan mikroorganisme yang menempel pada suatu benda atau bahan. Steril absolut merupakan keadaan benar-benar tidak terdapat mikroba. Steril absolut diperlukan dalam praktikum atau penelitian mikrobiologi karena alat atau bahan yang terlihat bersih secara kasat mata belum tentu bersih, jika tidak steril maka hasil dari praktikum atau penelitian tidak akan mendapatkan hasil yang maksimal karena terpengaruh oleh benda atau mikroba asing yang tidak diinginkan (Rachmawati dan Triyana 2008).
Ada tiga cara yang umum digunakan dalam sterilisasi yaitu panas, bahan kimia, dan penyaringan. Sterilisasi panas ada 2 macam yakni jika panas yang digunakan bersama – sama dengan uap air disebut sterilisasi panas basah dan jika tanpa kelembapan maka disebut sterilisasi kering (Hamdiyati 2011). Sterilisasi kimiawi dapat dilakukan dengan menggunakan gas atau radiasi. Sterilisasi dengan penyaringan (filtrasi) digunakan untuk sterilisasi larutan yang termo-labil, seperti serum, larutan antibiotic, larutan gula, dan larutan urea. Berdasarkan sifatnya sterilisasi dibagi 2 yaitu sterilisasi sementara dan tetap. Sterilisasi sementara yaitu sifat steril dalam waktu yang singkat sedangkan sifat yang tetap memiliki sifat steril yang cukup lama. Metode sterilisasi yang umum digunakan secara rutin dilaboratorium yakni menggunakan cara panas (Cahyani 2009). Hal ini yang mendasari praktikum sterilisasi alat dan bahan.

.

Tujuan

Praktikum ini bertujuan mengkaji cara kerja sterilisasi yang tepat untuk alat dan bahan tertentu serta teknik kerja aseptik.



TINJAUAN PUSTAKA

Sterilisasi
Sterilisasi merupakan usaha untuk membebaskan alat atau bahan dari segala bentuk kehidupan. Dalam melakukan suatu pekerjaan yakni praktek mikrobiologi, keakuratan hasil sangat dipengaruhi oleh kebersihan suatu alat yang digunakan sehingga perlu dilakukan sterilisasi untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal pada saat melakukan biakan murni yaitu hanya satu spesies mikroba yang berkembang. Proses sterilisasi yang tidak sempurna dapat menyebabkan munculnya kontaminasi mikroba baik yang berasal dari peralatan tersebut atau kontaminasi mikroba dari lingkungan (Isabela 2010).

Alkohol 70%
Alkohol 70% merupakan disinfektan kulit. Alkohol 70%  adalah cairan antiseptik yang berfungsi sebagai desinfektan kulit untuk membunuh jamur dan bakteri pada kulit. Alkohol 70 % ini hanya digunakan untuk pemakaian luar. Alkohol 70% sudah cukup untuk dapat mematikan sebagian besar bakteri penyakit yang ada di lingkungan. Selain itu, alkohol 70% juga tidak cepat menguap sehingga mudah diaplikasikan dalam kehidupan sehari – hari. Dalam hal pembuantannya, alkohol 70% juga cukup mudah diproduksi di pabrik tanpa harus menggunakan teknik khusus. Lain halnya untuk alkohol di atas 70% yang mana teknik pembuatannya cukup sulit dan juga lebih mudah menguap sehingga sulit dalam hal pemakaian dan penyimpanannya ( Megawati 2017).

Lampu Spirtus
Spirtus adalah suatu zat cair yang mengandung alkohol, mudah menguap, dan terbakar serta sifatnya beracun. Senyawa kimia spirtus yaitu CH3OH. Lampu spirtus digunakan untuk fiksasi bakteri, sterilisasi ose, sterilisasi jarum inokulasi, dan membakar zat atau bahan (Mardiati 2007).

Auto-Clave
Auto-clave adalah alat yang digunakan untuk mensterilkan peralatan dan perlengkapan dengan menundukkan material untuk uap tekanan tinggi jenuh pada 121°C selama sekitar 15-20 menit tergantung pada ukuran beban. Autoclave sering digunakan untuk mensterilkan alat dan bahan laboratorium (Grandiosa 2010).

MATERI DAN METODE

Materi

Alat yang diperlukan untuk praktikum sterilisasi antara lain, tabung reaksi, auto-clave, spoit, botol biakan, sprayer, tissue, plastik tahan panas, alumunium foil, cawan petri, kertas yang diusahakan bebas tinta, ose, tabung hungate, korek api, dan bunsen. Adapun bahan yang dibutuhkan untuk praktikum sterilisasi antara lain, akuadest, spirtus, dan alkohol 70%.


Metode

Sterilisasi Sementara
Tubuh praktikan dibersihkan dengan alkohol 70% antara lain semprotkan pada bagian lengan dan bagian depan dada. Tempat sekitar disemprot dengan alcohol 70% termasuk udara sekitar lalu dibersihkan menggunakan tissue pada bagian meja. Alat yang akan digunakan disemprotkan juga alkohol 70%. Simulasi sterilisasi pemindahan isolate digunakan dengan cara sebagai berikut. Bersihkan ose dengan alkohol dan tissue. Bersihkan ose dari ujung konduktor sampai ujung isolator. Tissue disiapkan sebagai alas ose beserta tissue untuk menutupnya. Alkohol dijauhkan dari api spirtus. Ose dipanaskan diatas api lampu spirtus dari ujung hingga membara sampai ujung konduktornya. Tabung hungate yang telah berisi isolate didekatkan pada api ujungnya. Baik ose maupun tabung hungate harus berada dekat dengan api spirtus. Ose kembali dipanaskan hingga membara ujungnya lalu diamkan sejenak sampai tidak membara. Tutup tabung hungate dibuka lalu masukan ose dan ambil isolate. Tabung hungate baru diambil dan mulut tabung dipanaskan lalu masukan ose yang ada isolatnya kedalam tabung hungate baru sentuhkan dengan pola zigzag pada dasar tabung, usahakan tidak mengenai dinding sisi kiri kanan tabung hungate.  Tabung hungate tersebut dipanaskan kembali mulutnya.

Sterilisasi Tetap
            Sterilisasi tetap menggunakan autoclave. Cawan petri, spoit, dan tabung hungate dibungkus dengan kertas lalu dimasukan kedalam plastik tahan panas dan ikat. Auto-clave disiapkan dan cek air yang berada didasar usahakan air berada sedikit diatas lubang-lubang besi didasar. Altat-alat tersebut dimasukan kedalam autoclave dengan suhu 121oC dan tekanan 1 atm selama 15 menit serta buka tutup autoclave dari samping setelah tekanan mencapai angka nol.
.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Berikut hasil dan langkah-langkah sterilisasi sementara dan sterilisasi tetap.

Sterilisasi Sementara
                              
Sterilisasi telapak tangan menggunakan alkohol 70%.

Sterilisasi udara sekitar menggunakan alkohol 70%.

Sterilisasi atas meja menggunakan alkohol 70% lalu dikeringkan memakai tissue.

                            
Sterilisasi tisue sebagai alas ose menggunakan alkohol 70%.

                      Sterilisasi ose dan ditutup menggunakan tissue beralkohol 70% agar  
                       kontaminan tidak masuk lewat udara bebas.

Bunsen dinyalakan dan panaskan ose hingga membara dan
sentuhkan api sampai ujung isolatornya agar steril.

                           
Mengambil isolate dalam tabung hungate, sebelumnya tutup tabung dipanaskan. Tabung hungate baru pun dipanaskan lalu masukan isolate yang menempel pada ose. Semua kegiatan dilakukan dekat dengan api spirtus.
           
Sterilisasi sementara merupakan steril atau bebas benda yang tidak diinginkan dengan waktu yang tidak lama. Sterilisasi pada tubuh menggunakan alcohol 70% dapat bertahan kira-kira 10 menit (Harahap et al. 2013). Pembakaran merupakan cara yang ampuh dan 100% efektif, tetapi penggunaannya terbatas pada alat-alat yang tidak hangus ketika dibakar. Sterilisasi secara kimia, bahan yang sering digunakan adalah alkohol, umumnya adalah isopropil alkohol 70 - 90 % dan merupakan yang paling murah dan efisien, tetapi tidak mampu membunuh spora (Anton 2008)


Sterilisasi Tetap

Alat-alat yang akan disterilisasi tetap disiapkan.
                     
Cawan petri disiapkan lalu dibungkus memakai kertas
                          
                         Cawan petri yang sudah dibungkus kertas
                                  
Spoit dan syring disiapkan dan langsung masukan ke plastik tahan panas
                    
Pengaduk kaca dibungkus kertas lalu dimasukan ke plastik tahan panas.
                                                        
Semua alat yang disterilisasi tetap dimasukan kedalam plastik tahan panas menjadi satu dan diikat.
                                                                            
                                                                           Periksa air didasar auto-clave
   
Masukan plastik tahan panas yang berisikan alat dan bahan tadi.
                                              
                                     Auto-clave di tutup dan tunggu 15 menit



Sterilisasi tetap merupakan proses yang mengahasilkan sifat steril yang cukup lama. Alat yang digunakan untuk sterilisasi tetap adalah auto-clave. Auto-clave merupakan alat sterilisasi dengan menggunakan uap air yang disertai tekanan tertentu. Tekenan tersebut menghasilkan suhu yang tinggi untuk mensterilkan tanpa mendidihkan cairan. Prinsip kerja auto-clave yaitu ketika molekul air menjadi panas maka daya penetrasi bertambah. Air yang berada dalam auto-clave akan mendidih dan uap air akan mendesak udara didalam. Sehingga tekanan menjadi naik. Biasanya waktu sterilisasi bahan selama 15 menit dan sterilisasi alat selama 20 menit. Sterilisasi menggunakan auto-clave adalah cara terbaik yang efektif dan ideal. Hal tersebut karena uap air merupakan pembawa energy termal yang paling efektif melunakan lapisan luar mikroorganisme sehingga akan terjadi koagulasi (Cahyani 2009).
.

SIMPULAN

Berdasarkan cara, sterilisasi ada 3 macam yaitu sterilisasi dengan cara panas, kimiawi, dan penyaringan. Dari ketiga hal tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan, masing-masing tergantung bahan atau alat apa yang akan disterilisasi. Sterilisasi diperlukan agar kondisi alat, bahan, dan tempat dalam keadaan aseptik yaitu bebas dari benda atau mikroba yang tidak diinginkan serta dalam proses penelitian atau praktikum agar hasil yang diperoleh akurat.

DAFTAR PUSTAKA


Anton W. 2008. Mikrobiologi Umum. Malang (ID): Universitas Brawijaya Press.
Cahyani VR. 2009. Pengaruh beberapa metode tanah terhadap status hara, populasi, mikrobiota, potensi infeksi mikorisa dan pertumbuhan tanaman. Journal OF Soil Science And Agroclimatology. 6(1): 43-52.
Grandiosa R. 2010. Efektivitas penggunaan larutan filtrat jintan hitam (Nigella sativa) dengan konsentrasi berbeda terhadap pertumbuhan bakteri Aeromonas hydrophila secara in-vitro dan uji toksisitasnya terhadap ikan mas (Cyprinus carpio) [skripsi]. Bandung (ID): Universitas Padjadjaran.
Hamdiyati Y. 2011. Pertumbuhan Dan Pengendalian Mikroorganisme II. Bandung (ID): Universitas Pendidikan Indonesia Press.
Hapsari R.2008. Uji antimikroba ektrak kunyit putih (Curcuma mangga Val.) terhadap bakteri Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, khamir Candika albicans, dan jamur Aspergillus niger [tesis]. Semarang (ID): Universitas Diponegoro.
Harahap ER, Siregar LAM, Bayu ES. 2013. Pertumbuhan akar pada perkecambahan beberapa varietas tomat dengan pemberian polyethylene glikol (PEG) secara in-vitro. Jurnal Online Agroekoteknologi. 1(3):418-428..
Isabela LO. 2010. Efektivitas sterilisasi menggunakan sinar ultraviolet untuk menurunkan angka kuman udara diruang isolasi penyakit menular RSUD Tugereko Semarang [tesis]. Semarang (ID): Universitas Diponegoro.
Mardiati SM. 2007. Perbandingan kadar garam natrium dan kalium pada tes ferning lendir mulut. Jurnal Sains dan Matematika. 15(1)5-7.
Megawati M. 2017. Gambaran proses dekontaminasi termometer dengan menggunakan alkohol 70% serta metode larutan klorin, air sabun dan ait DTT pada ibu hamil trisemester III di Kelurahann Setiawargi Kecamaran Taman Kota Tasikmalaya Periode Nopember-Desember 2013. Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada. 17(1):123-132.
Rachmawati FJ, Triyana SY. 2008. Perbandingan angka kuman pada cuci tangan dengan beberapa bahan sebagai standarisasi kerja di laboratorium mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia. Jurnal Logika. 5(1): 5-13.








LAMPIRAN



Tidak ada komentar:

Posting Komentar