Laporan
Praktikum
6
Mikrobiologi Nutrisi
|
Hari, Tanggal
Tempat
|
|
: Senin, 16 April 2018
: Laboratorium Biokimia, Fisiologi, dan Mikrobiologi
Nutrisi.
|
|
Asisten
|
|
: Retno Palupi /D24140004
|
PEWARNAAN GRAM
Irvan Triansyah
D24160115
Kelompok 4 / G2
DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI
PAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2018
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Hewan
ruminansia memiliki lambung yang kompleks. Salah satu lambung tersebut yaitu
rumen. Peran rumen sangat penting sekali dalam pengolahan zat makanan
ruminansia terutama zat makanan hijauan. Hijauan akan dapat dimanfaatkan jika
dan hanya jika rumen berfungsi sempurna dalam mengubah selusosa atau
hemiselulosa menjadi senyawa VFA. Beberapa mikroba merupakan agen pengubah hal
tersebut didalam rumen tetapi beberapa mikroba dalam rumen tidak mampu mengubah
zat makanan tersebut menjadi VFA, yang berarti ada yang menguntungkan dan ada
yang merugikan. Cara mengetahui mikroba yang menguntungkan dan merugikan dapat
kita lakukan dengan pewarnaan gram (Sujaya et
al. 2008).
Pewarnaan gram
merupakan suatu metode untuk membedakan suatu bakteri berdasarkan struktur
dinding selnya. Prinsip pewarnaan gram yaitu pemberian warna kristal violet dan
safranin dimana pada bakteri positif gram akan bewarna ungu sedangkan untuk
bakteri negatif gram akan bewarna merah. Fungsi pewarnaan gram hampir selalu
digunakan sebagai langkah pertama dalam mendiagnosis bakteri, memudahkan melihat
mikroba dengan mikroskop, memperjelas ukuran dan bentuk mikroba, melihat
struktur dalam bakteri seperti dinding sel dan vakuola, dan menghasilkan
sifat-sifat fisik dan kimia khas dari mikroba dengan zat warna. Hal ini lah
yang mendasari praktikum pewarnaan gram pada mikroba cairan rumen (Endriani et al. 2010).
Tujuan
Praktikum ini bertujuan melihat perbedaan morfologi
bakteri gram positif dan bakteri gram negatif pada cairan rumen.
TINJAUAN PUSTAKA
Pewarnaan Gram
Pewarnaan Gram adalah teknik yang cepat dan digunakan
untuk melihat adanya bakteri dalam sampel jaringan dan untuk menggolongkan
bakteri tersebut sebagai Gram-positif atau Gram-negatif, berdasarkan
sifat-sifat kimiawi dan fisik dinding selnya. Pewarnaan ini didasarkan pada
tebal atau tipisnya lapisan peptidoglikan di dinding sel dan banyak sedikitnya
lapisan lemak pada membran sel bakteri (Meidira et al. 2017).
Bakteri Gram Positif dan Gram
Negatif
Jenis bakteri berdasarkan pewarnaan gram dibagi menjadi dua yaitu gram
positif dan gram negatif. Bakteri gram positif memiliki dinding sel yang tebal
dan membran sel selapis. Sedangkan bakteri gram negatif mempunyai dinding sel
tipis yang berada di antara dua lapis membran sel. Perbedaan respon terhadap
mekanisme pewarnaan gram pada bakteri adalah didasarkan pada struktur dan
komposisi dinding sel bakteri. Bakteri gram positif mengandung protein dan gram
negatif mengandung lemak. Bakteri garam positif
merupakan bakteri yang mengikat warna utama (Crystal violet) dengan kuat sehingga tidak dapat dilunturkan oleh
peluntur dan tidak diwarnai lagi oleh zat warna lawan (safranin) pada mikroskop
sel-sel mikroba tampak berwarna ungu. Bakteri gram negatif merupakan bakteri yang mempuyai daya mengikat
zat warna utama tidak kuat, sehingga dapat dilunturkan oleh peluntur dan dapat diwarnai oleh zat warna
lawan (safranin) pada pengamatan mikroskop sel-sel bakteri tampak berwarna
merah (Pratiwi 2008).
Jenis dan Morfologi Bakteri
Rumen Positif dan Negatif
Bakteri selulolitik yang mempunyai
kemampuan untuk memecah selulosa dan mampu bertahan pada kondisi yang buruk
pada saat makanan yang mengandung serat kasar yang tinggi. Bakteri proteolitik mempunyai kemampuan untuk memecah protein, asam amino,
dan peptida menjadi ammonia dan bias merugikan karena sebagian asam amino
digunakan untuk sumber energi mereka. Bakteri methanogenic merupakan bakteri
yang dapat mengkatabolisasi alkohol dan asam organik menjadi methan dan
karbondioksida. Bakteri amilolitik merupakan bakteri yang dapat
memfermentasikan amilum. Bakteri yang memfermentasikan gula, bakteri lipolitik
yang merupakan bakteri rumen yang dapat menghidrolisis lemak menjadi gliserol
dan asam lemak, bakteri pemanfaat asam, dan bakteri hemiselulotitik merupakan
bakteri gram positif (Saropah et al. 2013).
Tidak semua jenis protozoa mempunyai aktivitas selulolitik atau berpengaruh
positif terhadap kecernaan serat. Ada protozoa yang berpengaruh negatif dalam
sistem pencernaan rumen. Protozoa dari sub-kelas holotrich dan Isotricha sp.
menyebabkan penurunan pH rumen dan mengganggu pencernaan pakan berserat. Protozoa
Entodinium berpengaruh positif terhadap
pencernaan pakan berserat. Banyak Holotrichia
dan Oligotrichia secara aktif memakan
bakteri di dalam rumen. Spesies protozoa di dalam rumen berubah tergantung pada
makanan rumiansia, musim, dan lokasi geografis. Keberadaan protozoa dalam rumen
sering mengganggu ekosistem bakteri, karena mempunyai sifat memangsa bakteri
dan secara negatif mempengaruhi proses pencernaan serat pakan (Febriansyah
2011). Struktur dinding sel fungi dan komposisinya mirip bakteri gram negatif.
Organisme ini dinamakan sebagai Oscillospira
guillermondii dan hanya terdapat dalam rumen (Kumala dan Pratiwi 2014).
MATERI DAN METODE
Alat dan Bahan
Alat
yang digunakan dalam praktikum ini yaitu syring, spoit, objek glass, spidol,
Bunsen, korek api, mikroskop, gelas arloji, dan tissue. Bahan yang digunakan
dalam praktikum ini yaitu pewarna Kristal violet, safranin, I2 dalam
KI, minyak imersi, alkohol 95%, media bakteri rumen, akuadest, dan alkohol 70%.
Metode
Praktikan
dan tempat disterilisasi menggunakan alkohol 70% serta dilap menggunakan tissue.
Bunsen disiapkan untuk dilakukan selama proses pewarnaan gram. Objek glass
disterilisasi menggunakan alkohol 70% dan dilap menggunakan tissue lalu di buat
lingkaran dengan menggunakan spidol permanen pada bagian belakang objek glass
untuk memberikan pembatas pengamatan. Syring diambil dan dibersihkan. Tutup
atau bagian mulut tabung reaksi yang berisikan rumen dibersihkan. Proses
tersebut dilakukan didekat bunsen yang menyala. Cairan rumen diambil dan dioleskan diatas
objek glass lalu diratakan seluas lingkaran pembatas tadi. Objek glass yang
sudah berisi olesan cairan rumen difiksasi agar cairan rumen menempel di objek
glass, usahakan jangan terlalu menyentuh api agar dinding sel tidak pecah.
Kristal violet diberikan pada objek glass selama 1 menit. Objekglass disiram
dengan akuadest secara merata sampai warna ungu hilang. I2 dalam KI
diteteskan agar pewarnaan lebih jelas selama 2 menit. Objek glass disiram menggunakan
alkohol 95% hingga warna hilang lalu disiram akuadest. Safranin diberikan
sebagai pemberi warna merah selama 2 menit. Akuadest diberikan dan tekan-tekan
dengan perlahan objek glass menggunakan tissue. Objek glass diamati dibawah
mikroskop.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Berikut hasil pengamatan
pewarnaan gram positif dan negatif pada cairan bakteri rumen dibawah mikroskop dengan
perbesaran seratus.
Gambar 1 bakteri gram positif yang terdapat dalam
cairan rumen dengan perbesaran 100 kali.
Gambar 2 bakteri gram negatif yang terdapat dalam
cairan rumen dengan perbesaran 100 kali.
Gambar 3 kiri bakteri gram positif dan kanan bakteri
gram negatif yang terdapat.
Sumber : https://id.wikihow.com/Melakukan-Pewarnaan-Metode-Gram
Pembahasan
Pewarnaan gram
merupakan suatu metode untuk membedakan suatu bakteri berdasarkan struktur
dinding selnya. Prinsip pewarnaan gram yaitu pemberian warna kristal violet dan
safranin dimana pada bakteri positif gram akan bewarna ungu sedangkan untuk
bakteri negatif gram akan bewarna merah. Fungsi pewarnaan gram hampir selalu
digunakan sebagai langkah pertama dalam mendiagnosis bakteri, memudahkan melihat
mikroba dengan mikroskop, memperjelas ukuran dan bentuk mikroba, melihat
struktur dalam bakteri seperti dinding sel dan vakuola, dan menghasilkan
sifat-sifat fisik dan kimia khas dari mikroba dengan zat warna (Meidira et al. 2017).
Pewarnaan gram pada media rumen yaitu akan menghasilkan warna ungu atau
biru pada mikroba gram positif. Bakteri
selulolitik Bakteri proteolitik Bakteri methanogenic Bakteri amilolitik, Bakteri
memfermentasikan gula, bakteri lipolitik, bakteri pemanfaat asam, bakteri hemiselulotitik
merupakan bakteri gram positif. Warna merah pada mikroba gram negaif. Protozoa
dari sub-kelas holotrich dan Isotricha sp. menyebabkan penurunan pH
rumen dan mengganggu pencernaan pakan berserat. Protozoa Entodinium berpengaruh positif terhadap pencernaan pakan berserat.
Banyak Holotrichia dan Oligotrichia secara aktif memakan
bakteri di dalam rumen. Fungi struktur dinding sel dan komposisinya mirip
bakteri gram negatif. Organisme ini dinamakan sebagai Oscillospira guillermondii (Pratiwi 2008).
Hasil yang diperoleh saat praktikum pada gambar 1 menunjukan mikroba
gram positif bewarna ungu berbentuk bulat berkoloni beraturan membentuk
lingkaran. Hal ini sesuai dengan Utama et
al. (2013) bakteri gram positif antara lain Streptococcus thermophilus, Strepthococcus cremoris yang
semuanya ini adalah bakteri gram positif
berbentuk bulat (coccus). Gambar 2
menunjukan mikroba gram negatif bewarna merah bulat-bulat berkoloni tak
beraturan. Hal ini sesuai dengan Anggraini (2015) bakteri gram negatif berbentuk
coccus adalah bakteri selulolitik. Kesalahan
biasanya terjadi karena ”overstaining”
dan ”overdecolozing”, yaitu terlalu
lama memberikan zat-zat warna atau pancucian dengan alkohol. Akibatnya
Gram-positif dapat menjadi Gram negatif.
Fungsi Alkohol 95% berfungsi mencuci lemak pada dinding
sel bakteri (Huda 2017). I2 dalam KI merupakan Iodin yang dilarutkan dengan KI akan menyebabkan terbentuk larutan yang
mengandung ion Triodida. Ion triodida
ditambahkan ke dalam air + amilum, maka hasil warna larutan tersebut menjadi
merah tua pekat dan agak encer. Padahal seharusnya campuran tersebut berwarna
biru tua . Iodida mudah dioksidasi dalam larutan asam menjadi iod bebas dengan
sejumlah zat pengoksidasi iod bebas ini lalu bisa diidentifikasi dari pewarnaan
biru-tua yang dihasilkannya dengan larutan kanji (Febrianti et al 2016). Safranin
adalah pemberian zat penutup (counter
stain). Safranin juga merupakan pewarnaan tandingan atau pewarna sekunder,
zat ini berfungsi untuk mewarnai sel-sel yang telah kehilangan warna utama,
dengan kata lain memberikan warna pada bakteri non-target. Safranin berfungsi
sebagai zar warna tandingan luruhnya kompleks mg-Ribonucleid acid- crystal violet dari dinding sel bakteri gram negative
(Mubarak et al. 2016). Kristal violet
merupakan reagen berwarna ungu. Kristal violet ini merupakan pewarna primer
yang akan memberi warna pada mikroorganisme target. Kristal violet bersifat
basa sehingga mampu berikatan dengan sel mikroorganisme yang bersifat asam.
Dengan perlakuan seperti itu, sel mikroorganisme yang transparan akan terlihat
berwarna ungu. Pemberian kristal violet pada bakteri gram positif akan
meninggalkan warna ungu muda (Desmara et
al. 2017)
SIMPULAN
Pewarnaan
gram berguna untuk mengklasifiasikan jenis mikroba yang menguntungkan dan
merugikan. Biasanya gram positif bewarna ungu atau biru
mendapati peran mendukung dalam proses pencernaan dalam rumen sebaliknya gram
negatif mendapati peran tidak mendukung dalam proses pencernaan dalam rumen
kecuali pada fungi yang memang morfologinya seperti gram negatif.
DAFTAR
PUSTAKA
.
Anggraini AL. 2015. Isolasi dan skrining bakteri Indigenous dari air rendaman pelepah tanaman salak (Zalacca edulis) yang berpotensi sebagai
bakteri selulolitik [skripsi]. Surakarta (ID): Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Desmara S, Rezeki S, Sunnati. 2017. Konsentrasi hambat minuman dan
konsentrasi bunuh minuman ekstrak daun kemangi (Ocimum sanctum L.) terhadap pertumbuhan Candida albicans. Journal
Caninus Dentistry. 2(1):31-39.
Endriani R, Andrini F, Alfina D. 2010. Pola resistensi bakteri penyebab
infeksi saluran kemih terhadap antibakteri di Pekanbaru. Jurnal Natur Indonesia. 12(2): 130-135.
Febriansyah RA. 2011. Uji viabilitas konsorsium bakteri biodekomposer
selama dua bulan guna menentukan umur inokulum yang optimal [skripsi]. Malang
(ID): Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
Febrianti N, Rohmana IR, Yunianto I, Putri RD. 2016. Perbandingan aktivitas antioksidan buah pepaya (Carica papaya L.) dan buah jambu biji merah (Psidium guajava L.). Jurnal Biologi. 2(11): 17-24.
Huda WAK. 2017. Pemberian aditif air kelapa, rebusan daun sirih, dan
campurannya terhadap lemak darah ayam broiler [skripsi]. Semarang (ID): UNDIP.
Kumala S, Pratiwi AA. 2014. Efek antimikroba dari kapang endofit ranting
tanaman biduri. Jurnal Farmasi Indonesia.
7(2): 111-120.
Meidira S, Darmawati S, Wilson W. 2017. Identifikasi Vibro cholerae pada kerang hijau (Perna viridis) yang dijual di tambak lorok Semarang [tesis].
Semarang (ID): UNIMUS.
Mubarak Z, Chismirna S, Daulay HH. 2016. Aktivitas antibakteri ekstrak
propolis alami dari sarang lebah terhadap pertumbuhan Enterococcus faecalis. Journal
Of Syiah Kuala Dentistry Society. 1(2): 175-186.
Pratiwi SI. 2008. Aktivitas antibakteri tepung daun jarak (Jatropha curcas L.) pada berbagai
bakteri saluran pencernaan ayam broiler secara in vitro. Bogor (ID): Institut
Pertanian Bogor.
Saropah DA, Jannah A, Maunatin A. 2013. Kinetika reaksi enzimatis ekstrak
kasar enzim selulase bakteri selulolitik hasil isolasi dari bekatul. Jurnal Alchemy. 2(1): 34-45.
Sujaya N, Romana Y, Widarini NP,
Suariani NP, Dwipayanti NMU, Nocianitri KA, Nursini NW. 2008. Isolasi dan
karakterisasi bakteri asam laktat dari susu kuda sumbawa. Jurnal Veteriner. 9(2): 52-59.
Utama CS, Sulistyanto B, Setiani BE. 2013. Profil mikrobiologis pollard
yang difermentasi dengan ekstrak limbah pasar sayur pada lama peram yang
berbeda. Jurnal Agripet. 13(3): 35-46
Tidak ada komentar:
Posting Komentar