Laporan
Praktikum
4
Mikrobiologi Nutrisi
|
Hari, Tanggal
Tempat
|
|
: Senin, 12 Maret 2018
: Laboratorium Biokimia, Fisiologi, Mikrobiologi
dan Nutrisi.
|
|
Asisten
|
|
: Oktavia Ayu R /D24140041
|
STERILISASI ALAT DAN BAHAN
Irvan Triansyah
D24160115
Kelompok 4 / G2
DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI
PAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2018
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Mikrobiologi merupakan ilmu yang mempelajari benda
mikroskopis yakni benda yang tidak bisa kita lihat dengan mata telanjang untuk
mengetahui apa yang terjadi. Upaya untuk mengetahui diperlukan cara khusus dan
juga diperlukan teknik penguasaan alat dalam praktik mikrobiologi (Hapsari
2008). Alat-alatnya pun perlu dibersihkan dengan teknik khusus yang disebut
sterilisasi. Sterilisasi merupakan proses mematikan mikroorganisme yang
menempel pada suatu benda atau bahan. Steril absolut merupakan keadaan
benar-benar tidak terdapat mikroba. Steril absolut diperlukan dalam praktikum
atau penelitian mikrobiologi karena alat atau bahan yang terlihat bersih secara
kasat mata belum tentu bersih, jika tidak steril maka hasil dari praktikum atau
penelitian tidak akan mendapatkan hasil yang maksimal karena terpengaruh oleh
benda atau mikroba asing yang tidak diinginkan (Rachmawati dan Triyana 2008).
Ada tiga cara yang
umum digunakan dalam sterilisasi yaitu panas, bahan kimia, dan penyaringan. Sterilisasi
panas ada 2 macam yakni jika panas yang digunakan bersama – sama dengan uap air
disebut sterilisasi panas basah dan jika tanpa kelembapan maka disebut sterilisasi
kering (Hamdiyati 2011).
Sterilisasi
kimiawi dapat dilakukan dengan menggunakan gas atau radiasi. Sterilisasi dengan penyaringan (filtrasi) digunakan
untuk sterilisasi larutan yang termo-labil,
seperti serum, larutan antibiotic, larutan gula, dan larutan urea. Berdasarkan
sifatnya sterilisasi dibagi 2 yaitu sterilisasi sementara dan tetap. Sterilisasi sementara yaitu
sifat steril dalam waktu yang singkat sedangkan sifat yang tetap memiliki sifat
steril yang cukup lama. Metode sterilisasi yang umum digunakan secara rutin
dilaboratorium yakni menggunakan
cara panas (Cahyani 2009). Hal ini yang mendasari praktikum sterilisasi alat
dan bahan.
.
Tujuan
Praktikum ini bertujuan mengkaji cara kerja
sterilisasi yang tepat untuk alat dan bahan tertentu serta teknik kerja aseptik.
TINJAUAN PUSTAKA
Sterilisasi
Sterilisasi
merupakan usaha untuk membebaskan alat atau
bahan dari segala bentuk kehidupan. Dalam melakukan suatu
pekerjaan yakni praktek
mikrobiologi, keakuratan hasil
sangat dipengaruhi oleh kebersihan
suatu alat yang digunakan sehingga perlu dilakukan sterilisasi untuk mendapatkan hasil yang
lebih optimal pada saat melakukan biakan murni yaitu hanya satu spesies mikroba yang
berkembang. Proses
sterilisasi yang tidak sempurna dapat menyebabkan munculnya kontaminasi mikroba
baik yang berasal dari peralatan tersebut
atau kontaminasi mikroba dari lingkungan
(Isabela 2010).
Alkohol 70%
Alkohol
70% merupakan disinfektan kulit. Alkohol 70% adalah cairan antiseptik
yang berfungsi sebagai desinfektan kulit untuk membunuh jamur dan bakteri pada
kulit. Alkohol 70 % ini hanya digunakan untuk pemakaian luar. Alkohol 70% sudah
cukup untuk dapat mematikan sebagian besar bakteri penyakit yang ada di
lingkungan. Selain itu, alkohol 70% juga tidak cepat menguap sehingga mudah
diaplikasikan dalam kehidupan sehari – hari. Dalam hal pembuantannya, alkohol
70% juga cukup mudah diproduksi di pabrik tanpa harus menggunakan teknik
khusus. Lain halnya untuk alkohol di atas 70% yang mana teknik pembuatannya
cukup sulit dan juga lebih mudah menguap sehingga sulit dalam hal pemakaian dan
penyimpanannya ( Megawati 2017).
Lampu Spirtus
Spirtus adalah suatu zat cair yang mengandung alkohol, mudah
menguap, dan terbakar serta sifatnya beracun. Senyawa
kimia spirtus yaitu CH3OH. Lampu
spirtus digunakan untuk fiksasi bakteri, sterilisasi ose, sterilisasi jarum
inokulasi, dan membakar zat atau bahan (Mardiati 2007).
Auto-Clave
Auto-clave adalah alat yang digunakan untuk mensterilkan peralatan dan
perlengkapan dengan menundukkan material untuk uap tekanan tinggi jenuh pada
121°C selama sekitar 15-20 menit tergantung pada ukuran beban. Autoclave sering digunakan untuk mensterilkan alat dan bahan
laboratorium (Grandiosa 2010).
MATERI
DAN METODE
Materi
Alat yang diperlukan untuk praktikum sterilisasi antara
lain, tabung reaksi, auto-clave, spoit, botol biakan,
sprayer, tissue, plastik tahan panas, alumunium foil, cawan petri, kertas yang
diusahakan bebas tinta, ose, tabung hungate, korek api, dan bunsen. Adapun bahan yang dibutuhkan untuk praktikum
sterilisasi antara lain, akuadest, spirtus,
dan alkohol 70%.
Metode
Sterilisasi Sementara
Tubuh praktikan dibersihkan dengan alkohol 70% antara
lain semprotkan pada bagian lengan dan bagian depan dada. Tempat sekitar
disemprot dengan alcohol 70% termasuk udara sekitar lalu dibersihkan
menggunakan tissue pada bagian meja. Alat yang akan digunakan disemprotkan juga
alkohol 70%. Simulasi sterilisasi pemindahan isolate digunakan dengan cara
sebagai berikut. Bersihkan ose dengan alkohol dan tissue. Bersihkan ose dari
ujung konduktor sampai ujung isolator. Tissue disiapkan sebagai alas ose
beserta tissue untuk menutupnya. Alkohol dijauhkan dari api spirtus. Ose
dipanaskan diatas api lampu spirtus dari ujung hingga membara sampai ujung
konduktornya. Tabung hungate yang telah berisi isolate didekatkan pada api
ujungnya. Baik ose maupun tabung hungate harus berada dekat dengan api spirtus.
Ose kembali dipanaskan hingga membara ujungnya lalu diamkan sejenak sampai
tidak membara. Tutup tabung hungate dibuka lalu masukan ose dan ambil isolate.
Tabung hungate baru diambil dan mulut tabung dipanaskan lalu masukan ose yang
ada isolatnya kedalam tabung hungate baru sentuhkan dengan pola zigzag pada
dasar tabung, usahakan tidak mengenai dinding sisi kiri kanan tabung hungate. Tabung hungate tersebut dipanaskan kembali
mulutnya.
Sterilisasi Tetap
Sterilisasi tetap menggunakan autoclave. Cawan petri,
spoit, dan tabung hungate dibungkus dengan kertas lalu dimasukan kedalam
plastik tahan panas dan ikat. Auto-clave disiapkan dan cek air yang berada
didasar usahakan air berada sedikit diatas lubang-lubang besi didasar. Altat-alat
tersebut dimasukan kedalam autoclave dengan suhu 121oC dan tekanan 1
atm selama 15 menit serta buka tutup autoclave dari samping setelah tekanan mencapai
angka nol.
.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Berikut hasil dan
langkah-langkah sterilisasi sementara dan sterilisasi tetap.
Sterilisasi Sementara
Sterilisasi
atas meja menggunakan alkohol 70% lalu dikeringkan memakai tissue.
Sterilisasi
tisue sebagai alas ose menggunakan alkohol 70%.
kontaminan tidak masuk
lewat udara bebas.
Bunsen
dinyalakan dan panaskan ose hingga membara dan
sentuhkan
api sampai ujung isolatornya agar steril.
Mengambil isolate dalam
tabung hungate, sebelumnya tutup tabung dipanaskan. Tabung hungate baru pun
dipanaskan lalu masukan isolate yang menempel pada ose. Semua kegiatan
dilakukan dekat dengan api spirtus.
Sterilisasi sementara merupakan steril atau bebas
benda yang tidak diinginkan dengan waktu yang tidak lama. Sterilisasi pada
tubuh menggunakan alcohol 70% dapat bertahan kira-kira 10 menit (Harahap et al. 2013). Pembakaran merupakan cara
yang ampuh dan 100% efektif, tetapi penggunaannya terbatas pada alat-alat yang
tidak hangus ketika dibakar. Sterilisasi secara kimia, bahan yang sering
digunakan adalah alkohol, umumnya adalah isopropil alkohol 70 - 90 % dan
merupakan yang paling murah dan efisien, tetapi tidak mampu membunuh spora
(Anton 2008)
Sterilisasi Tetap
Alat-alat
yang akan disterilisasi tetap disiapkan.
Cawan
petri disiapkan lalu dibungkus memakai kertas
Cawan petri yang sudah
dibungkus kertas
Spoit
dan syring disiapkan dan langsung masukan ke plastik tahan panas
Pengaduk
kaca dibungkus kertas lalu dimasukan ke plastik tahan panas.
Semua alat yang disterilisasi tetap dimasukan kedalam plastik
tahan panas menjadi satu dan diikat.
Periksa air didasar auto-clave
Masukan plastik tahan
panas yang berisikan alat dan bahan tadi.
Auto-clave
di tutup dan tunggu 15 menit
Sterilisasi tetap merupakan proses yang mengahasilkan
sifat steril yang cukup lama. Alat yang digunakan untuk sterilisasi tetap adalah
auto-clave. Auto-clave merupakan alat sterilisasi dengan menggunakan uap air
yang disertai tekanan tertentu. Tekenan tersebut menghasilkan suhu yang tinggi
untuk mensterilkan tanpa mendidihkan cairan. Prinsip kerja auto-clave yaitu
ketika molekul air menjadi panas maka daya penetrasi bertambah. Air yang berada
dalam auto-clave akan mendidih dan uap air akan mendesak udara didalam.
Sehingga tekanan menjadi naik. Biasanya waktu sterilisasi bahan selama 15 menit
dan sterilisasi alat selama 20 menit. Sterilisasi menggunakan auto-clave adalah
cara terbaik yang efektif dan ideal. Hal tersebut karena uap air merupakan
pembawa energy termal yang paling efektif melunakan lapisan luar mikroorganisme
sehingga akan terjadi koagulasi (Cahyani 2009).
.
SIMPULAN
Berdasarkan cara, sterilisasi ada 3
macam yaitu sterilisasi dengan cara panas, kimiawi, dan penyaringan. Dari
ketiga hal tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan, masing-masing tergantung
bahan atau alat apa yang akan disterilisasi. Sterilisasi diperlukan agar
kondisi alat, bahan, dan tempat dalam keadaan aseptik yaitu bebas dari benda
atau mikroba yang tidak diinginkan serta dalam proses penelitian atau praktikum
agar hasil yang diperoleh akurat.
DAFTAR
PUSTAKA
Anton W. 2008. Mikrobiologi Umum. Malang (ID): Universitas Brawijaya Press.
Cahyani VR. 2009. Pengaruh beberapa
metode tanah terhadap status hara, populasi, mikrobiota, potensi infeksi
mikorisa dan pertumbuhan tanaman. Journal
OF Soil Science And Agroclimatology. 6(1): 43-52.
Grandiosa R. 2010. Efektivitas
penggunaan larutan filtrat jintan hitam (Nigella
sativa) dengan konsentrasi berbeda terhadap pertumbuhan bakteri Aeromonas hydrophila secara in-vitro dan
uji toksisitasnya terhadap ikan mas (Cyprinus
carpio) [skripsi]. Bandung (ID): Universitas Padjadjaran.
Hamdiyati Y. 2011. Pertumbuhan Dan Pengendalian Mikroorganisme II. Bandung (ID):
Universitas Pendidikan Indonesia Press.
Hapsari R.2008. Uji antimikroba ektrak
kunyit putih (Curcuma mangga Val.) terhadap bakteri Staphylococcus
aureus, Pseudomonas aeruginosa, khamir Candika
albicans, dan jamur Aspergillus niger
[tesis]. Semarang (ID): Universitas Diponegoro.
Harahap ER, Siregar LAM, Bayu ES. 2013.
Pertumbuhan akar pada perkecambahan beberapa varietas tomat dengan pemberian
polyethylene glikol (PEG) secara in-vitro. Jurnal
Online Agroekoteknologi. 1(3):418-428..
Isabela LO. 2010. Efektivitas
sterilisasi menggunakan sinar ultraviolet untuk menurunkan angka kuman udara
diruang isolasi penyakit menular RSUD Tugereko Semarang [tesis]. Semarang
(ID): Universitas Diponegoro.
Mardiati SM. 2007. Perbandingan kadar
garam natrium dan kalium pada tes ferning
lendir mulut. Jurnal Sains dan Matematika.
15(1)5-7.
Megawati M. 2017. Gambaran proses
dekontaminasi termometer dengan menggunakan alkohol 70% serta metode larutan
klorin, air sabun dan ait DTT pada ibu hamil trisemester III di Kelurahann Setiawargi
Kecamaran Taman Kota Tasikmalaya Periode Nopember-Desember 2013. Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada.
17(1):123-132.
Rachmawati FJ, Triyana SY. 2008.
Perbandingan angka kuman pada cuci tangan dengan beberapa bahan sebagai
standarisasi kerja di laboratorium mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas
Islam Indonesia. Jurnal Logika. 5(1): 5-13.
LAMPIRAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar